Cerita Pemudik Bonceng Tiga Pakai Motor, Agar Bisa Pulang Manfaatkan Momen Lebaran

Sejumlah pemudik kendaraan sepeda motor bonceng tiga terlihat melintasi jalan pantura Pekalongan, Sabtu (30/4). (Foto : Robby for sigijateng.id)

Pekalongan (Sigijateng.id) –   Arus kendaraan pemudik yang didominasi dari plat luar daerah dari arah Jakarta menuju ke Semarang terlihat memadati sepanjang jalur Pantura, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu Sore (30/02/2022). Bahkan, tidak sedikit pula kendaraan roda empat plat luar kota yang melintas.

Momen mudik lebaran tahun ini benar-benar digunakan pemudik untuk bisa berkumpul dengan keluarga di kampung halamannya masing-masing. Dari pantauan, sekitar pukul 17.15 wib, di Jalur Pantura Kota Pekalongan, tepatnya di Jalan Gajahmada Barat, Tirto, arus kendaraan padat dari arah Barat ke Timur, dibandingkan arah sebaliknya.

Dari sekian banyaknya pemotor pemudik yang melakukan perjalanan, ada salah satu pemudik berboncengan lebih dari satu orang. Seperti yang dilakukan Totok Trianto (39) Warga Tebet, Jakarta ini.

Dirinya dari Jakarta hendak menuju ke Wonogiri. Sudah tiga tahun ia tidak mudik ke kampung halamannya. Karena kondisi biaya mudik mahal, ia memilih motor untuk mudik kenati harus berbagi tempat duduk dengan anak dan istrinya.

“Dari Jakarta ke Wonogiri, semalem (Jumat (29/04/2022), berangkat jam 9 malam. Ya macet juga di Kalimalang, Bekasi. Selepas itu ramai lancar,” kata Totok disela tengah beristirahat di Jalan Gajahmada, Tirto.

Totok mengaku berhenti di banyak titik saat mudik kali ini. “Saya terakhir kali mufiky tiga tahun yang lalu. Anak masih kecil, jadi enak bisa cepat. Saat ini anak sudah besar, jadi kita mudah capek, akhirnya ya berhenti berkali-kali,” ucapnya.

Tiga Tahun tidak pulang, Totok Trianto (39) Warga Tebet, Jakarta yang hendak mudik ke Wonogiri bersama anak dan istrinya. (Foto : Robby for sigijateng.id)

Saat ditanya, apakah tidak repot saat mudik perjalanan jauh dengan menggunakan motor berbagi tiga orang, Totok justru  menjawab, baru kali ini dilakukannya.

“Anak saya kan sudah besar ya tuh, gemuk lagi. Jadi posisi saya memang harus maju kedepan. Ya jelas sempit, dan mudah capek. Mau gimana lagi. Orang sudah tiga tahun tidak mudik. Naik bus mahal dan tidak bisa mampir ke Pemalang juga,” bebernya.

Totok sendiri tidak menargetkan sampai Wonogiri jam berapa. Ia melakukan perjalanan dengan santai. Ia tidak sendirian, saat mudik berboncengan tiga ini. Beberapa pemudik dengan anak yang cukup besar, juga beberapa kali terlihat memasuki Kota Pekalongan.

Sementara itu, Satria Prandita anak Totok yang berusia 9 tahun mengaku, suka mudik pakai motor. Meski, saat berjalan, ia dihimpit karena posisi duduknya diapit oleh ayah dan ibunya. “Suka sih jalan-jalan ke Jawa . Cuman, pantatnya yang panas, capek. Kalau capek, saya minta berhenti,” tukasnya. (Dye)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini