Mengenal Lebih Dekat Keluarga Nasikhin Selesaikan S2 di UIN Walisongo dalam Waktu 1 Tahun 4 Bulan, Hanya dari Keluanga tak Mampu

Nasikihi foto bersama kedua ortu dan kadua adiknay usai wisuda S1 tahun lalu. Foto: sreenshoot vian/sgijateng.id

Batang (Sigijateng.id) – Memiliki anak yang berprestasi menjadi kebanggaan setiap orang tua pada umumnya. Seperti yang dirasakan pasangan suami istri Sobirin dan Afifah warga Dusun Lobang Barat RT 2 RW 1 Desa Sangubanyu Kecamatan Bawang Kabupaten Batang, Jawa Tengah ini.

Bagaimana tidak, meski bukan tergolong dari keluarga yang tidak mampu. Sobirin yang hanya bekerja sebagai pedagang ikan keliling dan bertani ternyata memiliki sejumlah anak yang membanggakan dan memiliki segudang prestasi.

Pasalnya, ketiga anaknya mampu mengenyam di bangku pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan orang tuanya yang hanya sampai di tingkat Sekolah Dasar. Itupun pasangan suami istri Sobirin dan Afifah tidak sampai lulus.

Nasikhin anak pertamanya kini baru saja selesai menyelesaikan studi S2 dengan waktu tempuh yang sangat singkat. Sebagai mahasiswa Program Studi Magsiter (S2) Universita Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang ia mencatatkan pretasi akademik luar biasa dan jarang bisa dilakukan mahasiswa pada umumnya.

Nasikhin hanya butuh waktu 3 semester, atau 1 tahun lebih 3 bulan dan 29 hari. Kebanyakan pada umumnya, kuliah S2 butuh waktu minimal 2 tahun atau empat semester bahkan banyak yang lebih.

Sobirin orang tua dari Nasikhin saat mengolah hasil bertaninya disela tidak berdagang ikan dirumahnya. Foto :vian/sigijateng.id

Kemudian anak kedua bernama Ismutik saat ini tengah menyelesaikan tugas skripsi di UIN KH Abdurahman Wahid Pekalongan program S1 Jurusan Bahasa Inggris. Sedangkan anak ketiganya Ulul Albab juga bisa duduk dibangku perguruan tinggi menyusul kakaknya Ismutik di UIN KH Abdurahman Wahid Pekalongan juga.

Yang lebih hebat lagi, prestasi keberhasilan Nasihin nampaknya juga ditiru oleh adik-adiknya. Ulul Albab yang baru duduk di semester II UIN KH Abdurahman Wahid Pekalongan juga baru saja mendapatkan prestasi luar biasa. Yakni meraih juara 1 Essai Festar tingkat Nasional belum lama ini.

Atas keberhasilan dan prestasi ketiga anaknya tersebut, justru tak membuat sombong bahkan menjadikan rendah diri bagi keluarga Sobirin dan Afifah warga Desa Sangubanyu Kecamatan Bawang Kabupatebn Batang ini.

“Alhamduliulah meski kami dari keluarga tidak mampu, semua anak-anak kami bisa mengeyam di bangku pendidikan yang tinggi. Kami hanya terus berdoa, agar ketiga anak kami menjadi orang yang beruna bagi agama, nusa dan bangsa,” ucap Sobirin saat ditemui sigijateng.id dirumahnya, Kamis (30/6/2022).

Bagi Sobirin, dengan prestasi yang dimiliki semua anak-anaknya justru menjadikan lebih mensyukuri akan nikmat dan karunia yang diberikan Allah SWT kepadanya. Yakni dengan diberikan anak-anak yang soleh dan membanggakan.

Ia menceritakan, kesehariannya sebagai pedagang ikan keliling yang pendapatannya tidak menentu menjadi pemacu semangat hidup. “Sehari-hari iya bekerja berdagang ikan keliling kampung dari desa-satu ke desa lainnya dengan jarak tempuh belasan kilometer,” kata Sobirin.

“Sehari kadang mendapat penghasilan 40 ribu kalau ramai. tapi kalau sepi ya mendapat 25 ribu bahkan pernah hanya mendapat 15 ribu rupiah. Istri saya berjalan kaki, mulai berangkat bekerja habis sholat subuh lalu ngaji Al Quran sebentar. Kemudian berkemas menjajakan ikan,” bebernya.

Nasikhin bersama para dewan penguji dalam sidang tesis S2 UIN Walisongo, Rabu (29/6/2022). ( foto humas UIN Walisongo)

Dirinya tidak menampik atas keberhasilan putranya terutama Nasihin yang baru saja bisa pergi beribadah Umroh ke tanah suci belum lama ini. “Semua kami tidak tahu apa-apa,tiba-tiba Nasihin telepon minta ijin mau berangkat ibadah Umroh,” cerita Sobirin.

Sejak Nasikhin lulus kuliah S1, kata Sobirin, meminta ijin doa restu ingin menikah hingga akhirnya bisa terkabul setahun yang lalu. Kini putranya tersebut (Nasikhin-red) mandiri bersama istrinya tinggal di Semarang.

Diketahui, awal kuliah Nasikhin juga pernah berjuang sendiri menjadi marbot di salah satu sebuah masjid dekat dirinya menimba ilmu di perguruan tinggi di Semarang. Atas kerja keras dan ketekunannya, ia berhasil menyelesaikan studinya. Bahka, ia juga pernah mendapatkan juara 1 dalam lomba Essai Ilmiah tingkat Nasional.

Diberitakan sebelumnya, Nasikhin, lulus dari program S2 Pendidikan Agama Islam FITK UIN Walisongo Semarang setelah lulus ujian pada Rabu (29/6/2022). Nasikhin memulai perkuliahan pada awal Februari 2021, dan berhasil mengikuti sidang munaqasah pada 29 Juni 2022.

Mahasiwa pascasarjana membahas tesis strategi pembelajaran pendidikan agama Islam era post-truth   dan berhasil lulus setelah diuji lima penguji: Dr Ikhrom MAg, Dr M  Rikza Chamami MSi, Dr Mahfud Junaedi MAg, Dr Fakrur Rozi MAg dan Dr Agus Sutiono MAg MPd. Ujian digelar di Gedung N3 FITK Jl Prof Hamka Ngaliyan Semarang.

Dengan bahagia, Nashikin pun sedikit membocorkan rahasia, hingga bisa lulus S2 dengan waktu yang sangat cepat ini. “Alhamdulillah, Saya memulai kuliah pada awal Februari 2021, dan barokah doa guru, hari ini saya bisa ikut sidang ujian akhir thesis,” ujar Nasikhin dengan raut muka bahagia.

Pemuda dari keluarga sederhana ini mengaku melanjutkan perkuliahan S2 di UIN Walisongo melalui beasiswa lulusan terbaik yang diberikan oleh UIN Walisongo Semarang atas prestasinya saat wisuda S1, dulu.

Ia mendapatkan beasiswa S2 selama empat semester, namun berhasil menyelesaikan studi dalam waktu tiga semester.

“Allah memberikan saya kesempatan untuk lanjut S2 dari beasiswa lulusan terbaik Fakultas pada program S1 dulu. Sebenarnya beasiswa itu 4 semester, tapi berkat atsmosfir penelitian di program S2 PAI FITK yang sangat bagus, saya menjadi tertantang untuk meneliti,” ungkap peraih banyak prestasi nasional MTQ dan penulis buku ini.

Wakil Dekan 1 FITK, Dr Mahfud Junaedi MAg menyatakan bahwa prestasi yang diraih oleh Nasikhin sebenarnya bisa diikuti oleh mahasiswa lain. Sebab atsmofir penelitian yang ada di FITK UIN Walisongo Semarang sangat mendukung mahasiswa untuk lulus tepat waktu.

“Semoga berikutnya akan muncul Nasikhin-Nasikhin yang lain sebab atsmofir penelitian yang ada di FITK UIN Walisongo Semarang sangat mendukung mahasiswa untuk lulus tepat waktu” ujar Mahfud. (Red)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini