Pasien Covid-19 Kekurangan Oksigen, Begini Cara Mahasiswa di Banyumas Menangani

Mahasiswa relawan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Banyumas memberikan cara pengobatan suportif dan rehabilitatif dalam mengatasi hipoksia dengan penggunaan oksigen. (Foto: Dok Humas UMP)

Purwokerto (Sigi Jateng) – Dalam beberapa hari ini banyak pasien Covid-19 mengalami kekurangan oksigen. Hingga saat ini belum ada pengobatan yang dianjurkan dalam mengatasi hipoksia atau kekurangan oksigen pada pasien tersebut.

Meski begitu, penelitian pun juga terus dilakukan. Mahasiswa Relawan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, memberikan cara pengobatan suportif dan rehabilitatif dalam mengatasi hipoksia dengan penggunaan oksigen.

Ketua KKN relawan Covid Banyumas di Rumah Karantina Diklat Baturaden Annisa Dita Dewi mengatakan, ada beberapa pasien dirawat di RK Diklat yang terpaksa harus dirujuk ke rumah sakit karena mengalami hipoksia.

“Hipoksia adalah keadaan dimana saturasi oksigen dalam tubuh rendah dibawah 95 persen. Kondisi ini sering dijumpai pada pasien Covid-19 yang ditandai dengan perasaan sesak saat bernapas,” kata Annisa, Rabu (28/7/2021).

Beberapa penelitian menjelaskan hipoksia merupakan faktor resiko terjadinya kematian yang lebih besar, sehingga sangat penting untuk memantau saturasi oksigen dalam tubuh pasien Covid-19,” katanya.

Dalam mengatasi kondisi seperti ini, posisi pruning menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan saturasi oksigen dalam tubuh. Posisi Pruning yakni posisi membalikkan pasien dengan tepat dan aman dari punggung ke perut dengan pasien berbaring telungkup.

“Posisi ini telah diterima secara medis untuk meningkatkan oksigen dalam tubuh dan menciptakan kenyamanan dalam bernapas. Posisi pruning dapat meningkatkan ventilasi dengan cara mempertahankan alveolar atau rongga kecil di dalam paru-paru terbuka sehingga mempermudah pernapasan,” katanya.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan KKN RCB UMP Ns. Endiyono, S.Kep, M.Kep mengatakan, posisi proning diperlukan hanya ketika pasien memiliki nilai saturasi oksigen di bawah 94 persen atau mengalami kesulitan dalam bernapas.

“Peralatan yang diperlukan cukup sederhana hanya 4 buah bantal yang masing-masing diletakkan: satu buah di bawah leher, satu buah di bawah dada dan dua buah di bawah kaki. Beberapa posisi yang dianjurkan kepada pasien ketika melakukan isolasi mandiri adalah dengan berbaring menghadap kanan, berbaring menghadap kiri, posisi telungkup dan berbaring setengah duduk,” kata Endiyono.

Dia mengatakan, untuk waktu yang dianjurkan untuk melakukan posisi ini adalah 30 menit. “Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan posisi pruning yakni dilarang melakukan posisi pruning setelah makan, pasien yang sedang hamil, pasien yang mengalami trombosis vena dalam, gangguan jantung dan gangguan tulang belakang, tulang paha ataupun patah tulang panggul,” ujarnya. (Dye)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini