Rayakan Paskah 2022, Gereja St Theresia Bongsari Semarang Akan Bagikan Menu Buka Puasa

Ketua Paroki St Theresia Bongsari, Rm Didik SJ bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam sebuah kunjungan beberapa waktu lalu. (Foto dokumen Gereja St Theresia)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Umat Kristiani, khususnya Katolik mulai merayakan rangkaian menyambut Hari Raya Paskah. Ada 3 Misa Hari Raya yang diselenggarakan, yaitu Kamis Putih, Jumat Agung dan Minggu Paskah (14-17 April 2022).

Pada Misa Kamis Putih, umat mengenangkan Perjamuan Malam Terakhir bersama Yesus Kristus. Dalam perjamuan itu, Yesus memberikan perintah untuk mewujudkan tindakan cinta kasih. Perintah itu ditunjukkan dengan teladan membasuh kaki para murid-Nya. Yesus meminta para murid-Nya melakukan tindakan serupa kepada orang lain secara lebih luas.

Terinspirasi misteri tersebut, pada Kamis hari ini (14/4/2022), Paroki St Theresia Bongsari mengadakan acara pembagian makan gratis untuk buka puasa. Pembagian makan gratis yang biasa disebut “Piring Kasih” dilakukan tiap kamis siang namun bertepatan bulan Ramadhan maka pembagian dilakukan sore hari.

Selain, memimpin misa di Gereja St Theresia Bongsari dan Gereja St Agustinus Panjangan, Rm Eduardus Didik Chahyono SJ juga merayakan Ekaristi di Kapel Susteran Penyelenggaraan Ilahi Pamularsih. Dalam Ekaristi itu, Rm Didik SJ membasuh kaki 12 suster sepuh berusia di atas 70 tahun.

“Para suster sepuh tersebut telah menjadi duta cinta kasih yang nyata.Selama hidupnya para suster mendedikasikan diri dalam pelayanan dan mengajari kita menghidupi bahasa Cinta Kasih,” ujar Rm Didik SJ.

Dalam homilinya Rm Didik SJ mengangkat keprihatinan atas peristiwa penganiayaan dosen sebuah perguruan tinggi negeri dan perang yang terjadi di sejumlah negara.

”Ajaran Yesus Kristus mengenai Cinta Kasih masih relevan hingga saat ini.Kita masih perlu terus membudayakan bahasa cinta kasih menjadi bahasa hidup kita.Maraknya aksi kekerasan dan masih adanya peperangan menunjukkan bahasa cinta kasih ini belum tertanam dalam diri kita.Belajar dari Yesus Kristus dalam perjamuan malam terakhir,mari kita jadikan keluarga kita sekolah penanaman bahasa cinta kasih.institusi agama hendaknya menjadi penguat penanaman bahasa cinta kasih ini,” ungkap Rm Didik SJ.

Selanjutnya, Rm Didik SJ menjelaskan misteri perayaan Jumat Agung dan Minggu Paskah. Hari Raya Jumat Agung, umat Kristiani mengenangkan peristiwa sengsara dan wafat Yesus Kristus.

“Kita ditunjukkan adanya sosok ilahi yang berkenan membela dan menebus dosa manusia. Betapa kita pantas tersentuh hati dan bertobat karena sosok Ilahi telah memberikan diri-Nya, mengalami kesengsaraan karena penolakan dan dosa manusia,” ucapnya.

“Peristiwa Salib bukanlah warta ratapan melainkan warta yang mengajak kita untuk bersedia turut serta menghayati kemartiran demi membela harkat martabat manusia agar selamat. Dalam Perayaan Paskah kita diteguhkan bahwa Kebaikan tetap akan menang. Sekalipun upaya mewujudkan kebaikan menghadapi kesulitan dan tantangan,bersama Yesus Kristus kita yakin akan mengalami kemuliaan kebangkitan,” tutupnya. (Mushonifin)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini