Beri Perilaku Baiklah Pada Anak! Jangan Galak Jika Anda Tidak Menginginkan Hal Ini Terjadi

Ilustrasi anak (foto unsplash)

SIGIJATENG.ID – Ada kalanya kita sebagai orang tua merasa kesal dengan sikap anak yang tidak dapat diprediksi. Hal ini membuat emosi kita tertuang ke dalam bentuk bentakan ataupun teriakan untuk membuat anak mematuhi apa yang kita perintahkan.

Namun jika sikap tersebut sering dilakukan, bukan hasil yang bagus seperti anak menjadi semakin patuh terhadap kita, justru anak menjadi takut dan tidak terbuka dengan kita. Tentu saja hal ini tidak anda inginkan bukan?

Psikolog spesialis pengasuhan anak, Elly Risman Musa membagikan ilmu mengenai dampak negatif dari perilaku galak kita kepada anak. Berikut ini penjelasannya,

“Sebagai orang tua, ketegasan itu diperlukan. Tapi bagaimana kalau saking mau tegas malah kesannya jadi galak dan mudah terbawa emosi? Siapa juga yang tidak kesal jika anak rewel pada saat kita sedang sibuk melakukan sesuatu atau merengek sampai tantrum minta dibelikan sesuatu?” ujarnya.

Elly memberikan ilmu bahwa anak yang kita asuh merupakan titipan dari Tuhan yang harus dijaga dengan baik dan penuh kasih sayang. Kalau Anda diminta menjaga anak Presiden, kira-kira bagaimana mengasuh dan menjaganya ? Beranikah Anda membentaknya sekali saja? Pasti tidak, bukan? Nah kalau sekarang yang menitip bukan Presiden, tapi yang jauh lebih berkuasa dari Presiden, yaitu Allah. Beranikah Anda membentak, memarahi, mencubit, menyentil, bahkan memukul?

Jika Anda pernah melakukannya, kira-kira nanti di hari akhir, apa yang Anda jawab ketika ditanya Pemiliknya ? Jiwa anak anda lebih mahal dari susu termahal yang tumpah. “Jaga lisanmu, duhai orangtua. Jangan pernah engkau memarahi anakmu hanya gara-gara ia menumpahkan susunya atau karena ia melakukan hal yang menurutmu salah.” Nasihat Elly Rusman.

“Anakmu tidak tahu kalau apa yang ia lakukan adalah kesalahan. Otaknya belum punya konsep itu. Jaga jiwa anakmu. Lihatlah tatapan mata anakmu yang tidak berdosa itu ketika engkau marah-marah. Ia diam dan mencoba mencerna apa yang engkau katakan.” Paparnya.

Coba perhatikan apa yang ia lakukan setelah anda pukul dan engkau marahi. Anak anda tetap memeluk anda, masih ingin anda belai. Bukankah inilah tanda si anak memaafkan anda? Namun, jika anda terus-menerus mengumbar kata-kata kasar kepadanya, otak anak akan merekamnya dan akhirnya, cadangan “maaf” di otaknya hilang.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Anak anda akan tumbuh menjadi anak yang “ganas” dan ia pun akan membenci orang tuanya sedikit demi sedikit hingga tidak tahan Bersama anda. Jiwa anak yang terluka itu akan mendendam.

Pernahkah anda saksikan anak-anak yang “malas” merawat orangtuanya ketika tua? Jangan salahkan anak-anaknya. Cobalah memahami apa yang sudah dilakukan oleh orangtua itu kepada anak-anaknya ketika mereka masih kecil. Anak anda itu bukan kaset yang bisa anda gunakan untuk merekam kata-kata kasar anda.

Anda pasti kesal jika anak nakal. Tapi pernahkan anda berpikir bahwa kenakalannya mungkin adalah efek rusaknya jiwa anak karena kesalahan anda? Mungkin mulai sekarang anda dapat merenungkan sikap galak yang sering tidak sengaja anda lakukan.

Menjadi orang tua mungkin tidak mudah, namun ada baiknya anda terus belajar dan berproses agar tidak menyesal di kemudian hari. (akhida)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini