sigijateng.id – Bagi umat muslim, bulan Rajab merupakan salah satu bulan suci dalam Islam. Sejumlah ulama menyebut di bulan Rajab itu setidaknya ada tiga malam yang utama. Sebagaimana dikutip dari detikHikmah, Jumat (26/1/2023), Rajab termasuk bulan haram dalam Islam bersama dengan Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharam.
Bulan yang disucikan tersebut termaktub dalam Al-Qur’an Surah At Taubah ayat 36. Allah SWT berfirman,
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”
Hal ini juga disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakrah RA dari Rasulullah SAW yang bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Artinya: “Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim)
Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam kitab tafsirnya, bulan Rajab yang termasuk bulan haram sebagaimana disebutkan dalam surah At Taubah ayat 36 di atas, berasal dari kata tarjib yang artinya menghormati. Kata ini dijamakkan dalam bentuk arjab, rajah, dan rajabat.
Allah SWT melarang hamba-Nya untuk berbuat aniaya terhadap diri mereka sendiri di bulan haram. Sebab, dalam bulan-bulan haram itu sanksi berbuat dosa jauh lebih berat daripada dalam hari-hari lainnya. Begitu halnya dengan perbuatan maksiat yang dilakukan di Kota Makkah.
3 Malam Utama saat Bulan Rajab
Imam Al-Ghazali mengatakan dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin, dalam setahun ada 15 malam istimewa. Mayoritas malam istimewa tersebut berada di bulan Ramadhan, yakni pada akhir bulan Ramadhan, malam ganjil pada sepuluh hari terakhir, dan malam 17 Ramadan.
Tiga malam istimewa berada di bulan Rajab yakni malam pertama bulan Rajab, malam tanggal 15 bulan Rajab, dan malam tanggal 27 bulan Rajab atau malam Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.
Dalam Mukhtashar Minhajul Qashidin karya Ibnu Qudamah, umat Islam dianjurkan untuk menghidupkan malam-malam istimewa tersebut karena memiliki keutamaan. Rasulullah SAW pernah bersabda,
“Siapa saja yang mengerjakan amal kebajikan pada malam ini, niscaya ia akan memperoleh kebaikan seratus tahun.” (HR Muslim dengan redaksi yang sedikit berbeda, namun maknanya serupa)
Dalam Mukhtashar Ihya’ Ulumuddin juga terdapat riwayat yang lebih panjang mengenai anjuran untuk mengerjakan amal saleh pada malam-malam utama tersebut, bahwa Nabi SAW pernah menjanjikan,
“Bagi hamba yang beramal pada malam-malam tersebut, ia akan mendapatkan kebaikan yang setara dengan amalan seratus tahun. Orang yang shalat sebanyak dua belas rakaat pada malam-malam yang dimaksud, dengan membaca surah Al Fatihah dan surah Qaf setelahnya, dalam setiap rakaat, lalu membaca tasyahud setiap dua rakaat dan mengucapkan salam pada rakaat terakhir, diikuti membaca subhanallahi wal hamdulillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbaru sebanyak seratus kali, membaca istighfar (memohon ampun) seratus kali, membaca shalawat untuk Nabi SAW seratus kali dan berdoa apa saja bagi kebutuhan dirinya, untuk urusan dunia maupun akhirat nya, serta berpuasa di pagi harinya, niscaya Allah Ta’ala mengabulkan seluruh doanya; kecuali jika ia sedang dalam kemaksiatan (melakukan dosa besar).”
Menurut Ibnu Qudamah, hadis yang berupa anjuran mengerjakan shalat malam pada malam-malam utama tersebut tidak kuat. (Red)
Baca Berita Lainnya
- PSIS Semarang Perpanjang Rekor Kalah, Dibantai Barito Putera 3-0
- Yuk Bisa Cek Disini, Berikut Ini Daftar Nama Jemaah yang Berhak Lunasi Biaya Haji 2023!
- Pemesanan Tiket Kereta Api Angkutan Lebaran 2023 Terus Melonjak, KAI Umumkan Berikut Ini
- Menhub : Dua Titik Jalur Darat Bakal Terjadi Penumpukan Arus Mudik Saat Lebaran 2023
- Sempat Linglung, Seorang PNS di Purworejo Tewas Hanyut di Sungai Bogowonto
100 25