3 Dusun di Daerah Ini Terisolir Akibat Tanah Longsor hingga Putuskan Akses Jalan

Ilustrasi Tanah Longsor. Foto: pixabay.com

Banjarnegara (Sigijateng.id) – Sebanyak 1.000 jiwa dari tiga dusun di Desa Suwidak Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara terisolir. Hal itu lantaran akses jalan menuju Desa Suwidak terputus total akibat bencana tanah longsor.

“Iya ada sekitar 1.000 jiwa dari 312 KK terisolir. Yakni warga yang berada di Dusun Ngaliyan, Selomanik dan Krobokan,” kata Kepala Desa Suwidak Rip Santoso Santoso, Rabu (26/10/2022).

Jalan putus sejak dua hari lalu tak hanya mengisolir rumah warga, tapi juga mengisolir bangunan sekolah dasar dan kantor pemerintahan Desa Suwidak. “Bangunan SD dan kantor pemerintahan desa juga ikut terisolir,” terang dia.

Ia mengungkapkan, untuk saat ini kebutuhan yang paling mendesak yakni listrik dan air. Sedangkan kebutuhan makanan diperkirakan masih cukup untuk beberapa hari.

“Untuk kebutuhan yang mendesak itu listrik dan air. Kalau kebutuhan makanan sekarang masih ada. Diperkirakan masih cukup untuk tiga hari sampai satu minggu kedepan,” bebernya.

Terkait peristiwa tersebut, pihaknya masih mencatat kerugian akibat bencana tanah longsor yang terjadi. Mengingat akses ekonomi terutama di tiga dusun itu putus total.

“Untuk kerugian masih kita hitung. Karena akses ekonomi putus total. Warga juga tidak bisa membawa hasil panennya sejak jalan itu putus,” jelasnya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara mencatat sebanyak 76 jiwa mengungsi. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo menyebut saat ini ada 76 jiwa mengungsi. Titik pengungsian tersebar di rumah-rumah di Desa Bantar.

“Untuk warga yang mengungsi ada 76 jiwa baik warga Desa Bantar dan Desa Suwidak. Mereka mengungsi di rumah saudaranya yang masih di wilayah Desa Bantar,” terang Andri.

Tanah longsor ini merusak jalan antar desa dan rumah warga. Jalan yang menghubungkan Desa Bantar menuju Desa Suwidak, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, putus total. Area perkebunan salak juga rusak akibat tanah longsor tersebut.

Selain itu, rumah warga retak-retak di bagian dinding dan lantai. Warga terpaksa mengungsi bersama keluarganya. “Rumah rusak retak-retak di lantai dan dinding. Jadi takut terpaksa mengungsi di rumah saudara yang tidak jauh dari sini,” ujar Teguh.

Teguh mengungkapkan, tanah longsor awalnya terjadi sekitar sepekan lalu. Namun tingginya intensitas hujan membuat dampak terus bertambah. Terutama dalam dua hari terakhir.

“Awalnya sudah lama sekitar satu minggu lalu. Tapi terus hujan dan luasan yang terdampak bertambah,” ungkapnya. (Red)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini