Bantu Buat KTP, Dinsos Kota Semarang Data Para Pemukim Kolong Jembatan RE Martadinata

Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekandar, saat melakukan pendataan kepada 39 eks warga perumahan Cakrawala yang tinggal di bawah kolong jembatan layang Jl. RE Martadinata Semarang Barat yang tergusur belasan tahun lalu, Senin (27/6/2022). (Foto. Mushonifin/sigijateng.id)

Semarang (Sigijateng.id) – Dinas Sosial Kota Semarang melakukan pendataan terhadap 39 warga eks perumahan Cakrawala yang tinggal di bawah kolong jembatan layang Jl. RE Martadinata Semarang Barat yang tergusur belasan tahun lalu.

Kepala Dinas Heroe Soekandar mengatakan pihaknya melakukan pendataan terutama bagi warga yang belum memiliki KTP Kota Semarang untuk difasilitasi proses kepemilikan KTP.

“Jadi kami memfasilitasi warga Masyarakat Kota Semarang. Tadi sudah berkoordinasi dengan pak lurah dan pak RW juga supaya yang belum punya KTP Kota Semarang segera diurus,” ujar Heroe, Senin (27/6/2022).

Heroe menjelaskan untuk proses pembuatan KTP warga bersangkutan tidak perlu mengurus surat pindah ke daerah asal. Mereka hanya perlu mendaftar melalui kelurahan tempat mereka tinggal saat ini.

“Jadi yang bersangkutan tidak perlu pulang ke daerah asal, yang penting ngurus ke kelurahan nanti kami bantu ke disdukcapil,” kata Heroe.

Dalam pantauan Dinsos, terhitung ada 39 keluarga yang tinggal di lokasi. Tercatat pula ada 9 keluarga tak memiliki KK dan KTP Kota Semarang terus ada 30 keluarga yang berKTP Kota Semarang namun alamatnya di luar Kecamatan Semarang Barat.

“Jumlahnya kan ada 39, nah yang 9 itu belum punya KTP Semarang. Jadi nanti kalau udah punya KTP Semarang kan mudah kalau ada apa-apa. Misal sakit bisa dapet UHC kan gratis ke rumah sakit. Lalu yang anaknya sekolah kan dari SD sampai SMP gratis. Terus yang terpenting kalau sudah punya KTP Semarang kan untuk DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) kita bisa ajukan,” imbuh Heroe.

“Nah kalau yang 30 itu KTPnya memang semarang, tapi kecamatannya luar Semarang Barat,” imbuhnya.

Dijelaskan, pihaknya tetap memperbolehkan mereka tinggal di situ namun tidak boleh menambah rumah ataupun luas bangunan. Dalam perkembangannya, setidaknya total ada 90 keluarga, namun sekarang tersisa 39 dan berharap kedepan mereka memiliki tempat tinggal lebih layak.

“Jadi warga sana itu dulu warga perumahan Cakrawala yang tergusur dan sampai sekarang belum punya tempat tinggal tetap. Dulu ada sekitar 90 keluarga lalu sekarang tinggal 39 itu. Nah kami berharap mereka segera punya rumah dan tidak selamanya di situ,” jelasnya.

Sebenarnya, lanjut Heroe, sempat ada usulan untuk memindahkan mereka ke rumah susun, tapi kendalanya mereka sudah memiliki pekerjaan di sekitar situ sehingga terlalu jauh kalau dipindah ke rumah susun.

“Untuk upaya membantu mendapatkan tempat tinggal yang layak, kami masih akan lakukan koordinasi lanjutan,” tandas Heroe.

“Ini dari pihak Rumah Pancasila kan juga sudah memberi bantuan untuk warga sini,” pungkasnya. (Mushonifin).

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini