TPD Pulangkan ODGJ Asal Pati Yang Kabur ke Semarang

Kasie TSPO Dinsos Semarang, Bambang Sumedi dan Koordinator TPD, Dwi Supratiwi (rompi merah) saat mengantarkan kelayan di Panti Rehabilitasi Pangruki Mulyo, Rembang. (Foto. Dinsos Kota Semarang)

SEMARANG (Sigi Jateng) -.Tim Penjangkauan Dinsos (TPD) Kota Semarang mengembalikan seorang ODGJ asal Pati yang lari dari panti rehabilitasi Pangruki Mulyo Rembang. ODGJ tersebut kabur hingga ke Kota Semarang beberapa waktu lalu.

Dwi Supratiwi, selaku ketua TPD mengatakan pihaknya saat bertemu dengan ODGJ tersebut lalu diantar ke Dinas Sosial Kota Semarang. Kemudian oleh Dinsos diantarkan ke panti rehabilitasi asalnya.

“Alhamdulillah kita berhasil mengembalikan seorang ODGJ yang tanpa identitas kepada keluarganya di Pati,” katanya, Rabu (6/7/2022).

Mulanya, kata aktivis perempuan Nahdlatul Ulama (NU) Kota Semarang ini melanjutkan, seorang pria muda dengan perkiraan usia 30 tahun dilaporkan masyarakat dalam laporan 112.

“Informasi masuk tentang ODGJ yang meresahkan di wilayah Kawasan Industri Tugu Wijaya,” ungkapnya.

Saat itu, sambungnya, Satpol PP sudah berada di lokasi dan berhasil mengevakuasi kelayan (istilah klien Dinsos,-red) di wilayah Perumahan Sangrila, Randugarut, Tugu, Semarang.

“Maka tim (TPD) segera menyusul untuk pendampingan ke RSJ Amino Gondohutomo,” terangnya.

Tiwi, sapaan alrab Dwi Supratiwi ini lantas menerangkan tugas TPD dalam menangani ODGJ pada pendampingan setelah kelayan tersebut masuk ke rumah sakit jiwa.

“Memang ada dalam kondisi tertentu bisa langsung dievakuasi TPD, biasanya ini masuk kategori ODMK (Orang dengan masalah kejiwaan) seperti orang ling-lung atau ODGJ yang bisa distabilkan,” bebernya.

Hasilnya, kelayan pun terus membaik dan mampu menyebut identitas diri setelah beberapa hari menjalani perawatan di RSJ Amino Gondohutomo Semarang. Di lain sisi, TPD berkoordinasi melakukan cek finger (cek sidik jari) untuk memastikan identitas kelayan sesuai dengan data kependudukan.

“Ini kita koordinasikan agar jelas dari mana asalnya, dan diketahui ternyata kelayan berasal dari Pati,” jelasnya.

Pendampingan administrasi, lanjutnya juga menjadi tugas TPD. Selain itu, pihaknya juga melakukan monitoring secara langsung maupun tidak langsung.

“Kadang kita koordinasi lewat chating atau telepon dengan petugas rumah sakit, kadang juga kita cek sendiri perkembangannya, tergantung situasi,” ucapnya.

Namun demikian untuk mengembalikan kelayan kepada keluarga bukan perkara mudah. Sebab mesti memperhatikan banyak hal seperti kesiapan keluarga. Hal ini disampaikan Kepala Seksi (Kasie) Tuna Susila dan Perdagangan Orang (TSPO) Dinsos Kota Semarang, Bambang Sumedi.

“Pasien dinyatakan sudah harus pulang, ini kita komunikasikan kepada Dinsos setempat agar mengedukasi keluarga terlebih dahulu agar pasien tidak kambuh dan kembali ke jalan,” terangnya.

Terlebih lagi, dirinya mendapat kabar bahwa kelayan tersebut pernah dirawat di Panti eks psikotik Pangrukti Mulyo Rembang.

“Kelayan ini pernah dirawat di panti tapi kabur dan entah bagaimana bisa sampai Semarang,” akunya.

Saat dipertemukan dengan keluarga, lanjut Tiwi proses reunifikasi (istilah Dinsos untuk pengembalian kelayan kepada keluarga,-red) belum berhasil sepenuhnya. Sebab masih ada keraguan atau ketakutan jika sewaktu-waktu kambuh.

“Ibu dari kelayan kami dihadirkan di panti. Jadi reunifikasi di panti, tidak di rumah. Kemudian pihak keluarga kelayan menghendaki dirawat di panti dulu. Katanya kalau di rumah buat masalah dan pergi-pergi. Nanti setelah dilihat ada perkembangan keluarga akan jemput. Apalagi saat ini kondisi kelayan masih belum stabil, makanya belum bisa menerima. Keluarga juga menyatakan akan ke panti setiap saat untuk menjenguk,” urainya. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini