Jelang Ramadan Tahun Ini, Pemerintah Pertimbangkan Kebijakan Cakupan Vaksinasi

Ilustrasi vaksinasi covid-19. (Foto: pixabay.com)

Jakarta (Sigi Jateng) – Cakupan vaksinasi Covid-19 dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk menentukan kebijakan kegiatan bulan Ramadan tahun ini.

Menjelang Ramadan dan Idulfitri 2022, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus melakukan evaluasi dan menyesuaikan dengan tren perkembangan kasus Covid-19,

“Jadi kemungkinan untuk Ramadan tahun ini memungkinkan dan untuk mudik memungkinkan dan buka puasa bersama. Memungkinkan atau tidak nanti kita lihat tergantung kecepatan cakupan vaksinasi kita,” kata Nadia saat memberikan keterangan pers tentang “Update Perkembangan Covid-19 di Indonesia”, Selasa (8/3/2022).

Nadia berharap perkembangan kasus Covid-19 dapat terus menunjukkan tren penurunan dan kasus terkendali, sehingga bulan Ramadan dan Idulfitri tahun ini bisa menjalankan ibadah-ibadah yang tidak bisa dilakukan selama ini.

“Acara buka puasa ataupun tarawih nanti kita lihat dan Pak Menteri (Menkes Budi Gunadi Sadikin) pernah sampaikan mungkin pada perayaan Idulfitri dan bulan Ramadan tahun ini, kita bisa menjalankan ibadah-ibadah yang sebelumnya tidak bisa kita lakukan,” ucapnya.

Dikatakan Nadia, jika cakupan vaksinasi Indonesia sudah mencapai 70% dari seluruh sasaran vaksinasi nasional yakni 234 juta populasi ada kemungkinan bisa melakukan kegiatan normal.

Menurutnya, cakupan vaksinasi hampir 70% dari seluruh sasaran, maka antibodi telah terbentuk di masyarakat. Hal ini berdasarkan hasil serosurvey antibodi menunjukkan 80% masyarakat sudah memiliki antibodi. Selain itu, ditambah cakupan vaksinasi yang semakin meningkat. Berdasarkan data Kemenkes per 7 Maret 2022 menunjukkan cakupan vaksinasi dosis lengkap mencapai 148 juta atau 71,29%.

“Proteksi di masyarakat sudah didapatkan karena proteksi individu pada orang sudah mendapatkan vaksinasi secara lengkap walaupun dia positif Covid-19 kemungkinan dia akan menularkan pada orang lain itu lebih kecil karena sudah ada vaksinasi dan proses netralisasi daripada vaksin tersebut,” ujarnya.

Ia menambahkan, perkembangan kasus Covid-19 akan terus dipantau untuk menentukan strategi pengendalian. Adanya kekhawatiran dampak penghapusan swab tes PCR dan rapid antigen bagi pelaku perjalanan domestik telah vaksin lengkap, pemerintah mempersiapkan upaya mitigasi dan vaksinasi sebagai kunci mengendalikan laju penularannya.

“Hidup berdamai Covid-19. Selain vaksinasi, jaga protokol kesehatan masih menjadi bagian yang kita tegakkan,” ucapnya. (Dye)

Baca Berita Lainnya :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini