Membuar Warga, Inilah yang Dilakukan Mahasiswa KKN UIN Walisongo di Dusun Dombo

Mahasiswa KKN UIN Walisongo di Desa Sukorejo melakukan kegiatan gotong royong di Dusun Dombo Sukorejo Suruh Kabupaten Semarang. Minggu (25/09/2022). ( foto tim kkn)

KABUPATEN SEMARANG (sigijateng.id) – Mahasiswa KKN UIN Walisongo membaur dan penuh semangat, bersatu dengan warga Dombo Desa Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Mahasiswa KKN UIN Walisongo membuar dengan cara ikut terjun langsung dalam program warga gotong royong di area punden dusun Dombo, pada Minggu (25/9/2022) pagi.

Kegiatan gotong royong di dusun Dombo berlangsung dengan penuh semangat dan kegembiraan. Tidak hanya bapak-bapak yang ikut bergotong royong, namun juga ibu-ibu.

Fikri, salah satu tim KKN UIN Walisongo Semarang mengatakan, pelaksanaan gotong royong itu diawali dengan woro-woro atau pengumuman yang disampaikan Kadus Dombo, Arif Widodo sewaktu acara nyadran, Kamis (22/9/2022). Dikatakan Arif Widodo, akan diadakan gotong royong yakni mendekatkan batu-batu ke area punden untuk dibuat pondasi sekitar punden.

“Minggu depan akan diadakan gotong royong, memindahkan batu yang berada ditengah sawah untuk didekatkan ke area punden,” kata Fikri menirukan ucapan Kadus Dombo.

Fikri mengatakan, mahasiswa KKN UIN Walisongo menyambut baik kegiatan itu dan siap untuk berpartisipasi. Mahasiswa KKN memang  bertekad untuk bisa menyatu, membaur dengan masyarakat setempat.

“Kita sebagai mahasiswa KKN yang mengabdi di desa ini, sedikit banyak harus mengikuti kegiatan yang ada di desa. Kita ingin berbaur dengan warga,” kata tambah Fikri.

Gotong royong dimulai pukul 07.00 wib.  Masyarakat Dusun Dombo beserta mahasiswa KKN berbondong-bondong menuju punden atau pemakaman sesepuh dukuh  Dombo.

Tidak hanya laki-laki saja yang terlibat di dalam gotong royong itu, namun juga ibu-ibu. Suasana itu menandakan semangat kebersamaan warga dusun dan kesataraan gender di dusun sudah berjalan sejak dulu.

Mbah Tukiman, salah satu warga setempat,  mengatakan, warga Dusun Dombo  memang guyup, rukun dan kompak. Ketika ada acara gotong royong, semua warga dengan semangat dan gembira ikut turun bergotong royong, termasuk ibu-ibu.

 “Ya, begini, Mas, di desa ketika ada kepentingan desa dikerjakan bersama-sama, nanti terasa ringan sendiri,” kata Mbah Tukiman.

Bapak-bapak  dengan kekuatan dan kepiawaiannya, mengangkat batu di atas pundaknya ataupun kepalanya. Sedangkan ibu-ibu dengan selendang yang diikatkan dibahu, digunakan untuk mengangkat batu yang ukuran nya terbilang tidak kecil. Selain itu ada juga bapak-bapak ataupun ibu-ibu yang menyalurkan batu secara estafet.  (mh/kknuinws/asz)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini