Bagaimana Hukumnya Jika Memberi Makanan Kemudian Makanan Tersebut Dibuang? Simak Penjelasan Buya Yahya!

Bagaimana Hukumnya Jika Memberi Makanan Kemudian Makanan Tersebut Dibuang? Simak Penjelasan Buya Yahya! (Foto: Thumbnail YouTube Al-Bahjah TV)

SIGIJATENG.ID – Berbagi merupakan indikator tingkat ketaqwaan seorang mukmin dan salah satu perbuatan yang akan mendatangkan cinta Allah SWT.

Dalam Islam, setiap harta ataupun rezeki yang diberi oleh Allah SWT terdapat hak orang lain di dalamnya. Untuk itu, kelebihan harta yang dimiliki hendaklah digunakan untuk berbagi rezeki baik dalam bentuk infak, zakat, ataupun sedekah.

Sedekah sendiri merupakan menginfakkan harta atau uang bagi yang membutuhkan dan diniatkan karena Allah Ta’ala, termasuk pula berupa makanan.

Namun bagaimana hukumnya jika orang kita beri makanan, tapi makanan tersebut malah dibuang? Hal ini pernah dijelaskan oleh Buya Yahya.

Melalui salah satu kajian yang diunggah di kanal YouTube Al-Bahjah TV, seorang jamaah bertanya kepada Buya Yahya perihal itu.

“Jika kita memberi makanan pada orang yang membenci kita, kemudian makanan tersebut malah dibuang. Bagaimana hukumnya Buya?” tanya jamaah tersebut, dikutip SIGI JATENG, Rabu (18/1/23).

Menanggapi pertanyaan tersebut, Buya Yahya mengatakan, bagi orang yang gemar berbagi makanan dan lainnya tak usah pusing memikirkan perlakuan yang diberi atau disedekahi.

Buya Yahya menerangkan apabila Anda memberikan makanan lantas makanan itu dibuang oleh orang yang Anda beri, maka pahala tetap tidak berkurang.

“Kalau seperti itu, Anda perlu koreksi diri yang pertama mungkin makanan yang tidak layak Anda berikan, mungkin makanan yang sudah lama bukan yang baru,” terang Buya Yahya.

Bisa jadi makanan itu tidak dibuang sia-sia melainkan diberikan untuk hewan misalnya ayam atau lele.

Lebih lanjut, Buya Yahya menghimbau untuk waspada agar tak terjebak virus benci atau dendam yang bisa menular, sebaiknya berhusnudzon saja dengan orang yang diberi.

“Mungkin yang saya kasih busuk, atau belum termakan, atau ketumpahan sesuatu kemudian dijemur dijadikan makanan hewan, jadi jangan suudzon, kalau Anda tulus memberi jangan pikir yang tidak-tidak,” ujar Buya Yahya.

Apabila telah memberi sesuatu kepada orang lain termasuk makanan, maka tidak perlu mencari tahu apakah dimakan, dikasihkan lagi ke orang dan sebagainya.

Hendaknya menghindari rasa atau sifat yang bisa mengotori hati dengan prasangka-prasangka yang belum tentu kebenarannya.

“Kalaupun memang sudah tidak bisa berhusnudzon lagi, makanan itu benar-benar dibuang di depan muka Anda, percayalah hanya makanan yang terbuang tapi pahala Anda semakin besar di hadapan Allah,” papar Buya Yahya.

Kemudian bisa jadi makanan yang diberikan tidak disukai oleh orang yang diberi, misalnya sambal pedas yang enak menurut Anda belum tentu enak menurut orang lain.

Untuk itu, Buya Yahya mengingatkan harus tahu diri, dan jangan mudah berprasangka buruk kepada orang lain.

“Akan merugi jika sudah bersedekah namun tidak mendapatkan pahala akibat prasangka buruk dan marah-marah,” ujar Buya Yahya.

Sementara itu, solusi sedekah bagi orang kikir, yakni meminta kepada Allah agar menjadikan diri tidak pelit atau kikir lagi, berlaku pula untuk sifat-sifat lainnya misalnya sombong, dan penyakit lainnya maka disadari terlebih dahulu. (dimas)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini