Optimisme Junianto Besarkan PSIS Semarang, Target Pertama Incar Dana Segar Rp250 M, dari Mana?

Petinggi PSIS, (dari kanan) Direktur Utama PSIS Joni Kurnianto, Komisaris PSIS Junianto, CEO PSIS Yoyok SUkawi dan GM PSIS Liluk. ( foto aris syaefudin/sigijateng.id)

SEMARANG (Sigijateng.id) –  Komisari PT Mahesa Jenar Semarang Junianto menyatakan PSIS Semarang adalah tim besar yang laka jual. Karenanya, bersama pengelola PSIS lainnya, dia optimis PSIS Besar akan segera besar jika dikelola dengan baik serta dilengkap sarana dan prasana pendukungnya.

“Dengan potensi yang ada, saya optimis PSIS bisa menjadi klub besar yang kaya. Bahkan bisa mengalahkan Bali United. Salah satu modal besar PSIS yakni supoter PSIS lebih banyak dari Bali United. Bali United bisa besar tentu PSIS juga bisa,” kata Junianto, saat menggelar pertemuan dengan awak media di Hotel F&B Inn Sam Poo Kong, Semarang, Jumat (17/12) malam.

Juga hadir dalam kesempatan itu CEO PSIS Yoyok Sukawi, Direktur Utama PSIS Joni Kurnianto, dan Ganeral Manajer Tim PSIS Liluk Winarto.

Junianto yang seorang pengusaha ini, mengaku, bergabung ke PSIS, selain memang karena cinta PSIS sejak kecil, juga melihat potensi bisnis yang menguntungkan di klub sepak bola. Tentu saja, harus pelan-pelan, karena saat ini masih pandemi.  Target awal untuk membesarkan PSIS  sebagai klub profesional adalah segera melantai di bursa efek, guna menjual saham ke public, agar pendanaan tim semakin kuat.

“Yang saya gelontorkan, saya sikat IPO dulu. Dapat dana segar, minimal kita dapat Rp250 miliar, kita akan atur untuk apa. Ajaran orang tua yang penting cementel, intuk duit (dapat uang) jangan hura-hura,” kata Junianto, alumni salah satu STM di Kota Semarang ini.

Saat ini pihaknya masih terus melengkapi sarana dan prasarana sebagai klub profesional untuk menyonsong IPO. Salah satunya dengan membangun lapangan latihan terpadu di Salamsari, Boja, Kendal. Selain itu, PSIS juga berharap bisa menggunakan Stadion Jatidiri, sekaligus bisa menjadi pengelola stadion. Saat ini, sedang berusaha membuat kantor secretariat PSIS di tengah Kota Semarang.

“Untuk IPO, keinginan saya hanya satu. Stadion (Jatidiri) ini harus. Kalau tidak ada win-win solution, tidak ketemu dan usaha kami kuat di sini, kenapa tidak (bangun stadion sendiri). Saya yakin prospek. Bukan saya pengelolanya, tapi manajemen dan juga suporter Panser Biru-Snex . Saya sudah punya ide, satu kursi Rp 2 juta, Rp 2,5 juta dan Rp5 juta,” terang dia.

Pihaknya juga sudah mengumpulkan banyak pengusaha di Jakarta, terkait dengan rencana IPO tersebut. Bahkan para pengusaha tersebut sudah menyatakan kesiapannya untuk menjadi salah satu penanam saham di klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar.

“Banyak dari kawan-kawan saya yang sudah inden saham,” kata Junianto.

Salah satu peruntukan dari initial public offering (IPO) tersebut akan diproyeksikan untuk membangun stadion sendiri. Meski demikian, Junianto menegaskan, karena di Kota Semarang sudah ada Stadion Jatidiri, ia tidak mau gegabah dan harus menghormati kearifan lokal.

“Kalau membangun sekarang sebenarnya bisa tapi jangan sampai mangkrak, kita bikin profesional. Market Jateng tinggi, tol ada, semua lengkap. Meski populasi penduduk 65 juta, ini kondisi pandemi, saya belum bisa evaluasi,” ujarnya.

Junianto menambahkan, pihaknya sudah merancang pembangunan stadion baru termasuk menghitung biayanya. Dan anggarannya masih bisa diatasi. Ia mencontohkan Stadion Maguwoharjo Sleman biayanya Rp120 miliar. Rumah sakit Charlie Demak yang dibangunnya di Demak juga Rp120 miliar.

“ Kami juga harus melihat. Kami di sini perlu waktu 2-3 tahun,” katanya sambal menegaskan

bergabungnya ke PSIS juga untuk melengkapi manajemen yang sudah ada. (aris)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini