Tangkal Radikalisme dan Intoleran, Keterlibatan Pemuda Miliki Peran yang Sangat Penting

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid (Foto : bnpt.go.id)

Jakarta (Sigijateng.id) –  Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid mengatakan, pelibatan generasi muda sangat penting untuk menangkal penyebaran paham radikalisme, khususnya di kalangan mereka sendiri.

“Pelibatan pemuda sangat penting dan sangat vital. Karena berdasarkan hasil survei tahun 2020 lalu, sebanyak 12,2 persen masyarakat Indonesia yang masuk dalam kategori indeks potensi radikalisme didominasi para generasi muda,” kata Nurwakhid dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/4/2022).

Nurwakhid menguraikan, dari 12,2 persen itu, 85 persen adalah generasi muda yaitu generasi milenial antara umur 20 sampai 39 tahun. Kemudian yang kedua Generasi Z yaitu umur 14 sampai 19 tahun.

Dalam acara diskusi Pelibatan Pemuda dalam pencegahan Radikalisme dan Terorisme dengan Pitutur Kebangsaan di Depok, Rabu (13/4/2022), Direktur Pencegahan BNPT itu mengatakan penting sekali peranan kaum pemuda dilibatkan dalam kontra radikalisasi, baik itu kontra ideologi, kontra propaganda maupun kontra narasi terutama di dunia maya. Karena sebaran paham intoleransi dan radikalisme itu lebih banyak didominasi melalui dunia maya.

“Karena hasil survei dari lembaga survei Setara Institute itu di tahun 2019-2020 an konten-konten keagamaan di dunia maya didominasi sekitar 67% yang mana isinya tentang konten-konten keagamaan yang intoleran dan radikal,” jelasnya.

“Sehingga banyak menyasar anak-anak muda terutama generasi milenial maupun generasi Z yang mayoritas menggunakan gadget atau menggunakan fasilitas dunia media sosial,” sambung alumni Akpol tahun 1989 ini.

Terkait potensi radikal dan intoleransi, mantan Kabagbanops Detasemen Khusus (Densus) 88/Anti Teror Polri ini mengatakan, dalam menjalankan misi untuk merekrut para generasi muda, kelompok radikal ini sering kali memanipulasi, mendistorsi, dan mempolitisasi agama. (Dye)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini