Krisseptiana Sebut Keluarga Punya Porsi Besar Dalam Menentukan Kualitas Anak

Bunda PAUD Kota Semarang yang juga ketuaTP PKK Kota Semarang Krisseptiana Hendrar Prihadi dan Ketua Badko LPQ Kota Semarang, Bahrul Fawaid dalam kegiatan Bulanan Badan Koordinasi Lembaga Pendidikan Al-Qur'an (Badko LPQ) Kota Semarang melalui platform zoom terselenggara pada Jum’at (30/9/2022). (Foto. Badko LPQ Kota Semarang)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Proses tumbuh kembang yang dialami setiap anak akan berlangsung unik. Dalam golden Age (usia emas) tahap tumbuh kembang anak tiap tahun dapat dilihat dari fisik, kemampuan motoric, kemampuan sosial dan emosional, dan lain-lain. 

Hal tersebut disampaikan oleh Bunda PAUD Kota Semarang yang juga Ketua TP PKK Kota Semarang Krisseptiana dalam kegiatan Bulanan Badan Koordinasi Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (Badko LPQ) Kota Semarang melalui platform zoom terselenggara pada Jum’at (30/9/2022) dengan tema “Peran Keluarga dalam Penguatan Pendidikan Karakter Anak Usia Dini”.

Istri Walikota Semarang Hendrar Prihadi itu menegaskan, mencetak anak sukses bukan hanya tergantung pada lembaga pendidikan formal, melainkan bisa kita mulai dengan memberikan pendidikan di dalam keluarga sejak usia dini juga dalam lembaga pendidikan non formal. 

“Satu diantara faktor penentu keberhasilan mencetak anak yang berkualitas adalah dengan memanfaatkan suatu kesempatan emas, atau masa keemasan dalam periodisasi tumbuh kembang mausia atau yang dalam kajian periodisasi pertumbuhan dan perkembangan manusia,” ujar wanita yang akrab disapa Tia ini. 

Program ini sendiri merupakan pembinaan bagi asatidz di lingkungan Badko LPQ Kota Semarang yang digelar tiap bulan. Dalam forum tersebut hadir peserta dari 16 kecamatan. 

Kegiatan tersebut dilakukan untuk memberikan fasilitas terhadap Asatidz untuk memperoleh khasanah pengetahuan tidak hanya dalam bidang keagamaan atau ke TPQan namun juga bagaimana Asatidz mampu untuk menyesuaikan diri di era yang serba modern khususnya perhatian untuk tumbuh kembang anak.

Kembali ke materi, Tia menekankan bahwa keluarga memiliki porsi cukup besar dalam menentukan kualitas anak dibuktikan dengan cara membangun komunikasi dan cara memberikan edukasi kepada anak, seperti bermain, bercerita, dan lain-lain. 

“Pengembangan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual seorang anak sering terletak pada tingkat kemampuan dan kesadaran orang tua dalam memanfaatkan peluang pada masa keemasan ini,” papar Tia. 

Tingkat optimalisasi peran pengasuhan orang tua yang kontinyu dan konsisten terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak pada priode tersebut sangat menentukan kualitas anak dikemudian hari. 

Tia menjelaskan, pengasuhan yang dimaksud adalah perawatan dan pendidikan, selain dengan pemberian nutrisi makanan yang memadai untuk pengembangan kecerdasan intelektual, juga nutrisi pemberian non materi untuk pengembangan kecerdasan emosi dan spiritual yang dilakukan melalui kontinuitas dan konsistensi pengasuhan, pendidikan serta penerapan disiplin dalam internalisasi dan sosialisasi ajaran agama, nilai-nilai moral, sosial dan budaya pada periode the golden age tersebut.

Ia menambahkan bahwa kaitannya stunting, ini tidak hanya menjadi isu nasional tapi juga internasiona, di Kota Semarang masih tergolong tinggi kurang lebih 1.365 anak mengalami stunting penyebab karena faktor ekonomi dan edukasi terkait gizi. 

“Sebagian besar karena alasan ekonomi dan ada orangtua yang tidak paham soal gizi. Jadi makan enak belum tentu bergizi,” lanjut Tia. 

Untuk itu pihaknya berkomitmen melakukan percepatan penurunan stunting di wilayah Kota Semarang melalui sinergitas dengan pemerintah Kota Semarang juga dengan langkah membentuk tim di setiap kelurahan. 

“Dan tentu sinergitas dengan organisasi atau Lembaga tidak terkecuali Badko LPQ Kota Semarang agar tujuan itu semakin mudah dijalankan,” tandas Tia. 

Sementara itu, Ketua Badko LPQ Kota Semarang, Bahrul Fawaid sepakat dengan materi yang disampaikan Tia. 

Bahrul Fawaid menyampaikan Badko LPQ Kota Semarang telah memiliki keanggotaan kurang lebih 1268 lembaga terdiri dari 4.538 Pengajar serta 61.260 santri di tahun 2022 yang semuanya itu bisa di akses melalui website Badko dengan sistem informasi keanggotaan Badko LPQ kota Semarang (SIGAP).

“Dalam melaksankan sinergitas untuk kegiatan sosial khususnya, Badko LPQ kota Semarang juga berupaya berperan aktif termasuk berkontribusi kepada saudara yang terkena bencana belum lama ini,” tambahnya. 

Terbaru, Bahrul melaporlan, Badko LPQ Kota Semarang baru saja menyerahkan Infaq dari Asatidz dan Santri Badko LPQ Kota Semarnag melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) yang merupakan Alat Kelngkapan Organisasi (AKO) kepada Badan Amil Zakat (BAZNAS) Kota Semarang. (Mushonifin)

Berita terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini