Selain Pandemi, Terminal Tipe A Kota Pekalongan Alami Penurunan Jumlah Penumpang Dampak Banjir

Suasana Terminal Tipe A Kota Pekalongan nampak lengang dan sepi.

Kota Pekalongan (Sigi Jateng) – Tak hanya dampak pandemi Covid-19, namun akibat banjir yang terjadi di Kota Pekalongan juga menyebabkan Terminal Tipe A Kota Pekalongan mengalami penurunan jumlah penumpang.

Hal itu diungkapkan Kepala Terminal Tipe A Kota Pekalongan, Sularjo saat dikonfirmasi melalui telepon, Selasa (22/2/2021). “Aktivitas penumpang menurun sejak pandemi Maret 2020 sampai sekarang,” kata dia.

“Jadi selama tahun 2020 lalu, jumlah kedatangan penumpang 300 ribu orang dan jumlah keberangkatan ada 350 ribu orang,” sambung Sularjo.

Dia menyebut bahwa jumlah ini menurun dibanding tahun 2019 silam dengan jumlah keberangkatan 520 ribu dan keberangkatan 530 ribu atau mengalami penurunan sebesar 42%. Januari 2022 ini jumlah bus AKAP yang beroperasi 100 per hari dengan jumlah 600-800 kedatangan atau atau keberangkatan.

“Januari tahun lalu lebih banyak, tahun ini menurun 60%,” bebernya.

Sesuai dengan imbauan pemerintah, lanjut Sularjo, memang untuk mengurangi mobilitas maka aktivitas di Terminal Tipe A Pekalongan ini juga ikut menurun. “Jumlah AKAP ada 170 trayek Pekalongan tapi yang beroperasi 90-100 armada,” jelasnya.

Sularjo menambahkan kaitannya dengan fasilitas di Terminal Tipe A Kota Pekalongan saat pandemi ini pihaknya juga melengkapi dengan tempat cuci tangan, pemeriksaan suhu, ruang tunggu, ruang istirahat, ruang laktasi, ruang pemeriksaan kendaraan, jalur tuna netra, dan sebagainya.

“Kedepannya kami berencana untuk merevitalisasi Terminal agar digunakan sebagai gedung serbaguna untuk kegiatan kesenian dan pengembangan UMKM, serta pusat bisnis. Ini kami masih mencari investor,” pungkasnya.

Salah seorang pedagang di kawasan Terminal Pekalongan, Nur Hidayah (45) mengaku omzet dagangannya menurun sejak adanya pandemic, karena sepinya penumpang yang ada di terminal. Dirinya saat ini tengah berpikir akan beralih usaha lainnya, mengingat kondisi yang dihadapi.

“Iya menurunlah, wong sering sepi tidak ada penumpang sama sekali. Dulu sebelum terkena banjir, masih untung ada pembeli,” tukasnya. (Dye)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini