Agar IPM Naik, Mahasiswa KKN MIT 14 Kelompok 37 UIN Walisongo Lakukan Sosialisasi Pencegahan Stunting

Tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terpadu 14 (KKN MIT 14) Kelompok 37 UIN Walisongo Semarang inisiatif melakukan sosialisasi kepada Ibu PKK Mororejo Kaliwungu Kabupaten Kendal terkait pencegahan stunting, MInggu (3/7/2022). ( foto tim kkn uin walisongo)

KENDAL (Sigijateng.id) – Tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terpadu 14 (KKN MIT 14) Kelompok 37 UIN Walisongo Semarang inisiatif melakukan sosialisasi kepada Ibu PKK Mororejo Kaliwungu Kabupaten Kendal terkait pencegahan stunting. Dengan mengusung tema “Cegah Stunting Itu Penting” kegiatan sosialisasi ini digelar di rumah Sekretaris Desa (carik) di RW 01 Desa Mororejo, Minggu (03/07).

Amalia Lathifah Utami, selaku koordinator desa (kordes) tim KKN MIT 14 Desa Mororejo mengatakan kegiatan sosialisasi stunting ini merupakan inisiatif mahasiswa KKN karena kesadaran mengingat angka prevalensi stunting di Indonesia berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tergolong tinggi yaitu sebesar 24,4%. Sosialisasi pencegahan stunting ini bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

“Melalui pencegahan stunting maka indeks pembangunan manusia akan meningkat yang akan mendukung produktivitas generasi yang akan datang.” terang Amalia dalam keterangannya.
Amalia berharap sosialisasi pencegahan stunting ini didukung dengan kerja sama di seluruh lapisan masyarakat. “Perlu sinergitas bersama-sama sosialisasi ini dapat diinformasikan kepada seluruh lapisan masyarakat.” harapnya.

Sementara, Zumronah selaku bendahara PKK RW 1 sekaligus petugas pendataan posyandu di Desa Mororejo mengaku bahwa di desa Mororejo pencegahan stunting ini sudah berjalan secara optimal.
“Pencegahan stunting melalui sosialisasi sudah banyak diserukan seluruh organisasi masyarakat, termasuk ibu PKK sendiri.” terangnya.

Zumronah menambahkan bahwa ibu PKK juga ikut berpartisipasi aktif dalam pencegahan stunting. “Partisipasi PKK dalam penanganan stunting yaitu ikut serta menjadi bagian dari TPK (Tim Pendamping Keluarga),” tambahnya.

TPK sendiri terdiri dari 3 unsur yakni Bidan Desa, Kader TP PKK, dan Kader KB. Pendampingan TPK dilaksanakan setiap sebulan sekali dengan melakukan pendataan kepada keluarga berisiko stunting, juga melakukan pendataan kepada calon pengantin (catin), ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan balita (usia 0-59 bulan).
(Amelia Anisatul Khoiriyah-kknuin/asz)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini