Semen Gresik Optimalkan Pemanfaatan Alternative Fuel dan Raw Material (AFR)

Penjelasan alur proses penggunaan Limbah Bonggol Jagung sebagai Alternative Fuel oleh karyawan kepada manajemen PTSG saat launching perdana pada 8 Desember 2021 lalu.

REMBANG (Sigijateng.id ) – PT Semen Gredik (PTSG) terus mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku dan bahan bakar alternatif atau Alternative Fuel & Raw Material (AFR) sebagai pengganti bahan baku dan bahan bakar utama dengan tujuan penghematan sumber daya dan penggunaan bahan baku serta energi yang ramah lingkungan.

Kepala Departemen Produksi dan Pemeliharaan PTSG, Mochmad Syaiful, menandaskan penggunaan AFR bertujuan sebagai salah satu solusi mengatasi limbah, meminimalisasi emisi, mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam tidak terbarukan, dan mengurangi emisi CO2 sehingga berperan menekan pemanasan global.

Pengumpanan perdana Limbah Bonggol Jagung sebagai bahan bakar alternatif proses produksi ramah lingkungan PTSG pada 8 Desember 2021 lalu.

”Pemanfaatan limbah sebagai bahan baku atau bahan bakar alternatif merupakan bentuk komitmen perusahaan mendukung program industri hijau yang ramah lingkungan. Selain itu, mengurangi harga pokok produksi karena membatasi penggunaan bahan bakar utama yaitu batu bara dan solar industri,” kata Syaiful dalam siaran persnya, Senin (07/03).

Peningkatan alternative fuel selama tahun 2021, kata Syaiful, dari sisi subtitusi energi panas atau Thermal Substitution Rate (TSR) naik sebesar 218% jika dibanding 2020. Sedangkan kebutuhan batubara perseroan selama 2021 mampu mencatatkan TSR 122% di atas target.

”Penggunaan alternative fuel tentu menghemat harga pokok produksi, karena mengurangi konsumsi bahan bakar utama yaitu batu bara dan solar yang merupakan sumber daya yang tidak terbarukan, serta mengurangi emisi gas khususnya CO2. Hal ini sejalan dengan roadmap perusahaan dalam program konservasi energi,” tegas Syaiful.

Di sisi lain, sambung dia, pendapatan tambahan juga dari program polluter payment yang membakar limbahnya di pabrik milik Semen Gresik. Mereka yang memiliki limbah SBE dan bottom ash bisa memanfaatkan fasilitas pabrik ini untuk memusnahkan kedua material tersebut dalam proses produksi semen.

“Pabrik atau penghasil limbah dapat bersinergi dengan kami atas setiap ton yang dimusnahkan yang kami estimasikan bisa mencapai 40.000 sampai 50.000 ton per tahunnya. Tahun 2021 yang merupakan masa pandemi Covid-19, kami juga telah memusnahkan 32,18 ton limbah medis,” tambahnya.

Panen Raya Jagung di area pertanian sekitar perusahaan. Limbah Bonggol Jagung hasil panen raya tersebut dimanfaatkan PTSG sebagai bahan bakar alternatif dalam proses produksi semen.

Lanjut Syaiful, beberapa bahan alternatif digunakan Semen Gresik dalam proses produksi. Untuk bahan alternative fuel menggunakan limbah internal seperti oli bekas, filter PPU bekas, dan majun (lap) bekas. Selain itu juga sudah memanfaatkan limbah bonggol jagung yang banyak diperoleh di Kabupaten Rembang dan limbah sepatu. Sedangkan untuk bahan alternative raw materials menggunakan Spent Bleaching Earth (SBE), De-Oiled Bleaching Earth (DOBE), fly ash, dan bottom ash. (aris)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini