FPKS DPRD Jateng Desak Pemerintah Pusat Revisi Kenaikan Harga Pertamax

SEMARANG (sigijateng.id) – Anggota Fraksi PKS  DPRD Jawa Tengah Hadi Santoso menyayangkan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax, karena hal ini akan berdampak langsung terhadap kenaikan harga serta lesunya aktivitas perdagangan dan ekonomi masyarakat.Hal itu disampaikan Hadi melalui sambungan telepon, Jumat (01/04/2022)

Menurutnya, hal ini pasti akan memberatkan beban hidup masyarakat, terutama masyarakat kecil. Mengingat kebijakan kenaikan harga BBM jenis pertamax ini dilakukan ditengah masa pandemi.

“Sangat disayangkan pemerintah menaikkan harga BBM (pertamax) ditengah kesusahan masyarakat, Kenaikan ini akan berpengaruh terhadap perdagangan dan berdampak langsung pada ekonomi,” Ujarnya.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah ini menyebutkan, Pemerintah yang seharusnya konsen pada upaya pemulihan ekonomi masyarakat justru membuat masyarakat semakin menderita.

“Setelah tidak mampu mengendalikan kenaikan harga minyak goreng, Sekarang pemerintah membiarkan harga bbm pertamax kepada pasar, Rakyat sedang susah semakin dibuat menderita,” tegasnya.

Ini menjadi kabar buruk ditengah upaya masyarakat untuk melakukan pemulihan ekonomi, ditandai dengan tingginya mobilitas masyarakat untuk melakukan perdagangan, mengunjungi daerah pariwisata dan aktivitas ekonomi lainnya.

Hadi menambahkan saat ini hampir seluruh masyarakat kecil dipaksa menggunakan pertamax, dengan semakin sulitnya ditemui pertalite di SPBU dan pendirian pertashop sampai di pelosok desa yang hanya ada jenis Pertamax. “Pertashop jadi instrumen yang menyebabkan masyarakat kecil jadi harus menggunakan Pertamax karena adanya ya cuman itu, ini sangat memberatkan,” ujar Hadi.

Berapa pengusaha travel Di jawa tengah mengeluhkan kenaikan BBM jenis pertamax ini yang berpengaruh terhadap tingginya tarif perjalanan yang mereka kenakan.

“Mereka yang memiliki usaha travel antar kota dan lokal yang baru saja menggeliat setelah dua tahun menghadapi pandemi kembali tercekik akibat kebijakan ini,” Ujar Hadi.

Ia juga menyebutkan bahwa Kenaikan BBM ini akan berpengaruh terhadap kenaikan harga barang apalagi menjelang bulan puasa ini.

Hadi mendesak pemerintah pusat agar merevisi kebijakan ekonomi terkait kenaikan harga BBM dan minta pemerintah Fokus terhadap perbaikan ekonomi.

“Kami mendesak pada pemerintah pusat agar merevisi kebijakan kenaikan harga BBM (pertamax) ditengah masa pandemi, Tolong fokus kepada perbaikan ekonomi,” Tegas Hadi. “jangan terus menambah beban masyarakat,” tambahnya.

Iapun meminta Anggota DPR RI agar menyuarakan penolakan ini sebagai bagian dari tanggung jawab konstitusi kita untuk memperjuangkan suara rakyat.

Sebelumnya,  PT Pertamina (Persero) resmi mengumumkan adanya kenikan harga BBM Pertamax dari Rp9.200 per liter menjadi Rp12.750 ribu per liter mulai 1 April 2022. Kenaikan dilakukan di beberapa wilayah.

Daerah itu adalah; Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, NTT, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat.

Meski demikian, kenaikan harga itu tak berlaku di beberapa daerah lain, seperti; Bali dan NTB. Pasalnya, di daerah itu harga Pertamax hanya naik dari Rp9.200 jadi Rp12.500 per liter.


Manajemen mengatakan kenaikan harga pertamax sesuai dengan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui SPBU.
“Pertamina melakukan penyesuaian harga BBM umum dalam rangka mengimplementasikan Kepmen ESDM nomor 62 K/12/MEM/2020,” tulis manajemen, dikutip dari laman resmi, Kamis (31/3).

Sebelumnya, Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan harga keekonomian pertamax Rp14.500 per liter. Namun, Pertamina hanya menjual pertamax sebesar Rp9.500 per liter sekarang.

“Bisa dikatakan posisinya, Pertamina subsidi pertamax. Ini jelas artinya Pertamina subsidi mobil mewah yang pakai pertamax, karenanya perlu dihitung ulang,” ucap Arya.

Menurut Arya, harga BBM jenis pertamax di Asia Tenggara dibanderol Rp14 ribu-Rp15 ribu per liter. Sementara, harga pertamax khusus di Malaysia lebih murah karena pemerintah memberikan subsidi dengan mekanisme tertentu.

Kementerian ESDM sendiri membuka peluang untuk menetapkan batas atas harga BBM jenis pertamax sebesar Rp16 ribu per liter. Hal ini karena harga minyak mentah dunia masih tinggi di atas US$100 per barel. (aris)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini