Meriah, Sekolah Nasima Gelar Festival Virtual Pemuda Merah Putih

Perwakilan peserta didik SMP dan SMA Nasima yang berbusana aneka profesi membaca ikrar Sumpah Pemuda dalam Festival Virtual Pemuda Merah Putih Sekolah Nasima yang disiarkan melalui kanal Teams dan Youtube Sekolah Nasima (Kamis, 28/8).

SEMARANG (Sigijateng.id) – Menyemarakkan Hari Sumpah Pemuda dan Maulid Nabi Muhammad Saw 1443, Sekolah Nasima menggelar Festival Virtual Pemuda Merah Putih, Kamis (28/10).

Direktur Bidang Humas Publikasi dan Promosi, Muhson menjelaskan, festival dengan tema “Pemuda Santri Merah Putih, Meneladani Rasulullah, Mencintai NKRI”. diselenggarakan secara blended, terpadu antara tatap muka terbatas dengan dalam jaringan atau daring.

‘’Kegiatan disiarkan langsung melalui kanal Microsoft Teams dan Youtube Sekolah Nasima dari aula Kaimana SMA Nasima, Jalan Yos Sudarso 17 Arteri Utara Kota Semarang. Empat puluh lima orang hadir langsung di tempat siaran langsung. Mereka terdiri dari pengurus yayasan, pimpinan sekolah, tim siaran, serta peserta didik pendukung acara. Sementara itu civitas Sekolah Nasima lainnya hadir secara daring. Sekitar 200 orang hadir daring melalui Teams, yaitu organ yayasan, guru, dan tenaga kependidikan,’’ kata Muhson.

Peserta didik serta orang tua, alumni, dan masyarakat umum mengikuti kegiatan melalui kanal youtube Sekolah Nasima. Tercatat ada 1.974 pemirsa daring saat acara ditayangkan.

Rangkaian kegiatan dipandu guru Bahasa Inggris Sekolah Nasima, Isnayani Tabi’ul Mursyida MPd, mengalir begitu apik dan kidmat, juga menghibur. Isna mengenakan busana adat Batak, tiga momen dalam satu festival membuat acara sedemikian berwarna. Acara dibuka dengan lima salam khas lima agama yang ada di Indonesia.

Setelah itu melafal Al Fatihah, menyanyi lagu “Indonesia Raya”, “Mars dan Himne Sekolah Nasima,” serta “Mars Syubanul Wathan”. Dua peserta didik kelas IV SD Nasima membaca Alquran surat Al Hujarat ayat 12-13 dan terjemahannya. Setelag itu pembacaan teks Sumpah Pemuda oleh 5 anak perwakilan peserta didik SMP dan SMA Nasima menjadi inti acara. Mereka mengenakan busana profesi cita-cita masing-masing.

Nabil memakai busana khas insinyur, Naela berbusana dokter, Yumna berbusana Aparatur Sipil Negara, Jeseen berbusana polisi, dan Syahru memakai busana wirausahawan.

Hadirin dan pemirsa turut berdiri serta menirukan sumpah yang sangat bersejarah tersebut. Menyanyi lagu “Satu Nusa Satu Bangsa” menjadi penyempurnanya. Tak sedikit hadirin yang menitikkan air mata seusai menirukan Sumpah Pemuda dan menyanyi lagu nasional tersebut.

“Haru bangga bercampur aduk. Kata-kata dalam sumpah dan lagu tersebut sangat luar biasa. Kami bisa merasakan gelora semangat para pemuda kala itu yang sangat mengharapkan persatuan dan kemerdekaan bagi Indonesia,” kata Nabil, peserta didik SMP Nasima yang bertugas sebagai pengucap Sumpah Pemuda.

Wakil Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Nasima, Ilyas Johari SPd MM dalam sambutannya mengatakan, pada 28 Oktober 1928, 93 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia telah melahirkan tonggak sejarah yang tak akan terlupa sampai kapanpun, yaitu Sumpah Pemuda. ‘’Sumpah yang mengikat setiap putra dan putri atau pemuda Indonesia. Tak hanya mengikat pemuda yang saat itu hadir dalam Kongres Pemuda. Namun, sumpah itu berlaku untuk selamanya. Pemuda Indonesia adalah penjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang Bhinneka Tunggal Ika,” kata Ilyas.

Ilyas Johari memakai setelan busana adat Mandar Sulawesi Barat. Dalam sambutannya dia mengatakan, NKRI bukanlah sebuah negara yang ada dan terbentuk secara tiba-tiba. Tetapi melalui sebuah perjalanan sejarah yang sangat panjang, yang tidak lepas dari berbagai macam perjuangan, pengorbanan, bahkan tetesan darah dan air mata. Kewajiban para generasi muda sepanjang zaman untuk menjaga tegaknya NKRI. Salah satunya adalah dengan menjaga persatuan dan kesatuan, serta berkarya yang terbaik untuk bangsa negara.

Untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, kuncinya adalah toleransi dan saling menghormati. “Orang yang bertoleransi adalah orang yang menghargai setiap perbedaan yang ada di sekitarnya. Maka dari itu, ayo mencari ilmu dan wawasan agar kita mengenal Indonesia lebih mendalam. Indonesia penuh dengan keberagaman, sehingga kita perlu merawatnya dengan bertoleransi,’’ kata Ilyas.

Video “Sekolah ‘Merah Putih’ Nasima, Sekolah Miniatur Indonesia” ditayangkan untuk memberi edukasi bahwa Sekolah Nasima menyelenggarakan pendidikan berkualitas berbasis karakter nasionalis agamais. Salah satu programnya adalah Jelajah Nusantara. Pertama, peserta didik difasilitasi untuk “jalan-jalan keliling” Indonesia melalui display kelas Jelajah Nusantara.

Semua ruang di Sekolah Nasima diberi nama daerah-daerah di Indonesia. Total ada sekitar 200 ruang. Setiap ruang dihias sesuai keunikan potensi masing-masing daerah yang menjadi namanya. Media dan alat peraga pembelajaran juga dikreasi berdasar keunikan budaya Nusantara. Selanjutnya secara berjenjang sesuai level kelasnya peserta didik difasilitasi untuk melakukan kegiatan pengenalan aneka profesi dan penjelajahan lingkungan di Kota Semarang, Jawa Tengah, Pulau Jawa, dan seluruh Indonesia. Tak hanya itu, ada juga program jelajah dan belajar ke luar negeri seperti Singapore English Camp, Students Immerssion Program, Misi Seni Budaya, dan Nasima Jelajah Jejak Rasul.(aris)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini