Cara Orangtua Mengajari Ibadah untuk Anak Keterbelakangan Mental, Simak Penjelasan Buya Yahya

Cara Orangtua Mengajari Ibadah untuk Anak Keterbelakangan Mental, Simak Penjelasan Buya Yahya (foto: YouTube Al-Bahjah TV)

SIGIJATENG.ID – Umat muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah seperti shalat lima waktu, puasa, zakat dan lainnya.

Namun, ada beberapa kondisi yang membuat seorang muslim boleh untuk tidak melakukan demikian, salah satunya adalah anak yang memiliki keterbelakangan mental.

Keterbelakangan mental merupakan gangguan perkembangan otak yang ditandai dengan nilai IQ di bawah rata-rata dan ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti orang normal.

Jadi anak yang seperti itu tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang buruk.

Lantas, bagaimana yang harus dilakukan oleh orang tua untuk mengajarkan anaknya shalat atau ibadah? Apakah anak itu akan berdosa jika tidak beribadah? Simak penjelasan Buya Yahya berikut ini.

Melalui salah satu kajian yang diunggah di kanal YouTube Al-Bahjah TV, seorang jamaah bertanya kepada Buya perihal itu.

“Ada tetangga saya yang dimana beliau mempunyai anak keterbelakangan mental, sekarang sudah berusia baligh namun dalam beribadah kadang melakukan kadang tidak. Dia belum tau itu sebuah kewajiban. Lalu bagaimana ibadah anak tersebut dan apa yang harus dilakukan orang tua untuk mengajarinya?” tanya jamaah tersebut, dikutip SIGI JATENG, Senin (30/1/23).

Menanggapi pertanyaan tersebut, Buya Yahya menjelaskan bahwa anak seperti itu merupakan anugerah dari Allah yang bisa mengantarkan orang tua ke surga.

“Kabar gembira bagi para orang tua yang memiliki anak seperti itu. Ketahuilah bahwa itu adalah anak ahli surga yang berjalan di atas bumi,” ujar Buya Yahya.

Lebih lanjut, Buya Yahya mengatakan, anak yang memiliki keterbelakangan mental seperti itu ia tidak pernah ada dosa.

“Dia ahli surga, cuma masih diatas bumi. Maka muliakanlah dia,” jelasnya.

Orang tua yang diberikan oleh anak seperti ini oleh Allah, merupakan kesempatan bagi orang tua untuk memiliki ahli surga.

Tak hanya untuk orang tuanya saja, Buya Yahya lanjut menjelaskan bahwa anak istimewa tersebut juga merupakan kunci kesuksesan untuk semua orang yang peduli dengannya.

“Allah bersama orang lemah. Kalau orang bisa kita bantu maka akan dapat pahala. Apalagi orang yang seperti ini,” ujar Buya.

Kemudian Buya mengingatkan, jangan sampai anak seperti ini malah dizalimi.

Adapun terkait untuk ibadah anak itu, maka dilakukan semampunya. Sebab, anak seperti itu tidak bisa membedakan antara halal atau haram, maka tetap tidak ada dosa baginya.

Lalu, untuk orang tua atau orang terdekatnya yang penting tetap mengajari atau melatihnya.

“Apabila tidak mau, jangan dipaksa. Hanya dihimbau saja,” kata Buya.

“Yang pasti adalah menghindarkan dia dari sesuatu yang haram,” sambungnya.

Di akhir buya yahya menegaskan kembali, orang tua yang memiliki anak seperti ini, kalau bisa menyayangi semaksimal mungkin, maka akan dibuka semua kebaikan dari Allah.

“Selagi peduli, maka akan digampangkan rizkinya dan dimudahkan segala urusannya. Karena Allah telah janji akan menolong orang yang berurusan dengan orang lemah.” pungkas Buya.

(dimas)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini