Ujian Doktor di UIN Walisongo, Gus Hanif Usung Disertasi Fungsi Sosial Perempuan dalam Al-Qur’an

KH. Muhammad Hanif Mahfudz (Gus Hanif) saat mempresentasikan disertasinya dalam ujian terbuka untuk meraih gelar doktor di UIN Walisongo Semarang pada Selasa (18/1/2022). (Foto. Mushonifin/sigijateng.id)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Al-Qur’an dalam ayat-ayatnya menjadikan perempuan sosok ideal dalam pembangunan peradaban. Tidak akan ada peradaban di dunia ini jika tidak ada perempuan. 

KH. Muhammad Hanif Mahfudz, pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro Kabupaten Semarang mencoba mengetengahkan tema perempuan dalam disertasinya untuk meraih gelar doktor di UIN Walisongo Semarang, Selasa (18/1/2022).  

Disertasi yang berjudul “Fungsi Sosial Perempuan Dalam Islam; Analisis Sosiolinguistik Kata Imra’ah dan Nisa’ Dalam Al-Qur’an”, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Semarang tersebut menjelaskan secara detail gambaran perempuan ideal baik secara hukum, moralitas, dan individualitas. 

“Sebetulnya sosok perempuan itu kan sudah ideal ya digambarkan dalam Al-Qur’an. Jadi kalau perempuan ingin menjadi sosok ideal ikuti saja nilai-nilai sosial yang ada dalam Al-Qur’an,” ujar pria yang akrab disapa Gus Hanif itu seusai ujian terbuka untuk meraih gelar doktor di UIN Walisongo Semarang pada Selasa (18/1/2022). 

“Itu tentu saja akan menjadi sosok perempuan yang ideal baik dalam aspek moralitas, rumah tangga, aspek hukum, maupun dalam aspek yang lebih individual seperti cara berpakaian,” imbuh putra sulung ulama kharismatik, Almaghfurlah KH. Mahfudz Ridwan pendiri Ponpes Edi Mancoro Semarang itu. 

Selain itu, mode fashion dan cara berpakaian juga secara psikologis dan sosiolinguistik menentukan kepribadian sosok perempuan. 

“Pilihan terhadap mode fashion itu juga menjadi penting dalam menampilkan sosok perempuan ideal. Dan itu telah digambarkan secara ideal dalam Al-Qur’an,” tekannya. 

Gus Hanif mengatakan, ada 114 istilah yang menggambarkan perempuan dalam Al-Qur’an. Menurut Gus Hanif, dalam kitab Mu’jam An-Nisa’ Fi Al-Qur’an (Kamus Wanita dalam Al-Qur’an), menurutnya dari 114 istilah tersebut terangkum lima istilah penting untuk perempuan. 

“Kalau kata Imro’ah dan Nisa’ itu di Al-Qur’an banyak maknanya. Dalam kitab Mu’jam An-Nisa’ Fi Al-Qur’an (Kamus Wanita dalam Al-Qur’an) itu ada 114 istilah sebenarnya. Cuma memang ada lima istilah penting yang memotret peran sosial perempuan,” ujarnya. 

Lima aspek penting yang dimaksud adalah aspek hukum, moralitas, adat istiadat, ritual ibadah, dan bersuci. 
“Pada aspek struktur hukum atau pandangan sosial dalam hukum, lalu dalam aspek moralitas, lalu ada dalam aspek adat dan tradisi, dalam aspek moral etika, dan terakhir dalam ritual ibadah dan bersuci,” bebernya. 

“Nah kelima aspek inti ini bisa dirangkum bahwa sosok perempuan ideal adalah sosok yang religius sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai di dalam Al-Qur’an,” imbuhnya. 

Dalam disertasinya tersebut, Gus Hanif juga menyajikan tawaran solusi agar perempuan terhindar atau dapat melawan kekerasan yang menimpanya. 

“Terkait dengan kekerasan seksual terhadap perempuan yang kerap terjadi, saya harap penelitian disertasi ini menjadi patokan bagi kita bagaimana memperlakukan dan memposisikan perempuan baik sebagai subjek maupun objek. Karena ini harus seimbang tidak kemudian satu dikalahkan dan satu dimenangkan,” ujarnya. 

Gus Hanif menyatakan terkait kekerasan seksual yang sering terjadi, perempuan tidak dapat disalahkan. Namun laki-laki juga harus memahami posisi perempuan. 

Jika laki-laki memahami peran sosial perempuan seperti dijelaskan dalam disertasinya, maka kekerasan seksual dapat ditekan. 

“Ya tidak hanya pada perempuannya, laki-lakipun harus memahami betul penghargaan Al-Qur’an terhadap perempuan sehingga laki-lakipun harus memahami peran-peran perempuan. Jadi jangan disalahkan perempuannya, laki-lakipun harus memahami aspek-aspek itu,” pungkasnya. (Mushonifin) 

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini