Mengapa Gempa 5,6 Magnitudo di Cianjur Membuat Kerusakan Sangat Parah? Ini Penjelasannya

(foto Twitter ConversationIDN)

SIGIJATENG.ID – Gempa bumi yang menimpa Cianjur hari Senin (21/11/2022) lalu memiliki kekuatan yang relatif lebih kecil daripada gempa lain yang pernah terjadi di Indonesia. Akan tetapi mengapa korban dan kerusakannya lebih parah? Berikut penjelasannya.

Gempa Cianjur memiliki dampak yang lebih besar karena terjadi dalam jarak beberapa kilometer dari kota Cianjur, dengan guncangan yang dikategorikan “parah” (Skala 8 menurut skala yang dibuat oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli)

Dua faktor terpenting penentu intensitas guncangan gempa bumi adalah kekuatan dan jarak. Sehingga gempa berkekuatan 6,5 SR di daerah lepas pantai akan memakan lebih sedikit korban dibandingkan dengan gempa berkekuatan 5,6 SR yang terjadi di daratan dekat pusat populasi.

Selama beberapa generasi, gempa bumi besar belum pernah terjadi di daerah lain di Pulau Jawa.

Karena hal ini, tidak banyak perhatian yang diberikan terkait konstruksi bangunan, sehingga banyak bangunan lemah akan runtuh ketika gempa terjadi.

Para ahli geologi telah mengidentifikasi banyak retakan atau sambungan di kerak bumi Pulau Jawa yang cenderung aktif. Namun, tidak banyak yang menyadari bahayanya karena gempa dangkal tersebut jarang terjadi.

Studi menunjukkan banyak gempa bumi yang menimbulkan kerusakan telah terjadi di Jawa sejak abad ke-17.

Cianjur juga telah mengalami setidaknya satu gempa bumi serupa yang menyebabkan kerusakan hebat, yaitu pada 28 Maret 1879.

Patahan Lembang di pinggiran Bandung adalah salah satu bukti geologis dari aktivitas gempa prasejarah yang dapat terjadi setiap 170-670 tahun. Gempa serupa juga bisa mengancam Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Semarang, dan kota lain.

Setiap perubahan dalam praktik bangunan memerlukan perubahan budaya. Artinya, masyarakat harus menaruh harapan lebih pada tenaga konstruksi bangungan, dan bersedia membayar untuk membayar jasa mereka

Apa yang dapat dilakukan Indonesia untuk menekan jumlah korban gempa dangkal? Mengadopsi standar minimum yang sederhana untuk kekuatan beton, kualitas struktur yang akan memaksa setiap konstruksi baru menjadi Iebih tahan gempa. (akhida)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini