Pacu Pemulihan 5 Destinasi Ini Jadi Super Prioritas, Ada Candi Borobudur Jawa Tengah

Candi Borobudur, salah satu Situs Warisan Budaya Unesco yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. (Foto: Istimewa)

Jakarta (Sigi Jateng) – – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus memacu program pemulihan untuk membangkitkan kembali 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Indonesia.

Adapun lima DPSP Indonesia adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Likupang di Sulawesi Utara.

“Kelima DPSP itu menjadi fokus utama pemerintah karena keunikan budaya serta keragaman alamnya yang tak hanya menarik wisatawan, tetapi juga mampu menumbuhkan ekosistem ekonomi kreatif yang memberdayakan masyarakat lokal,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Rabu (24/11/2021).

Sandiaga menjelaskan, program pemulihan yang terus diupayakan adalah peningkatan kapasitas SDM di DPSP yang dilakukan Kemenparekraf lewat berbagai program, seperti pelatihan dan pendampingan untuk para operator dan penyedia jasa pariwisata.

Lewat program ini, diharapkan SDM akan semakin kreatif dengan berbagai terobosan baru sehingga dapat memperkuat perekonomian dan menciptakan lapangan kerja, khususnya di sektor pariwisata DPSP Indonesia.

“Industri pariwisata merupakan salah satu sektor yang terkena dampak paling parah, dengan penurunan sangat besar di sektor pariwisata internasional dan domestik. Bahkan dari data Kemenparekraf, Indonesia mengalami penurunan pendapatan negara di sektor pariwisata hingga Rp 20,7 miliar akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB),” katanya.

Sejak pandemi melanda, kata Sandiaga, banyak orang yang mengandalkan mata pencahariannya dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terpaksa kehilangan pekerjaan.

“Karena itu, dibutuhkan inovasi, khususnya dalam meningkatkan kreativitas dan kompetensi SDM di sektor pariwisata, apalagi sektor pariwisata merupakan potensi paling berharga yang perlu kita kembangkan untuk meningkatkan ekonomi lokal,” ujarnya.

Sandiaga mengatakan, strategi utama Kemenparekraf adalah mendukung penuh operator dan provider jasa pariwisata di lima DPSP dengan berbagai pelatihan dan pendampingan berbasis inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Melalui program-program seperti pelatihan dan pendampingan, adaptasi kebiasaan baru SDM, masyarakat akan diedukasi untuk semakin terampil dalam berinovasi dan jeli dalam melihat peluang, khususnya di 5 DPSP Indonesia.

“Inovasi artinya kami terus mencari cara untuk mengembangkan kualitas dan kompetensi setiap pelaku di jasa pariwisata dan perhotelan di DPSP. Kami ingin mereka memahami tentang perubahan tren pariwisata yang dinamis, dimana para wisatawan selalu mencari hal unik, seperti atraksi wisata yang lebih personal dan terlokalisasi,” ujar Sandiaga.

Sementara itu, peningkatan kompetensi berbasis adaptasi mencakup beberapa elemen penting seperti edukasi mengenai Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability (CHSE) dan protokol kesehatan yang ketat kepada penyedia jasa pariwisata di DPSP. Kemenparekraf juga meningkatkan pelatihan terkait digitalisasi dan pemanfaatan big data, khususnya dalam memetakan berbagai potensi di sektor pariwisata dan industri kreatif DPSP.

Kemenparekraf juga berencana mendorong strategi Kolaborasi lewat kemitraan dan kolaborasi di antara pemangku kepentingan dalam industri pariwisata di DSP, baik di sektor publik maupun swasta. “Dengan strategi dan inisiatif ini, kami berharap dapat mempercepat pemulihan ekonomi dan membangkitkan pariwisata di lima DSP, serta bermanfaat bagi masyarakat setempat untuk pemberdayaan ekonomi yang lebih baik,” tutup Sandiaga. (Dye)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini