Pengurus Rumah Perempuan dan Anak Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Suasana pelantikan Rumah Perempuan dan Anak Jawa Tengah di UTC Jl. Kelud Raya, Kelud Gajahmungkur Kota Semarang. (foto dok.)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Rumah Perempuan dan Anak (RPA) kini telah hadir di Provinsi Jawa Tengah. Lembaga yang konsen terhadap isu perempuan dan anak tersebut didirikan pada 28 September 2014 di Jakarta.

Pelantikan pengurus RPA Jawa Tengah dilaksanakan di gedung UTC Kelud Semarang pada 10 April 2021. Pelantikan oleh ketua RPA Pusat Evi Nurmilasari, S.Pi, M.A.P

RPA Pusat melantik 162 pengurus RPA di wilayah Jawa Tengah beserta 15 kabupaten/kota yaitu Kota Semarang, Demak, Pati, Jepara, Sukoharjo, Boyolali, Kudus, Tegal, Klaten, Wonosobo, Purwokerto, Blora, Magelang, Karanganyar dan Kebumen.

“Perempuan dan anak adalah kelompok khusus yang harus dilindungi. Kekerasan terhadap dua kelompok ini masih tinggi. Untuk itu keberadaan RPA harus ada di seluruh Indonesia, termasuk Jawa Tengah untuk menegakkan keadilan terhadap hak-hak anak perempuan dan anak” kata Evi dalam sambutannya, Sabtu (10/4/2021).

Evi lebih lanjut menyampaikan bahwa keberadaan RPA di seluruh Indonesia diharapkan akan memberikan dampak positif dengan memberikan perhatian berupa advokasi terhadap isu perempuan dan anak. Selain itu diharapkan juga akan semakin tumbuh kesadaran masyarakat untuk melawan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Ketua RPA Jawa Tengah Evi Nurmilasari menuturkan setelah dilantik pihaknya akan melakukan langkah gerak cepat merespon isu perempuan dan anak seperti kekerasan, eksploitasi, dan lain sebagainya.

“Jawa Tengah dengan jumlah penduduk lebih kurang 34,5 juta, perlu mendapatkan perhatian, karena faktanya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak masih tinggi,” ujar Evi yang dikenal sebagai aktivis perempuan Jawa Tengah.

Selain melakukan kerja-kerja pendampingan menurut Evi, juga penting melakukan literasi kepada masyarakat agar tumbuh kesadaran bagaimana menghargai keberadaan perempuan dan anak.

“Masih banyak masyarakat yang tidak tahu kemana harus mengadu ketika mendapatkan kekerasan, sehingga banyak kasus terjadi yang tidak tertangani karena korban diam, untuk itu mari bersuara terlebih ketika mendapat perlakuan yang tidak adil,” ajak Evi.

Di era digital seperti sekarang ini, lanjut Evi, perilaku kekerasan bisa dipicu melalui media internet dan media sosial. Untuk itu tantangannya semakin besar. Pihaknya akan melakukan pendekatan terhadap generasi millenial agar tahu bagaimana seharusnya menjadi generasi millenial yang menghormati hak-hak perempuan dan anak.

Ai Rahmawati sebagai pengurus RPA pusat menyampaikan dalam sambutannya bahwa pembentukan RPA di Indonesia dan khususnya di wilayah Jawa Tengah sebagai wasilah dan berharap bisa memberi kemaslahatan bagi masyarakat, khususnya perempuan di Indonesia.

“RPA diharapkan bisa menjadi kontributor yang baik dalam upaya membangun perempuan Indonesia,” tambah Ai Rahmwati sebelum menutup sambutannya

kegiatan pelantikan dilanjutkan dengan workshop dengan tema upaya mencegah dan menanggulangi kekerasan terhadap perempuan. workshop ini dihadiri oleh narasumber dari DP3AKB provinsi jawa tengah, wakil DPRD jawa tengah, Direktur LRC KJHAM dan TPP jawa tengah. Provita Wijayanti, M.Si., Akt. CA Dosen Unissula menjadi moderator dalam workshop tersebut. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini