Tilik Atlet, Program KONI Kota Semarang yang Melecut Semangat Reihan Jadi yang Terbaik di Porprov 2023

Ketua KONI Kota Semarang yang memantau latihan golf pada program "Tilik Atlet" beberapa waktu lalu. (Foto Humas KONI)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Program tilik atlet yang digagas Ketum KONI Kota Semarang Arnaz Agung Andrarasmara membuat semangat golfer muda Reihan, terlecut.

Ia bertekad memberikan yang terbaik bagi Kota Semarang tidak hanya di Porprov 2023 namun juga di turnamen golf di dalam dan di luar negeri.

Ya, Reihan Surasara Yudha adalah salah satu atlet bertalenta yang panen prestasi.
Meski demikian, di awal meniti olahraga ini sebagai karier suksesnya untuk masa depan, Reihan juga pernah merasakan getirnya bulliying.

Ditemui di sela latihannya di driving range Gombel Golf, ia sempat membagikan kisahnya yang pernah dirundung akibat fokus bermain golf.

Mungkin ini berkaitan dengan eksklusivitas olahraga tersebut, yang akhirnya membuat teman-teman di masa itu merundungnya.
Terlebih, saat SD, Reihan lebih sering bolos sekolah, hanya untuk golf.

Pemuda kelahiran tahun 2003 dengan nama lengkap, Reihan Surasara Yudha ini memang telah menggauli olahraga golf sejak masih duduk di bangku SD.

Namun pada awalnya, dia hanya ikut bermain dengan sang ayah, tanpa ada ekspektasi lebih untuk menjadi seorang atlet.

Baru ketika Reihan naik ke kelas 6, dia memilih untuk berfokus di golf, ketimbang sekolah.

“Masuk kelas 6 itu ditanya sama ayah, mau pilih golf atau sekolah. Nah, dari situ saya pilih golf, ya udah, sekolahnya langsung jadi nomor dua,” kenang Reihan.

Karena pilihan hidup itulah, ia merasakan cambuk sukses dari getirnya sebuah perundungan.

“Gara-gara itu, pernah saya pas SD baru masuk sekolah jam 11 siang dan itu diliatin banyak temen. Dari situ kadang kena bully, tapi nggak apa-apa, alhamdulillah saya jadi kuat dan bisa berprestasi,” tambahnya.

Bukan hanya kena bully, Reihan juga mengaku sempat tidak mendapatkan dukungan dari sekolah, meski mendapatkan berbagai penghargaan di cabang olahraga tersebut.

“Dulu pas awal-awal dapat piala, pihak sekolah tuh masih kayak ‘apa sih’ gitu. Tapi ya ndakpapa, keluarga tetap support dan alhamdulillah itu yang bikin saya juga makin semangat,” tegas Reihan yang mengaku pernah menangis karena di-underestimated.

Kini, Reihan telah membuktikan bahwa pilihannya untuk fokus di dunia golf tidak sia-sia.

Bahkan, dia pernah mencetak rekor sejarah Champion Match Play sebagai perwakilan Jawa Tengah di tahun 2019 dan menjadi juara termuda. Wow!

Saat ini, Reihan juga tergabung sebagai salah satu atlet Program Semarang Emas (PSE) di bawah naungan KONI Kota Semarang.

Semangat Reihan untuk membuktikan bahwa dunia yang dipilihnya ini sangat inspiratif.

Dia tahu apa yang dia mau, dia paham potensi dirinya, dan dia pun tidak enggan untuk melawan arus omongan miring orang lain guna mengejar mimpinya.

Semoga kisah Reihan dapat kita jadikan pengingat bahwa, mimpi yang tidak pernah diperjuangkan adalah mimpi yang tidak akan pernah terwujudkan. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini