Menparekraf : Selain Tempat Ibadah, Masjid Bisa Dijadikan Pusat Ekonomi Kreatif

Penandatangan nota kesepahaman antara Ketua DMI Jawa Tengah KH Achmad (kanan) dengan Regional CEO Semarang Bank Syariah Indonesia Imam Hidayat Sunarto (kiri) sebelum dimulai webinar disaksikan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen.

SEMARANG (Sigi Jateng) – Masjid sebagai salah satu khazanah penting umat Islam, saatnya masjid dijadikan pusat ekonomi kreatif , pembinaan masyarakat, tidak sekadar sebagai tempat ib adah.

“Kita harus mampu menjadikan masjid sebagai sentral ekonomi kreatif. Maka ke depan harus terus berinovasi, berkolaborasi dan beradaptasi,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Salahudin Uno.

Sandiaga mengatakan hal itu saat menjadi narasumber di acara webinar nasional yang diselenggarakan pengurus Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Rabu (17/2/2020), dalam rangka Harlah KE-4 MAJT TV.

Webinar bertajuk “Masjid Sebagai Basis Pemberdayaan Ekonomi Umat”. Selain Sandiaga Uno, acara yang dimoderatori Prof Dr Ahmad Rofiq MA itu juga menghadirkan sejumlah narasumber lainnya seperti, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) HM Jusuf Kalla, Ketua Baznas Prof Dr KH Noor Ahmad, Kepala perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Pribadi Santoso.

Turut hadir Ketua DMI Jateng, KH Achmad, Ketua MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi, pimpinan Bank Syariah Indonesia Semarang Imam Hidayat Sunarto, dan sejumlah tokoh lainnya.

Sebelum webinar dimulai, dilakukan penandatangan MoU antara Ketua DMI Jawa Tengah Drs KH Achmad dengan Regional CEO Semarang Bank Syariah Indonesia Imam Hidayat Sunarto, terkait dengan konsep pengelolaan keuangan digital yang akan diterapkan pada masjid-masjid di Jawa Tengah yang berjumlah 48.900 masjid dan 88 ribu musala.

Pada kesempatan itu, Sandiaga Uno menyampaikan materi tentang “blueprint pengembangan wisata religi dan ekonomi kreatif berbasis masjid”.

Dikatakan Sandiaga, posisi masjid, sebagai komponen pembentukan peradaban manusia.
“Sebagian besar masjid-masjid yang dibangun sebelum Abad 15 Masehi masih berdiri megah dan kokoh hingga sekarang. Ini patut kita syukuri,” terangnya.

Selain itu, pada perkembangannya masjid juga menjadi identitas suatu kota atau daerah hingga saat ini, seperti di Kota Banda Aceh ada Masjid Baiturahman, Masjid Agung Demak di Kabupaten Demak, dan sejumlah masjid bersejarah lainnya.

Umumnya masjid menjadi tempat ibadah sekaligus tempat ziarah seiring perkembangan yang ada.Selain itu, masjid juga dikembangkan sebagai pusat budaya, wisata religi, dan sejarah. Wisata religi, kata dia bisa diangkat sebagai pencerminan agama Islam yang rahmatan lil alamin).
“Prinsipnya, kami mendukung masjid sebagai salah satu komponen wisata religi. Misalnya, Masjid Agung Demak terdapat sejarah makam Sultan Demak. MAJT mengingatkan keindahan masjid Nabawi Madinah,” imbuhnya.

Ketua DMI Pusat Jusuf Kalla mengajak masyarakat terlibat aktif memajukan umat melalui pemberdayaan masjid. Menurut Jusuf Kalla, dalam memakmurkan masjid misalnya turut serta membangun masjid, memelihara, salat berjamaah. Semua itu, kata dia, salah satu upaya untuk memakmurkan masjid.

Ia menambahkan, masjid memiliki banyak fungsi, selain sebagai fungsi ibadah, juga sebagai pusat pendidikan, ekonomi umat, pembinaan masyarakat, dan hal penting lainnya.

“Karena itu, masjid se Indonesia yang jumlahnya mencapai 800 ribu an itu dapat dijadikan sebagai media pembangunan ekonomi umat atau hal penting lainnya,” katanya pada webinar yang dibuka Wagub Jateng Taj Yasin .

Sekretaris MAJT Kiai Muhyiddin MAG berharap dari webinar nasional ini dapat mengedukasi para pengelola masjid, umat dan jemaat untuk tetap berinovasi dalam mencari solusi dalam menghadapi permasalahan ekonomi umat. (aris)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini