Epidemiolog Khawatir Omicron Rentan Menyerang Anak di Bawah Usia 6 Tahun, Ini Alasannya

Tri Yunis Miko Wahyono (Foto : Dok. epi.fkm.ui.ac.id)

Jakarta (Sigi Jateng) – Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengkhawatirkan, kondisi Indonesia akan seperti Amerika Serikat (AS), di mana varian Omicron banyak menyerang anak-anak di bawah usia 6 tahun yang belum divaksin.

Dari data per 12 Januari 2022, dilaporkan ada sebanyak 506 kasus positif Omicron. Sedangkan 84 kasus diantaranya merupakan transmisi lokal. Menurut Miko, semakin bertambahnya jumlah transmisi lokal ini, maka masyarakat harus memperkuat protokol kesehatan dan vaksinasi.

“Saya takut sebentar lagi Indonesia seperti Amerika Serikat. Omicron akan menyerang anak usia di bawah 6 tahun yang belum mendapat vaksinasi sama sekali. Mereka kemungkinan paling banyak masuk ke rumah sakit,” kata Miko, Kamis (13/1/2021).

Ia berharap, pemerintah dalam penanganan Covid-19 khusus varian baru seperti Omicron harus berkaca kepada negara lain yang kasusnya tinggi seperti Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis.

Pemerintah harus segera mempersiapkan pelayanan kesehatan untuk anak di bawah 6 tahun, kelompok rentan dan lansia. Apalagi cakupan vaksinasi dosis dua atau lengkap masih belum mencapai target.

Dikatakan Miko, vaksinasi primer atau dosis 1 dan 2 serta booster vaksin memang tidak dapat mengurangi kasus tapi dapat mengurangi gejala berat, sehingga kebanyakan terinfeksi bergejala ringan dan mempercepat kesembuhan.

“Jadi mau itu divaksin 2 kali atau 3 kali tetapi kena Covid-19, mungkin orang yang sudah divaksin akan bergejala ringan dan orang yang tidak divaksin kemungkinan akan bergejala berat,” ucapnya.

Cakupan vaksinasi semakin tinggi, lanjut Miko, berdampak pada pelayanan kesehatan. Sebab dengan cakupan vaksinasi semakin tinggi, jumlah pasien Covid-19 bergejala berat akan lebih rendah. Adapun jumlah pasien Covid-19 bergejala berat mencapai 20% dari total kasus. Sedangkan saat ini kemungkinan hanya seperempat dari 20%.

“Jadi sekarang pasien Omicron bergejala ringan karena sudah divaksin semuanya. Jadi kasus yang telah divaksinasi gejala akan ringan dan kesembuhan lebih cepat. Tapi bagi yang belum divaksinasi dan ada penyakit penyerta pasti ada yang berat,” ucapnya.

Dirinya mengajak masyarakat yang belum divaksinasi untuk segera melakukan vaksinasi. Pasalnya, situasi pandemi ini sama halnya dengan situasi perang yang semuanya darurat. “Jadi vaksinasi ini harus mencakup seluruh rakyat Indonesia dan jangan sampai ada yang menolak vaksinasi. Menurut saya yang menolak vaksinasi ini sangat tidak pintar,” ucapnya. (Dye)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini