Tiga Startup di Jateng Ini Dinobatkan Sebagai Hetero for Startup

Suasana kegiatan puncak penghargaan program Kembulan Digital Hetero for Startup Jawa Tengah di Allah Stay Hotel. (foto dok.)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Dimulai sejak bulan Oktober 2020, program Kembulan Digital Hetero for Startup akhirnya menemui titik puncaknya pada bulan April 2021.

Dari 2.188 peserta dan total 437 tim peserta startup yang kemudian dikurasi menjadi 20 tim, akhirnya lolos untuk menuju ke Final Day yang diselenggarakan di Hotel Allstay Semarang. 

Dari 20 tim tersebut, panitia kemudian menyeleksi lagi hingga menjadi 5 tim startup yang berkesempatan untuk mempresentasikan ide mereka di hadapan para juri. Jurinya pun tak tanggung-tanggung. Pihak panitia menghadirkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Worldwide Senior Lead and Customer Experience (CX) Microsoft Ferro Ferizka, dan CEO dan Founder HARA Regi Wahyu.

Pada acara yang diadakan pada Selasa (13/4/2021) tersebut, PT Sentra Solusi Automa (startup logistik dan transportasi) berhasil menjadi pemenang juara pertama. Kemudian di posisi kedua diraih oleh Bsfly.id (startup pengelolaan sampah) dan posisi ketiga dicapai oleh Komerce.

Kembulan Digital Hetero for Startup sendiri merupakan program yang diinisiasi oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Jawa Tengah. Berkolaborasi dengan Sampoerna dan Hetero Space, program ini memiliki tujuan memberdayakan ide kreatif anak muda dalam menemukan solusi, atas masalah pada ruang lingkup industri kreatif di Jateng.

“Harapannya Hetero for Startup dapat menciptakan entrepreneur baru, ada anak muda kreatif yang bisa berbagi pengalaman. Ada kolaborasi yang dibuat. Maka ada produk yang bisa diciptakan dan selalu inovatif dan kreatif. Kemudian bisa bermanfaat untuk ekonomi dan kemanusiaan yang akan menjadi kekuatan bangsa,” ucap Gubernur Ganjar. 

Proses seleksi startup dilakukan melalui beberapa tahap. Mulai dari tahap kick off, team selection, bootcamp, hingga incubation. Rata-rata startup tersebut berasal dari berbagai bidang. Baik bidang pendidikan, pariwisata, logistik dan transportasi, UMKM, dan kategori umum.

Ketua Panitia Kembulan Digital Hetero for Startup, Khaleed Hadi Pranowo, mengatakan Hetero for Startup merupakan program dari kolaborasi antar pihak swasta. 

“Ada dari Sampoerna untuk Indonesia, Pemprov Jateng, dan Hetero Space sendiri sebagai perwakilan dari komunitas. Kami berharap program ini akan terus berlanjut di batch selanjutnya. Karena kami melihat potensi startup di daerah yang belum terlihat sebelumnya. Di program ini mereka nampak begitu mengesankan,” ujarnya.

Perlu diketahui, 20 startup yang berhasil masuk ke babak final di antaranya ada Event Hunter Indonesia, hompimpaa.id, dan Asdosku yang berasal dari Banyumas. Lalu dari Kabupaten Semarang ada BengkokCraft dan Sunrise Adventure Consultant.

Berita Terbaru:

“Sedangkan dari Kabupaten Kendal, Pekalongan, Purbalingga, Purworejo, Boyolali, dan Temanggung masing-masing mewakili tim bukakata.id, Pasar Sayoor, Komerce, NGOJOL, bsfly.id, dan Haripanen. Selain itu, dari Kota Semarang diwakili oleh Lindungi Hutan, ZAKKI, DigiTiket, Manusia Biasa, Kakarobot, dan GOLEVAT. Sedangkan dari Kota Surakarta ada SIAB Indonesia, SOKU, dan PT Sentra Solusi Automa,” terangnya. 

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng Ema Rahmawati menyebut, ajang ini adalah umpan bagi Generasi Z yang ada di wilayah Jawa Tengah. Menurutnya, ketertarikan anak muda telah beralih kepada bisnis yang melibatkan teknologi canggih.

“Anak muda kan tidak tertarik dengan bisnis UKM tradisional, tapi tertarik dengan bisnis seperti ini. Mulai dari sekarang kita ajak generasi Z untuk mengembangkan bisnis dengan model ini ataupun produksi,” ujarnya.

Ema mengatakan, Jawa Tengah memiliki sekitar 3 juta bisnis start up. Namun demikian, ia mengakui angka ini masih jauh bila dibandingkan provinsi tetangga, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.

“Kendalanya, kita kurang mengetahui potensi teman-teman. Selain itu belum ada pihak yang kemudian mau menginkubasi. Maka kita dorong para inkubator untuk mendampingi anak-anak, agar mereka tak hanya paham produksi tapi juga segi bisnisnya,” urainya.

Sementara itu, CEO PT Sentra Solusi Automa Alfonsus Aisya Tefa mengatakan, saat ini perusahaan rintisannya berfokus membantu UMKM yang bergerak di berbagai bidang. Jasa yang ditawarkan adalah, penelusuran distribusi barang dan manajemen gudang. Idenya, berawal dari praktik kecurangan (fraud), yang sering dirasakan oleh pengusaha yang mengirimkan barang mereka.

“Kita bergerak di Supply change IoT, layanan Fit Management, warehouse management, censor management dan utility metering. Itu bisa digunakan untuk membentuk digital ecosystem untuk supply change tracking kendaraan, untuk tracking paket, suhu ruangan. Misal kita mau kirim vaksin, kita bisa tahu suhunya langsung dari (gadget),” ujarnya.

Dengan layanan itu, ia menyebut rute pengiriman dan kualitas barang dapat termonitor melalui gadget. Alfonsus menyebut, saat ini 100 fleet dan 2000 warehouse (gudang). Kebanyakan dari mereka adalah sektor UMKM yang bergerak di bidang pengiriman barang.

“Kami layanan UMKM, karena perusahaan gede-gede ada sendiri. Itu termasuk murah. Kami ada level harga Rp50 ribu sampai Rp500 ribu per bulan, bergantung layanannya,” pungkasnya. (Mushonifin)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini