Argentina Kalah Dramatis, Jerman Bertemu Prancis di Final Piala Dunia U-17 2023 Sabtu

Timnas Argentina U-17 gagal melaju babak final Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia setelah kalah dengan Jerman U017 di babak semifinal. (Instagram)

SOLO (sigi jateng) –  Argentina U-17 gagal melaju ke babak final Piala Dunia U-17 setelah kalah dramatasi dengan Jerman U-17 di babak semifinal Piala Dunia U-17 yang digelar di Stadon Manahan Solo  Selasa (28/11/2023) sore.

Argentina kalah adu penalti dengan Jerman setelah laga 90 berimbang 3-3. Pada saat adu penalti, Argentina kalah 4-2.

Jerman U-17 akan bertemu Prancis U-17  pada babak final Piala Dunia U-17 yang bakal digelar di Stadion Manahan Solo, Sabtu  (2/12/2023) pukul 19.00 WIB.

Tiket final Prancis didapat setelah Prancis ini sukses mengalahkan Mali dengan skor 2-1. Laga Prancis vs Mali digelar di Stadon Manahan setelah laga Argentina vs Jerman tadi malam.

Dua laga babak semifinal berlangsung menarik dan dalma tempo tinggi.

Argetina vs Jerman

Laga semi final yang pertama, Argentina langsung menekan Jerman sejak awal. Gawang mereka sudah diancam Valentino Acuna lewat sepakan keras yang bisa diblok barisan belakang.

Namun demikian, lewat serangan balik yang cepat, Jerman malah memimpin duluan pada menit kedelapan. Dari serangan balik di sisi kiri, bola dioper Noah Darvich kepada Paris Brunner yang menusuk ke kotak penalti.

Melewati adangan satu pemain Argentina, Brunner melepaskan sepakan ke tiang dekat, melewati ketika Jeremias Florentin sebelum masuk ke gawang.

Gol itu membuat Argentina tersentak dan mereka menekan habis Jerman lewat kombinasi Claudio Echeverri, Agustino Ruberto, dan Valentino Acuna di depan.

Sementara Jerman banyak melakukan serangan balik yang beberapa kali hampir membongkar pertahanan Argentina.

Argentina baru bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-35 lewat Agustino Ruberto yang meneruskan umpan Dylan Gorosito, dengan sepakan keras di tengah kotak penalti dan tak kuasa dihalau Konstantin Heide.

Heide hampir kebobolan lagi andaikan tidak menepis sepakan Echverri pada menit ke-37 dari jarak dekat.

Di menit akhir injury time babak pertama, Argentina berbalik unggul lewat gol kedua Ruberto yang juga mengukuhkan posisinya di puncak daftar top scorer turnamen.

Serangan cepat dari sisi kiri diakhiri umpan Acuna ke Ruberto ke kotak penalti. Ruberto mengecoh pemain Jerman sebelum menembak ke pojok kanan atas.

Setelah unggul 2-1 di babak pertama, Argentina coba menaikkan intensitas serangan untuk bisa mendapatkan gol tambahan.

Usaha Jerman menyamakan skor berhasil pada menit ke-57 lewat gol kedua Brunner. Brunner dalam posisi bebas di kotak penalti setelah serangan balik, sebelum diakhiri dengan sepakan keras ke gawang Florentin.

Jerman malah berbalik unggul 3-2 lewat gol Max Moerstedt pada menit ke-69. Moerstedt menanduk bola free kick dan tak kuasa diadang Florentin.

Memasuki 10 menit akhir pertandingan, kedua tim sama-sama bermain agresif dengan saling bertukar serangan. Kedua tim sama-sama punya peluang tapi bisa dimentahkan.

Argentina lebih tajam memasuki injury time dengan beberapa kali mengancam gawang Heide. Echeverri sempat punya kans dari jarak dekat tapi bisa ditepis Heide.

Ruberto! Penyerang Argentina itu mencetak hat-trick pada menit ke-97 sekaligus membuat skor imbang 3-3. Berada dalam posisi bebas usai menerima umpan terobosan Echeverri, Ruberto menyontek bola dengan kaki kirinya ke pojok atas gawang Heide.

Pertandingan semifinal harus dituntaskan dengan adu penalti. Argentina sebelum itu mengganti kiper dari Florentin ke Franco Villalba untuk babak tos-tosan ini.

Pada kesempatan pertama, Jerman bikin gol lewat Eric da Silva Moreira sementara penendang Argentina Franco Mastantuono gagal setelah dibendung Heide.

Dua kesempatan berikutnya, Jerman sukses sekali dan gagal sekali. Sementara Echeverri gagal menunaikan tugasnya dan Argentina mencetak gol pertamanya dari Juan Gimenez.

Jerman akhirnya melaju ke final setelah Paris Brunner mencetak gol penalti keempat ke pojok kiri, tanpa bisa dihalau Villalba untuk menang 4-2.

Prancis vs Mali

Laga Prancis U-17 vs Mali U-17, Kedua tim tampil menyerang sejak peluit babak pertama dibunyikan. Beberapa kali Prancis dan Mali menciptakan peluang, namun belum ada gol tercipta hingga 15 menit pertama.

Setelahnya, Mali U-17 tampil lebih mendominasi. Setidaknya, tim besutan Soumaila Coulibaly mencatatkan 9 kesempatan mencetak gol di babak pertama. Sementara Prancis lebih banyak mengandalkan serangan balik di babak ini.

Jelang turun minum, Mali akhirnya unggul 1-0 lewat sang kapten, Ibrahim Diarra, memanfaatkan bola liar di depan gawang Prancis.

Menit 50, serangan balik cepat Mali nyaris membobol gawang Prancis, sayang tendangan Diarra masih menyamping.

Petaka terjadi bagi Mali di menit 55, mereka harus bermain dengan 10 orang setelah Souleymane Sanogo. Dalam tayangan VAR, Sanogo terlihat menginjak kaki pemain Prancis.

Tak berselang lama, Prancis mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 melalui sundulan Yvan Titi.

Menit 70, Prancis berbalik memimpin 2-1 lewat gol yang dicetak Ismail Bouneb melalui set piece. Tendangan Bouneb gagal dihalau Bourama Kone dan meluncur deras masuk ke gawang Mali.

Beberapa menit berselang giliran Mali mendapat tendangan bebas di depan gawang Prancis. Sayang kesempatan itu gagal dimaksimalkan dengan baik.

Bahkan berawal dari tendangan bebas yang gagal, Mali nyaris kebobolan andai penyerang Prancis, Mathis Lambaourde bisa memanfaatkan serangan balik cepat itu menjadi gol.

Bermain dengan 10 pemain membuat Mali harus lebih kerja keras membongkar pertahanan Prancis. Berkali-kali, Mali coba membuat peluang lewat Ibrahim Kanata dan Mamadou Doumbia namun belum juga menghasilkan gol.

Hingga menit 85, skor 2-1 untuk keunggulan Prancis. Memasuki menit akhir, Mali mendapat dua peluang apik. Peluang pertama lewat tendangan bebas, sayang masih membentur mistar gawang Prancis.

Lalu peluang lewat Doumbia, memenangi duel dengan bek Prancis, Doumbia sukses menguasai bola di depan gawang, sayang tendangannya masih melambung.

Tambahan waktu 13 menit. Jelang laga usai, Mali terus menggempur pertahanan Prancis. Tapi juga masih sulit mencetak gol untuk menyamakan skor. (asz)

Berita terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini