Tidak Ingin Dipindah, Puluhan Pedagang Pasar Relokasi Johar MAJT Semarang Gelar Doa Bersama

Puluhan pedagang pasar relokasi Johar MAJT, Semarang menggelar doa bersama, di dalam pasar , Rabu (30/11/sore). ( foto aris/sigijateng.id)

SEMARANG (sigijateng.id) – Puluhan pedagang pasar relokasi Johar MAJT, Semarang gelar doa bersama, di dalam pasar tersebut, Rabu (30/11/sore). Lokasi pasar relokasi Johar MAJT adalah di barat MAJT Gayamsari Semarang.

Mereka berdoa bersama, memohon agar bisa tetap berjualan di tempat itu, pasalnya belakangan ini muncul kabar kalau tempat itu tidak akan dibuka, pedagang tidak boleh berjualan lagi di pasar itu, karena pembangunan Pasar Johar di Kauman Semarang sudah jadi.

Bergabung dan ikut berdoa tidak hanya pedagang di Pasar Relokasi Johar MAJT, namun juga beberapa ulama, tokoh agama, dan tim yang dibentuk Yayasan Nadhir Wakaf Masjid Agung Semarang yakni Gus Khamad, Drs H Istajib, H Isdiyanto, dan lain-lain.

Bahkan juga turut serta ratusan anggota Patriot Garuda Nusantara (PGN) dari berbagai daerah di Jawa Tengah, termasuk Ketua Umum PGN, KH Nuril Arifin Husein yang akrab disapa Gus Nuril.

H Istajib saat memberikan sambutan dalam acara doa bersama di Pasar Relokasi Johar MAJT Semarang, Rabu (30/2022). ( foto aris/sigijateng)

Murni, salah satu pedagang yang ikut doa bersama, mengatakan, dirinya bersama puluhan pedagang ingin tetap berjualan di pasar pasar relokasi Johar MAJT. Ia tidak ingin meninggalkan pasar relokasi Johar MAJT itu.

Dikatakannya, pasar Johar Baru tidak layak digunakan berjualan. Selain luas lapak yang kecil, akses untuk bongkar muat barang juga tidak representative. Pedagang merasa kesulitan berjualan di pasar Johar Baru.

“Di sana (Pasar Johar Baru) luas kios hanya 1×2 meter, sangat tidak ideal. Akses bongkar muat barang juga tidak ada. Berbeda dibanding di sini (relokasi kawasan MAJT) luasnya 32 meter persegi atau 4×8 meter,” imbuhnya.

Murni menambahkan, pengunjung juga lebih nyaman berbelanja di pasar relokasi MAJT dibanding Johar Baru. Sebab, lokasi lapak pedagang mudah diakses, berbeda dengan Pasar Johar Baru yang letaknya berada di dalam.

“Hanya saja, saya berharap harga sewa diturunkan. Saat ini biaya sewa di pasar relokasi Johar MAJT Rp 12 juta per tahun,” kata Murni.

H Istajib berharap agar Pemkot bersikap persuasif dengan pedagang, jangan sampai ada pembongkaran pasar Johar Relokasi. Pasar Relokasi ini menempati tanah milik Yayasan Nadhir Masjid Agung Semarang

“Kami berharap Pemkot Semarang menghibahkan aset pasar Johar Relokasi dan pedagang bebas memilih mau milih di Johar Kauman atau Johar Relokasi , jangan ada pemaksaan,” kata Istajib.

Istajib juga meminta agar Plt Walikota Semarang Hevearita G Rahayu agar bijaksana dan berpihak pada kepentingan umat.

“Kami yayasan bermisi memberdayakan tanah wakaf supaya produktif sebagaimana amanat UU Wakaf dan untuk kemaslakhatan MAJT, MAS dan pedagang,” katanya.

Istajib mengatakan, para pedagang di Pasar Relokasi Johar MAJT Semarang resah, karena ada kabar Satpol PP Kota Semarang akan memaksa agar dikosongkan. Sementara,  banyak pedagang yang ingin bertahan dan yayasan Yayasan Nadhir Masjid Agung Semarang juga tetap menginginkan Pasar Relokasi Johar MAJT tetap ada dan menjadi kemaslakhatan umat.

“Kami berharap Satpol PP Kota Semarang bersikap bijaksana dan jangan ada statemen bubarkan, kisongkan. Itu kebijakan yang tidak enak didengar masyarakat,” kata dia.

Ketua Umum PGN, KH Nuril Arifin Husein yang akrab disapa Gus Nuril menambahkan, Pemkot Semarang jangan sampai menutup pasar Relokasi Johar MAJT. Biarkan pedagang yang berjualan di sini, diberi kesempatan untuk berjualan.

“Kami akan ikut berjuang bersama para pedagang,” tegas  Gus Nuril. (aris)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini