Berawal Dari Kenangan Masa Kecil, Pria Ini Koleksi Banyak Sepatu Bola Jadoel

Imam Sahri ketika memamerkan koleksi sepatu bola langkanya. (Foto. Mushonifin/sigijateng.id)

SEMARANG (Sigijateng.id) – Mengoleksi sepatu jenis sneakers, high hills ataupun kets tentu merupakan hal yang lumrah. Namun berbeda dengan Imam Sahri yang memilih mengoleksi aneka sepatu bola jaman dulu atau yang disebut jadul.

Koleksinya pun cenderung lengkap, mulai dari tahun 1960 sampai tahun 2000 an, tertata rapi dan ia rawat setiap hari. Mayoritas koleksinya adalah sepatu yang tenar saat Piala Dunia, sebut saja Adidas Copa Mundial, Adidas Predator Pulse, Tiempo Natural. Adidas Backen Buer, Diadora Brazil, dan yang lainnya.

“Kenal sepatu bola dan jatuh cinta tepatnya tahun 90an ya, saat itu saya kebetulan bermain sepak bola. Disitu kenal banyak sepatu, seperti Diadora Brazil, Copa Mundial dan lainnya,” kata Imam, Senin (11/7/2022).

Karena masih sekolah, Imam muda harus menabung untuk membeli sepatu bola yang ia incar yakni Adidas Copa Mundial hingga akhirnya bisa ia beli. Perlu diketahui Adidas Copa Mundial merupakan sepatu bola klasik yang dirilis di tahun 70 sampai 80-an.
Sepatu ini cukup tenar di tahun-tahun itu dan dipakai oleh pesepakbola dunia maupun Indonesia. Seiring berjalannya waktu, Imam terus melanjutkan hobinya hingga bertemu salah satu teman yang bekerja di Tanggerang dan mengenal berbagai jenis sepatu.

Saat itu pula Imam melihat ada peluang bisnis, apalagi ia memiliki banyak kenalan pedagang sepatu yang dulu berjualan di Pasar Maling (PM) Johar untuk menjual sepatunya dari lapak ke lapak.

“Saya saat itu sampai jual motor buat modal untuk kulakan sepatu, selain dipakai sendiri. Ya kalau bosan saya jual,” kenangnya.

Ada pula koleksi sepatunya yang ia dapat dari kerabatnya yang tinggal di Purwokerto, sepatu itu dibuat sekitar tahun 1960 dengan menggunakan bahan kulit yang memiliki enam studs atau gerigi pada bagian outsole. Imam menyebut salah satu koleksinya tersebut fossil karena berusia sangat tua.

“Sepatu ini pernah ditawar orang, tapi ya tidak saya berikan karena memang sudah langka dan tidak lagi diproduksi,” tuturnya.

Rata-rata sepatu jaman dulu, lanjut Imam menggunakan kulit asli sehingga tahan lama dan tentu saja awet. Menurutnya, selain dari tahun sepatu itu dibuat, sepatu bola jadul yang diminati adalah sepatu yang pernah trend pada tahun tesebut terutama saat Piala Dunia digelar.

“Misalnya sepatu yang dibuat dalam edisi Piala Dunia, dikenakan siapa itu pasti menjadi buruan kolektor. Tahun 2000 an pun bisa disebut jadul, misalnya Adidas F-50 Tunit,” bebernya.

Imam mencontohkan, merek sepatu Puma dengan ikonnya Diego Armando Maradona yakni Puma King menjadi buruan. Lalu ada juga Adidas Backen Buer, Adidas Predator Pulse, dan Adidas Adi Core beberapa seri sepatu lainnya yang berbahan kulit asli, entah itu kulit sapi ataupun kulit kangkuru.

“Bisanya berbahan kulit perawatan hanya di semir atau diberi mink oil, dan minimal dipakai seminggu sekali agar nggak rapuh. Kalau jarang dipakai biasanya malah rusak,” jelasnya.

Barang-barang jadul, kata dia, termasuk sepatu bola biasanya berharga mahal karena banyak dicari. Apalagi ada istilah klangenan, atau membeli barang serta kenangan yang hilang dan belum terbeli saat sepatu tersebut tenar. Hal inilah yang membuatnya melirik bisnis jual beli sepatu yang ia geluti sampai saat ini.

“Karena sering dapat, akhirnya coba saya jual dan ternyata banyak peminatnya,” tambahnya.

Imam membuka toko sepatu bola kecil-kecilan di rumahnya yang adadi Jalan Menoreh Raya No 8, tampilan depan toko sepatunya malah terlihat seperti warung makan. Hal tersebut karena toko sepatu bola Imam Sahri yang diberi nama “Bakul Gedhang Tanpa Sport” berada satu tempat dengan warung makan yang dijalankan istrinya.

Namun sekali lagi, jangan melihat sesuatu dari bungkusnya saja. Sepatu yang ia jual sepatu yang berkelas dan tidak abal-abal karena akan membuat pencinta sepatu bola tidak bisa tidur jika belum membeli sepatu yang diincar, meskipun bekas.

“Kemarin itu pas pandemi entah kenapa sepak bola jadi tren. Mungkin untuk olahraga supaya nambah imun. Omsetnya lumayan lah, karena yang tadi saya bilang untuk klangenan,” terangnya.

Selain sepatu bekas, Imam menjelaskan mendapat sepatu dari berbagai lini, entah dari sisa store, rekannya yang di luar negeri maupun dari seseorang yang hendak menjual sepatunya. Hanya merek Adidas dan Nike yang dianggap melekat kepada pencinta bola.

“Saya juga tawarkan di Instagram di akun di @sahri_imam atau di Facebook Imam Sahri Samiun,” pungkasnya. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini