Songsong Generasi Emas 2045, Jaringan Dosen PMII Gelar Muktamar Antisipasi Bencana Demografi

Prof. Dr. Noor Achmad, M. Ag Selaku Ketua Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Indonesia (IKA-PMII) Jawa Tengah dan Ketua Yayasan Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang. (Dok.)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Jaringan Dosen Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sedang mempersiapkan Muktamar Pemikiran yang rencananya digelar pada 5-7 April di Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.

Ketua Panitia Muktamar Pemikiran Dosen PMII Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M.Fil.I (tengah batik hitam) sedang memimpin rapat persiapan antara panitia pusat dan panitia lokal di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. (Dok.)

Salah satu penasehat kegiatan, Prof. Dr. Noor Achmad, M. Ag mengatakan kegiatan seperti ini perlu diadakan mengingat bangsa Indonesia akan menyambut bonus demografi berupa generasi emas (golden generation) pada 2045 mendatang.

“Perlu penyiapan SDM unggul supaya potensi bonus demografi itu tidak malah menjadi bencana demografi (demographic disaster),” ujar Ketua Yayasan Wahid Hasyim yang Menaungi Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang pada Minggu (14/3/2021).

Ketua Ikatan Keluarga Alumni PMII (IKA-PMII) Jawa Tengah itu menegaskan telah banyak elemen masyarakat yang menyatakan berkomitmen untuk membangun SDM dalam rangka menyiapkan generasi emas tersebut. Pria yang saat ini menjadi Ketua Dewan Pelaksana Pengelola (DPP) Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), itu juga mengatakan pihaknya terus memantau persiapan muktamar itu.

“Sejumlah elemen menyatakan komitmen kebangsaan untuk ikut berkontribusi membangun SDM, termasuk dosen alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII),” tegas Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) tersebut.

Untuk meneguhkan komitmen tersebut, Ketua Panitia Muktamar Pemikiran Dosen PMII Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M.Fil.I mengatakan sedikitnya ada dua tujuan kegiatan muktamar para kaum pemikir atau intelektual itu.

’’Pertama konsolidasi dosen se-Indonesia untuk menjadi energi baru menuju Indonesia maju,’’ kata Haris.

Tujuan berikutnya adalah merekomendasikan peta jalan (road map) gerakan pemikiran dosen se-Indonesia di tingkat nasional maupun internasional.

Ketua Pengurus Pusat Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara/Hukum Administrasi Negara (AP HTN-HAN) itu mengatakan tema besar Muktamar Pemikiran Dosen PMII itu adalah SDM Unggul Dosen PMII Menuju Indonesia Emas. Sebagai insan intelektual yang paripurna berproses di PMII, Haris mengatakan penting bagi para dosen untuk mereposisi peran strategis dan ideologi mereka.

Haris yang juga Sekretaris Forum Dekan Fakultas Syariah dan Hukum PTKIN se-Indonesia itu menceritakan muktamar pemikiran itu digagas oleh dosen-dosen PMII di bawah naungan Pengurus Besar Ikatan Alumni PB IKA-PMII. Rencananya muktamar itu akan dibuka oleh Presiden RI Ir. H. Joko Widodo dan ditutup Wakil Presiden RI Prof Dr (HC) KH Ma’ruf Amin.

Sejumlah guru besar dan tokoh nasional dijadwalkan hadir dalam rangkaian muktamar pemikiran itu. Diantaranya adalah Ketua Umum PBNU Prof KH Said Aqil Siradj, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Yenny Wahid untuk sesi seminar Isu dan Tantangan Masa Kini.

Kemudian pada seminar Blue Print Indonesia Emas menghadirkan Menteri Desa dan PDT Abdul Halim Iskandar, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar, dan Dr Sony HB Harmadi dari Bappenas.

Selain itu juga bakal digelar sesi forum guru besar membahas Bonus Demografi: Tantangan dan Rekomendasi.

Dalam Sesi ini Prof. Noor Achmad akan tampil sebagai narasumber bersama Prof Nur Syam dari UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof Mundzier Suparta (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Prof Suyitno (UIN Raden Fatah Pelembang), Prof Abdurrahman Mas’ud (UIN Walisongo Semarang), dan Prof Ulfiah (UIN Sunan Gunung Djati Bandung).

Kemudian juga digelar sesi forum rektor PMII yang mengulas tentang Indonesia Emas dan Praktik Baik Pendidikan Tinggi. Rektor PMII yang hadir diantaranya Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Prof Maftukhin, Rektor UIN Raden Intan Lampung Prof Moh. Mukri, Rektor UIN Walisongo Semarang Prof Imam Taufiq, Rektor Unisma Malang Prof Masykuri, dan Rektor UIN Raden Fatah Palembang Prof Nyayu Khodijah. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini