Kendal (Sigijateng.id) – Puluhan santri serta pengasuh berbagai pondok pesantren (Ponpes) di Kendal mendeklarasikan diri menolak paham radikalisme yang dapat merusak tatanan negara dan ideologi Pancasila, di Aula Makodim 0715 Kendal pada Senin (15/8).
Bupati Dico M Ganinduto mengatakan, biasanya paham radikalisme masuk ke tengah masyarakat secara sembunyi-sembunyi. Mereka mencoba mencuri hati masyarakat yang kemudian didoktrin hingga memiliki pemahaman anti Pancasila.
“Hal seperti ini sangat penting sekali untuk terus diwaspadai,” ungkapnya disela acara deklarasi bersamaan saat acara Jagong Bareng Forkopimda Kendal di Makodim Kendal, Senin (15/8/2022).
Menurutnya, untuk mencegah masuknya paham radikalisme diperlukan peningkatan pada sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, jika SDM sudah baik, maka paham radikalisme susah untuk menyusupinya.
“Untuk mencegah masuknya paham radikalisme di tengah masyarakat perlu adanya kegiatan-kegiatan produktif yang dilakukan masyarakat,” tutur suami artis Wyne Fredericha ini.
Pada kesempatan yang sama, Dandim Kendal Letkol Inf Misael Marthen Jenry Polii mengatakan bahwa Indonesia adalah milik bersama. Maka, menjadi kewajiban kita bersama untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Dandim menyampaikan, tugasnya dan tugas Kapolres menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat. Dijelaskan, jika keamanan dan ketertiban terjaga dengan baik, maka, tugas pemerintah akan berjalan dengan baik, sehingga perekonomian masyarakat juga akan bertumbuh dengan baik.
“Salah satu tugas menjaga keamanan wilayah ini termasuk mencegah masuknya paham-paham radikal yang akan memperngarui stabilitas negara, termasuk di Kabupaten Kendal,” jelasnya.
Dia menegaskan, akan langsung berkoordinasi dengan Polres Kendal untuk menindak tegas paham radikalisme jika berani masuk ke Kabupaten Kendal. Pihaknya berharap melalui kegiatan positif para santri dan pimpinan Ponpes di Kabupaten Kendal bisa mencegah paham radikalisme yang dapat merorong persatuan dan kesatuan bangsa.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Manbaul Hikmah Kaliwungu, Gus Basyarrohman mengatakan, jauh-jauh hari sebelum berdirinya NKRI, bela bangsa bela negara adalah harga mati bagi seorang santri.
Dia juga membenarkan perlunya meningkatkan SDM santri untuk mencegah masuknya paham radikalisme.
“Peningkatan SDM santri ini penting sekali mengingat saat ini tak sedikit pesantren yang terpapar paham radikalisme. Biasanya terjadi di pesantren-pesantren yang tertutup,” kata Pria yang akrab disapa Gus Basyar. (Red)
Baca Berita Lainnya
- Udinus Latih Susun Modul Berbasis Belajar Merdeka untuk SMA/SMK se Jepara
- Naik KA Jarak Jauh Usia 18 Tahun ke Atas Belum Divaksin Booster Wajib Tes RT-PCR
- Percantik Wajah Kota Semarang, Prasasti Bank Jateng di Jalan Pemuda Diresmikan
- Semua Sudah Kembali, Inilah Delapan Jemaah Haji Kini Masih Dirawat di Arab Saudi Karena Sakit
- Dijaga Ketat Aparat Bersenjata Lengkap, Sejumlah Petugas Berompi KPK Datangi Kantor Bupati Pemalang