Gangguan Ginjal Akut pada Anak Jadi Perhatian, Yuk Kenali Gejala yang Diderita

Ilustrasi. Foto :pixabay.com

Semarang (Sigijateng.id) – Kasus Gangguan Ginjal Akut yang kebanyakan diderita oleh anak-anak mulai usia bayi hingga lima tahun hingga saat ini masih terus menjadi perhatian.

Dari data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan (Menkes) RI, hingga saat di Indonesia sendiri total kasus gangguan gagal ginjal akut adalah 241 kasus dan 133 diantaranya meninggal dunia.

Menurut Kemenkes, ada beberapa gejala yang dialami oleh anak-anak penderita gagal ginjal. Berikut gejala awal yang dikeluhkan 202 pasien anak tersebut.

  1. Demam = 202 anak
  2. Kehilan nafsu makan = 123 anak
  3. Malaise = 119 anak
  4. Mual = 129 anak
  5. Muntah = 120 anak
  6. Infeksi saluran nafas atas = 108 anak
  7. Diare = 70 anak
  8. Nyeri bagian perut = 62 anak
  9. Dehidrasi = 51 anak
  10. Pendarahan = 15 anak

Dari 202 anak itu rata-rata mengalami masalah buang air kecil. Mulai dari Oliguria hingga Anuria. Oliguria yaitu masih bisa buang air kecil namun intensitasnya berkurang. Sedangkan Anuria, sudah tak buang air kecil sama sekali.

Ada 29 persen anak gejala gangguan ginjal akut memiliki gejala anuria. Jika lebih dirinci, dari 111 anak yang didata, 71 anak mengalami anuria, dan 40 anak mengalami oliguria.

Diketahui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi bahwa kematian anak-anak yang kena gangguan ginjal akut akibat cemaran etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG), dan etilen glikol butyl ether (EGBE).

“Confirm akibat 3 senyawa tersebut,” kata Menkes Budi dalam konferensi pers virtual, Jumat (21/10/2022).

Menkes menjelaskan, ketika 3 zat kimia tersebut masuk ke tubuh, metabolisme otomatis mengubah senyawa itu menjadi asam oksalat dan kalau asam oksalat ini masuk ke ginjal, dia berubah menjadi kalsium oksalat yang bentuknya seperti kristal kecil-kecil tajam.

“Kalau ada kristal tajam seperti itu di ginjal, ya, gimana ginjal enggak rusak,” ungkap Menkes.

Kejadian ini dialami 7 dari 11 pasien balita gangguan ginjal akut yang dirawat di RSCM Jakarta. Dari 7 pasien balita tersebut, dilakukan biopsi dan terkonfirmasi ada kalsium oksalat yang merusak ginjal mereka. “Jadi, pasien meninggal gara-gara ini,” jelas Menkes Budi.

Ketiga kandungan senyawa kimia tersebut dipastikan masuk ke dalam obat cair melalui pelarut yang dipakai produsen obat secara tidak bertanggung jawab. Gegara pelarut tersebut, terbentuk cemaran yang membahayakan kesehatan manusia. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini