KKN UIN Walisongo di Desa Pulosaren Wonosobo Gelar Ngaji

Ngaji Budaya Moderasi Beragama. (foto tim kkn mmk 37 uin ws)

WONOSOBO – Mahasiswa KKN MMK kelompok 37 UIN Walisongo yang bertugas di Wonosobo telah sukses menyelenggarakan kegiatan ngaji budaya menghadirkan pembicara Kyai Hadi Muhsin di Masjid Desa Pulosaren Kecamatan Kepil.

Pengajian ini mengungsung konsep ngaji budaya dengan tema “Potret Moderasi Beragama Berbasis Potensi dan Budaya Masyarakat Lokal”, dan telah berlangsung pada Jumat, 21 Juli 2022 lalu.

Kegiatan Ngaji Budaya ini mengundang Kyai Hadi Muhsin dari Wonosobo sebagai pembicara. Acara ini diikuti oleh warga Desa Pulosaren dan semua anggota KKN MMK Kelompok 37 UIN Walisongo Semarang.

Melalui Ngaji Budaya ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat umum dalam bermoderasi agama dan menghadapi permasalahan yang disebabkan oleh krisis toleransi beragama, serta membawa dampak yang baik bagi Desa Pulosaren.

Mohamad Hani selaku ketua tim KKN di desa tersebut dalam sambutannya mengatakan agama Islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad sebagai rahmatan lil alamin untuk kehidupan damai.

“Indonesia terdiri dari berbagai kebudayaan dan perbedaan terkait agama. Moderasi beragama bisa menjadi solusi penopang dalam bertoleransi dengan agama lain di tengah berbagai keabsolute dan subjektivitas. Itulah mengapa moderasi beragama penting hadir di Indonesia,” kata dia.

Sementaran, Suwadi selaku Kepala Desa Pulosaren mengatakan bahwa moderasi beragama menjadi kunci sarana terciptanya kemaslahatan kehidupan beragama dan berbangsa yang harmonis, damai dan toleran baik di tingkat desa, lokal nasional, maupun global.
“Kami mendukung kegiatan mahasiswa yang KKN di sini,” kata dia.

Kyai Hadi Muhsin saat mengisi acara menjelaskan bahwa moderasi beragama merupakan sebagai sepasang pengantin untuk menyatukan segala perbedaan untuk disatukan agar berjalan secara beriringan dan tidak menciptakan perpecahan tetapi saling melengkapi.

“Begitu juga sebagai negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau, serta keberagaman suku, ras, agama, kepercayaan dan budaya nilai lokal ada di kita semua. Allah swt menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa identitas umat Nabi Muhammad adalah umat muslim, umat pertengahan, umat yang tegak lurus, mengajak kebaikan, dapat menilai dan menjadi saksi terhadap manusia. Sehingga kita dalam hidup harus menyelaraskan perbedaan keyakinan dan budaya dalam mewujudkan negara dan bangsa yang damai, adil, dan berada dalam lindungan Allah SWT,” terang Kyai Hadi Muhsin.

Dengan adanya pengajian ini, dapat menyebarkan ilmu pengetahuan untuk membuka pikiran masyarakat umum untuk menyikapi perbedaan kebudayaan dan toleransi beragama. (dian safitri-kknuinws/asz)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini