Niat Sholat Dhuha, Tata Cara dan Doanya, Dijamin Dimudahakn Semua Urusan

Ilustrasi

SIGIJATENG.ID –  Ada beragam macama sholat sunah, salah satunya sholat dhuha. Sholat dhuha hukumnya sunah muakkad, artinya sangat dianjurkan.

Sholat sunah dhuha dilakukan pagi hari ini, yakni dimulai sekitar 15 menit setelah matahari terbit bagi, sampai sekitar 15 menit jelang masuk waktu sholat dhuhur.

Jumlah rekaat shalat sunah dhuha yakni, mulai 2 rekaat sampai 12 rekaat, dengan cara 2 rekaat  1 salam. Ada pendapat pula yang membolehkan 4 rekaat satu salam.

Ada beberapa hikmah dan fadhilah sholat dhuha. Diantaranya diberi pengampunan, dimudahkan semua urusan, wajah terlihat sinar bercahaya, amalnya setara dengan bersedekah dan dilindungi dari segala keburukan.

Jadi, diusahakan Anda jangan sampai meninggalkan sholat sunah dhuha ini.  Jika Anda masuk kerja rutin pada pagi hari, Anda bisaa mengerjakan sholat sunah dhuha sebelum berangkat kerja di rumah. Jika belum sempat, bisa dilakukan di kantor atau tempat kerja.

Bagaimana tata cara sholat dhuha

Niat Sholat Dhuha

Niat sholat dhuha, seperti niat sholat lainnya, sebetulnya adalah di dalam hati, yakni ketika kita mengucap takbirotul ihrom ( Allahu Akbar). Saat mulut membaca takbir, saat itu hati kita niat. Karena memang itu di dalam hati. Namun agar kita konsentras dan hati tertata, maka kita boleh melafadkan (mengucapkan) niat sebelum baca takbir. Lafad niat boleh bahasa arab, bahasa indonesia, bahasa jawa, atau bahasa daerah lainnya yang Anda paham.

Berikut niat sholat dhuha Bahasa Arab.

اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

Latin: ” Ushollii sunnaatadluhaa rak’ataini llillaahi ta’aala.

Artinya

“Saya berniat sholat dhuha 2 rakaat menghadap kiblat karena allah ta’ala”.

Kalau mau 4 rakaat sekaligus bisa mengubah bacaan niat 2 rakaat menjadi 4 rakaat dengan menyebut ‘arbaa’ata rok’ataini.

Berikut Tata Cara Sholat Dhuha

Tata cara sholat dhuha 2 rakaat dilakukan sebagai berikut:

1. Niat sholat dhuha

2. Takbirotul Ihram

3. Membaca Doa Iftitah (Sunnah)

4. Membaca Surah Al-Fatihah (Wajib)

5. Membaca Surah Ad-Dhuha (boleh surah lainnya, yang Anda bisa)

6. Ruku’ dengan tuma’ninah

7. I’tidal dengan tuma’ninah

8. Sujud dengan tuma’ninah

9. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

10. Sujud kedua dengan tuma’ninah

11. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua

12. Membaca Surah Al-Fatihah

13. Membaca Surah As-Syams ( boleh Surah lain)

14. Ruku’ dengan tuma’ninah

15. I’tidal dengan tuma’ninah

16. Sujud dengan tuma’ninah

17. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

18. Sujud kedua dengan tuma’ninah

19. Tasyahud Akhir dengan tuma’ninah

20. Salam

Seperti itulah tata cara shalat dhuha 2 rakaat. Apabila dilakukan dengan 4 rakaat, maka pada tahiyat awal membaca doa’ saat duduk diatas dua sujud sampai bacaan “Wa’ala sayyidina Muhammad” kemudian langsung melanjutkan ke rakaat ketiga. Rakaat keempat dan ketiga hanya perlu membaca surat Al Fatihan sebagai surat wajib.

Setelah salam dilanjut dengan membaca membaca doa sholat dhuha. Doa Setelah Shalat Dhuha

Pada dasarnya doa setelah salat duha dapat menggunakan doa apapun. Bahkan pernah tercatat nabi beristighfar seusai shalat duha dan dilanjutkan dengan doa lain. Doa yang biasa dilakukan selepas salat duha adalah:

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Dalam tulisan latin: “Allahumma innad dhuha-a dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ‘ismata ‘ismatuka. Allahumma in kana rizqi fis sama-i fa-anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kana mu’assaron fa yassirhu, wa in kana haroman fathohhirhu, wa in kana ba’idan faqorribhu, bihaqqi dhuha-ika, wa baha-ika, wa jamalika, wa quwwatika, wa qudrotika, aatini ma atayta ‘ibadakas sholihin”.

Artinya: “Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktu dhuha-Mu, dan keagungan itu adalah keagungan-Mu, dan keindahan itu adalah keindahan-Mu, dan kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, maka turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih sukar, maka mudahkanlah, jika (ternyata) haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah, Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh”. (asz)

Berita Terbaru :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini