Dinkes Kota Semarang Memprediksi Akan Ada Kenaikan Kasus Covid-19 pada Mei-Juni, Warga Diminta Selalu Taat Prokes

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, dr. Moh Abdul Hakam saat menunjukkan angka kasus covid-19, Rabu (6/4/2022). (Foto. Mushonifin/sigijateng.id)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, dr. Moh Abdul Hakam memprediksi akan terjadi lonjakan kasus yakni pasca Lebaran nanti. Hakam menyampaikan, akan ada kenaikan mulai akhir Mei hingga pertengahan Juni mendatang. Masa tersebut merupakan masa pasca libur Lebaran. Prediksinya, angka Covid-19 berada pada rentang 400 – 500 kasus pasca Lebaran nanti.

“Kami punya angka prediksi akhir Mei – Juni nanti pasca satu bulan libur Idul Fitri ada kenaikan kasus. Ini harus kami cegah supaya angka terkonfirmasi bisa dikendalikan, termasuk angka kematian,” terang Hakam, Rabu (6/3/2022).

Pernyataan Hakam tak lepas dari perhitungan Dinas Kesehatan yang telah menghitung prediksi kasus baru harian hingga Desember 2022. Rata-rata kasus harian hingga Desember nanti mulai dari nol sampai 24 kasus.

Pencegahan kenaikan kasus, lanjut dia, dilakukan dengan edukasi protokol kesehatan juga akan terus digaungkan selama masih pandemi. Petugas puskesmas masih terus memberikan edukasi dan menghitung tingkat penerapan protokol kesehatan di setiap kelurahan.

Percepatan vaksinasi di Kota Semarang juga kian digalakkan. Hakam menyebutkan, saat ini capaian vaksinasi sudah tergolong tinggi. Vaksinasi dosis pertama telah mencapai 125 persen, sedangkan vaksinasi dosis kedua sudah 114 persen. Namun, capaian vaksinasi booster saat ini masih di bawah 50 persen. Dia optimis capaian vaksinasi booster bisa mencapai 50 persen pada akhir April nanti atau menjelang Lebaran.

“Semakin banyak yang dilakukan booster harapannya ketika ada gelombang kasus pada Mei bisa kami antisipasi jauh lebih bagus,” ujarnya.

Menurutnya, vaksinasi dapat meminimalisir angka kasus yang bergejala dan menekan mortality rate atau angka kematian. Terbukti, pada gelombang Februari 2022, ada 8.300 kasus. Angka kematian saat itu sekitar 75 kasus. Sedangkan, pada gelombang Juni 2021, asa 24 ribu kasus. Disusul Juli 2021, terdapat 15 ribu kasus. Angka kematian mencapai 1.300 kasus.

Angka kematian pada 2021 lalu lebih tinggi mengingat belum seluruhnya masyarakat mengikuti vaksinasi.

“Semakin ke sini, masih banyak yang terpapar tapi mortality rate bisa kami tekan karena masyarakat sudah vaksin,” ucapnya.

Dia berharap, masyarakat bisa sadar atau bersedia melakukan booster meski tidak melakukan mudik atau tidak bepergian jauh. Hal ini untuk mengantisipasi saat adanya lonjakan kasus pada Mei besok.

“Semoga sehat. Seandainya terpapar, diharapkan tidak ada gejala atau gejala ringan,” terangnya. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini