Ikut Terlibat Proses Pembuatan Bubuk Kopi, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Belajar di Desa Sumber Rahayu Kendal

Ikut Terlibat Proses Pembuatan Bubuk Kopi, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Belajar di Desa Sumber Rahayu Kendal, Rabu (6/7/2022). (Foto : Siti Khumairoh Solikha Tim KKN MMK UIN Walisongo)

Kendal (Sigijateng.id) – Mahasiswa KKN Mandiri Misi Khusus (MMK) kelompok 7 UIN Walisongo Semarang berkesempatan ikut terlibat dalam proses kegiatan penggilingan biji kopi bersama warga di Desa Sumberrahayu, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal pada Rabu (06/07/2022).

Salah satu mahasiswi KKN Mandiri Misi Khusus (MMK) kelompok 7 UIN Walisongo Semarang, Siti Khumairoh Solikha mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenalkan bagaimana proses pembuatan kopi. “Yakni mulai dari pemetikan hingga menjadi biji kopi atau serbuk kopi,” ujarnya.

Kepala Dusun Wonokerso, Purwanto menyampaikan jenis kopi yang biasanya ditanam di kebun ini ada empat, diantaranya kopi Arabika, kopi Robusta, kopi Sirsak, dan kopi Nangka. Proses panen kopi dilakukan satu tahun sekali dengan memetik semua jenis pohon kopi yang sudah berbuah.

“Untuk ciri-ciri jenis kopi yang bagus adalah yang berwarna hijau tua kuning kemerahan sehingga ketika dijemur akan menghasilkan biji kopi yang bagus,”ujarnya.

Adapun hasil biji kopi yang hitam disebabkan karena umur biji kopi yang masih muda dan langsung dipetik sehingga akan menyebabkan penyusutan pada biji kopi atau bisa juga karena panas yang kurang maksimal.

“Kualitas kopi yang ada di Desa Sumberrahayu ini sangat bagus, karena tanahnya yang subur dan warga yang masih menggunakan pupuk organik yakni dengan memanfaatkan kotoran hewan seperti kerbau, kambing. Sehingga tidak tercampur dengan pupuk kimia yang akan mempengaruhi kualitas kopi yang dihasilkan,” lanjutnya.

Purwanto mengungkapkan, biji kopi yang telah dipetik akan dibelah menggunakan mesin untuk mempermudah proses penjemuran. Setelah itu, tahap penyelepan untuk memisahkan antara biji kopi dengan kulit.

Ketika sudah menjadi biji kopi, masa penyimpanan biji kopi kuat sampai 1-3 tahun tanpa merusak kualitas kopi dengan cara penyimpanan yang benar. Selanjutnya, kopi yang telah menjadi biji kopi lalu dikumpulkan dan dibeli para pengepul.

“Untuk harga biji kopi sekitar 23.000 per Kilogram dan biasanya petani kopi bisa mengumpulkan sampai 1 kwintal biji kopi, sehingga perkiraan yang didapat lumayan besar yakni sekitar 2.300.000 lebih,” ungkapnya. (Khumairo-Tim KKN UIN Walisongo/Dye)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini