SIGIJATENG.ID – Filsafat merupakan ilmu yang mengkaji pertanyaan-pertanyaan umum dan asasi, misalnya pertanyaan-pertanyaan tentang eksistensi, penalaran, nilai-nilai luhur, akal budi, dan bahasa.
Dalam perspektif Islam, filsafat merupakan upaya untuk menjelaskan cara Allah menyampaikan kebenaran atau yang haq dengan bahasa pemikiran yang rasional.
Karena berdasarkan perspektif pemikiran orang, maka kemungkinan keliru dan bertentangan satu sama lain adalah hal yang wajar.
Dalam perkembangannya, filsafat kini menjadi salah satu ilmu yang diminati oleh sebagian orang. Bahkan, banyak perguruan tinggi yang menyediakan jurusan filsafat.
Namun, masih ada sebagian orang yang menganggap belajar filsafat merupakan hal yang tabu. Tak sedikit yang mengatakan belajar filsafat adalah haram hukumnya dan bisa mengakibatkan seorang muslim menjadi murtad.
Lantas apakah hal itu benar? Simak penjelasan Buya Yahya berikut ini!
Melalui salah satu kajian yang diunggah di kanal YouTube Al-Bahjah TV, seorang jamaah bertanya hukum belajar filsafat.
“Apakah benar belajar filsafat itu haram? Kalau iya, mengapa haram? Apa karena metafisika dan teologi? Bukankah seorang muslim wajib mengenal Tuhannya, siapa yang mereka sembah?” tanya jamaah tersebut, dikutip SIGI JATENG, Jumat (27/1/23).
Menanggapi pertanyaan tersebut, Buya Yahya menjelaskan sosok Imam Ghazali yang menjadi filusuf besar, namun ia tidak murtad dan tidak dikatakan atheis.
“Belajar filsafat, Imam Ghazali filusuf besar. Cuman belajar filsafat yang salah jalan itu yang bermasalah. Imam Ghazali itu adalah ahli filsafat tapi tidak murtad, tidak dikatakan atheis,” ujar Buya.
Lebih lanjut, menurut Buya, filsafat itu pemikiran. Sehingga pemikiran bisa saja salah atau sesat. Buya Yahya juga mengungkap jika banyak terjadi kesalahan dari kaum falsafah.
“Filsafat itu pemikiran. Pemikiran bisa saja yang salah, sesat. Makanya termasuk kesalahan dalam pakar aqidah menyebutkan kesalahan filosof adalah mengatakan alam itu adalah dahulu. Banyak kesalahan-kesalahan dari kaum falsafah,” terangnya.
Buya Yahya menerangkan, Imam Ghazali memiliki kitab yang bisa meruntuhkan pemikiran-pemikiran filosof yang tidak benar. Tidak akan bisa meruntuhkan filosof kecuali dia adalah seorang filosof.
“Yang jadi masalah belajar filsafat ngaco tiba-tiba besok nggak sholat. Saya belajar filsafat juga, saya baca buku filsafat. Saya baca bukunya Ghazali tentang filsafat, jadi falsafah ini adalah ilmu akal,” jelas Buya.
Belajar filsafat adalah ilmu yang tidak bisa diingkari. Hanya saja, ada tambahan yang diambil dari filsafat luar seperti Yunani yang tidak atas dasar islam.
“Ada yang dibaca di ilmu filsafat itu sesuatu yang nggak bisa diingkari. Ilmunya pasti, cuma di situ ada tambahan-tambahan yang diambil dari filsafat Yunani, yang tidak atas dasar islam menyesatkan ‘ada’. Makanya belajar filosof filsafat harus ilmu ada dong, gurunya harus ada dong,” terangnya.
Tak sampai disitu, Buya Yahya lanjut menjelaskan, seseorang yang belajar filsafat belum tentu dianggap kafir. Tergantung belajar di mana dan gurunya siapa. Sebab, jika benar belajar filsafat bisa mengantarkan seseorang sampai kenal dengan Allah.
“Belajar ilmu akidah kita itu adalah ibadah dalamnya adalah belajar ilmu falsafah. Memang betul ada orang mengingkari pakar akidah di saat mereka belajar filsafat. Karena belajar filsafat adalah haram. Filsafat yang mana yang dikatakan haram,” jelas Buya Yahya.
“Makanya belajar falsafah itu, jika benar yang dipelajari adalah mengantarkan dia sampai kenal kepada Allah,” sambungnya.
“Jadi tidak serta merta semua yang belajar filsafat itu langsung kafir juga enggak. Tinggal belajarnya di mana dan gurunya siapa dan buku apa yang dibaca. Kemudian setiap orang belajar filsafat tidak langsung kita katakan sebagai seorang atheis nggak bisa,” sambungnya lagi.
(dimas)
Baca Berita Lainnya
- Ketua BNPB Apresiasi Manajemen RSI Sultan Agung dalam Mitigasi dan Evakuasi Bencana Banjir
- Ajang PPD 2024, Pemprov Jateng Andalkan Program “Tuku Lemah Oleh Omah”
- Wali Kota Ungkap Upaya Pemkot Semarang Dalam Penanganan Pasca Banjir
- Bank Jateng Gandeng Pemprov Jateng Gelar Mudik Asyik 2024, Tersedia 3.570 Kursi
- Teknologi Modifikasi Cuaca Mulai Diterapkan di Kota Semarang, Berakhir Rabu Besok