
Semarang (Sigijateng.id) – Walikota Semarang, Hendrar Prihadi menyebut Kota Semarang sangat beruntung memiliki banyak makam auliya yang menjadi penyebar agama Islam. Beberapa diantaranya Habib Thoha bin Muhammad bin Yahya atau Mbah Depok, Habib Hasan bin Thoha bin Yahya atau Syaikh Kramatjati, dan KH Shaleh Darat atau Mbah Sholeh Darat.
“Alhamdulillah setelah 2 (dua) tahun kita off-kan karena pandemi Covid, Kirab Merah Putih dalam rangka haul Habib Thoha bin Yahya bisa dilaksanakan kembali,” kata Hendi sapaan kepada sejumlah awak media seusai Apel Kebangsaan dalam rangka Haul Mbah Depok di halaman Balaikota Semarang, Selasa (18/5/2022) pagi.

“Kita tahu beliau adalah salah satu tokoh agama yang juga sebagai pejuang. Jadi menurut saya beruntunglah Semarang ini karena ternyata dalam perjalanan sejarah ini dilewati atau ditinggali beberapa tokoh yang luar biasa. Insyaallah ini membawa keberkahan dan karomah untuk seluruh masyarakat kota Semarang,” imbuh Hendi menerangkan.
Hendi juga mengakui hal yang istimewa dari setiap kegiatan yang digelar oleh Habib Luthfi bin Yahya. Yakni melibatkan semua golongan dan agama dalam membuat kegiatan keagamaan menjadi bernuansa nasionalis.
“Yang luar biasa penggagas acara Kirab Merah Putih ini Habib Luthfi. Beliau dalam setiap Kirab Merah putih tidak hanya menunjukkan sebagai sebuah pengakuan terhadap satu agama tapi semua dilibatkan,” ujarnya.
Tokoh lintas agama yang Hendi sebut antara lain tokoh agama Kristen, Katolik, Budha dan para kiai. “Itu menunjukkan bahwa situasi di Semarang ini benar-benar harmoni. Satu dengan yang lain mengakui perbedaan itu sebagai kekuatan bangsa ini,” tandasnya.
“Mbah Depok atau Habib Thoha ini juga kita jadikan sebagai salah satu ‘tetenger’ kota Semarang. Jadi kemarin sudah kita mulai dengan pembebasan lahan untuk tempat kuliner UMKM dan juga tempat parkir,” sambung Hendi.
Seperti terlihat peringatan Haul Mbah Depok secara berurutan dilakukan Kirab Merah Putih dimulai dari barisan pasukan Paskibraka, Marching Band, komunitas lintas agama Jawa Tengah, Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Pencak Silat Pagar Nusa, Komando Keamanan Pemuda Muhammadiyah (Kokam), Pemuda Pancasila (PP), santri yang diwakili Pesantren Raudhatul Qur’an Kauman, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan barisan pelajar perwakilan sekolah dari SLTP dan SLTA
Banser, Pagar Nusa, Kokam, PP, PMII dan santri membawa bendera merah putih sepanjang 100 meter, para pelajar menggunakan kostum budaya. Ada juga barongsai, dan barongan yang dimainkan pegiat budaya.
Di barisan lintas agama terdapat Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, KH Hanief Ismail, Ketua Forum Kerukunan Lintas Agama, KH Taslim Syahlan, Ws (baca; Wingse) Andi Gunawan, dan Romo Aloysius Budi Purnomo Pr yang mengiramakan lagu Syubbanul Wathon, syi’ir tanpo waton, dan lagu-lagu kebangsaan dengan saxophone dari atas mobil. (Mushonifin)
Baca Berita Lainnya
- Idul Adha 1443 H di Arab Saudi Jatuh Hari Sabtu, Indonesia Hari Ahad, Begini Penjelasan Kemenag
- Babak Perempat Final, Persib Bandung vs PSS Sleman Malam Ini, Digelar Tanpa Penonton
- Asprov Jateng Gelar Fruto Liga SSB Jateng 2022, Diikuti 70 Tim, Berhadiah Total Rp60 Juta
- Tjahjo Kumolo Wafat, Menag: Saya Banyak Belajar dari Beliau
- Piala AFF U-19 2022, Shin Tae-yong Ngamuk Gegara Ini