Tingkatkan Imunitas, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Produksi Jamu untuk Masyarakat di Lingkungannya

SEMARANG (sigijateng.id) – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Reguler Dari Rumah UIN Walisongo Semarang di wilayah Bangetayu Kulon Kecamatan Genuk Kota Semarang melakukan program pembuatan jamu yang kemudian dibagikan ke warga sekitar, Selasa (26/10/2021). Pembuatan jamu itu dilakukan oleh tim KKN RDR ke 77 kelompok 33 yang beranggotakan empat belas mahasiswa dengan dibanntu oleh Nurul Amin dan anaknya Sonia.

Tim KKN yang dikoordinatori oleh Mevi Sahertian mendatangi kediaman Nurul Amin yang berlokasi di Kelurahan Bangetayu Kulon, Kecamatan Genuk, Kota Semarang.

Nurul Amin diketahui berprofesi sebagai pengelola warung makan, dan memang rutin mengkonsumsi jamu atau wedang herbal guna kesehatan dan kebugaran tubuhnya yang dibuatnya sendiri.

Jamu yang buat oleh mahasiswa tim KKN kelompok 33 Bersama oleh Nurul Amin bersama anaknya yang bernama Sonia menghasilkan rasa yang begitu nikmat dan dapat menghangatkan badan. Pembuatan jamu dilakukan sesuai dengan protokol kebersihan dengan mencuci terlebih dahulu semua bahan bahan dan peralatan yang akan dipakai sehingga menghasilkan jamu yang higienis.

“Proes produksi jamu diawali dengan pemilihan bahan dasar untuk membuat jamu seperti rempah-rempah (Kayu secang, kayu manis, pala, gula aren, jahe, dan sereh) semua dikuliti dan dicuci bersih,” kata Mevi Sahertian selaku koordinator Kelompok 33 KKN Reguler 77 UIN Walisongo Semarang.

Kemudian bahan-bahan tadi dimasukkan satu persatu kedalam air yang sudah mendidih secara bertahap. Setelah jamu matang dan dingin, selanjutnya adalah proses pengemasan jamu kedalam botol. Tidak lupa semua rangkaian kegiatan tersebut dilaksanaan dengan senantiasa mematuhi kesehatan, seperti mencuci tangan, memakai masker, dan juga menjaga jarak.

Setelah itu, jamu dikemas dalam botol satu per satu. Selanjutnya mahasiswa KKN Kelompok 33 membagikan jamu tersebut dan mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar betapa pentingnya mengkonsumsi jamu di masa seperti ini.

“Jamu ini sangat cocok untuk dikonsumsi secara rutin pada masa pandemi ini. Selain harganya sangat terjangkau, bahan-bahannya dapat dengan mudah kita temui di alam sekitar kita,” tambah Mevi Sahertian.

Sementara, Nurul Amin mengatakan, diirinya memiliki riwayat sakit gula, tetapi setelah rutin meminum jamu atau wedang herbal dari kayu secang, ternyata ada perubahan yang lebih baik di tubuhnya. Dia merasa minum jamu sangat efektif untuk kesehatan tubuhnya.

“Di era new normal seperti ini, jamu sangat penting dikonsumsi oleh masyarakat guna peningkatan imun tubuh,” kata Amin.

Minuman jamu telah membuktikan khasiatnya dari waktu ke waktu. Hal ini terbukti dengan jamu masih dapat mempertahankan eksistensinya hingga sekarang. Dahulu, jamu hanya berbentuk minuman cair, kini terdapat banyak pembuat jamu yang sudah melakukan inovasi baik dari segi bentuk dan bahan-bahannya. Jamu dibuat dengan cara tradisional dengan bahan-bahan organik, sehingga tidak memiliki efek samping yang dihasilkan. Setiap bahan dari jamu diambil dari alam, dan memiliki segudang manfaat yang baik untuk tubuh.

Masyarakat memberikan apresiasi kepada tim KKN kelompok 33. Masyarakat merasa terbantu dari kegiatan yang dilakukan oleh kelompok 33 itu di sekitar lingkungannya.

“Saya sering mengkonsumsi obat kimia warung, tetapi efek atau khasiatnya tak sebaik dengan saya mengkonsumsi jamu herbal,” terang Ahmad selaku ketua RT setempat.

Ahmad mengira membuat jamu itu sulit dan memakan waktu lama. Ia mengaku dapat ilmu dari kegiatan KKN yang kami adakan.

“Sudah jarang anak muda yang peduli terhadap minuman herbal seperti jamu ini, kadang disuruh minum saja mereka enggan dan beranggapan jamu itu pahit,” tuturnya saat ditemui tim KKN di rumahnya.

Ahmad menambahkan bahwa sebagai perwakilan masyarakat disini, sangat mengapresiasi dan salut terhadap kegiatan produksi jamu ini. Kegiatan ini sangat membantu dan berguna untuk masyarakat.

Anggota tim KKN kelompok 33 berharap dengan adanya kegiatan produksi dan sosialisasi jamu masyarakat bisa teredukasi dan lebih sadar akan kesehatannya dengan memproduksi jamu sendiri dari bahan rempah-rempah.

Apalagi mengingat bahwa Indonesia, adalah negara yang kaya akan tanaman rempah-rempah dan hal ini sangat memudahkan masyarakat dalam memproduksi dan mengonsumsi jamu untuk meningkatkan imunitas tubuh setiap harinya. (kel 33/asz)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini