Mbah Yahmi, Usia Senja Pilih Hidup Sendiri Tinggal di Rumah Milik Desa

Mbah Yahmi (82) tinggal di Dusun Jambu Kidul RT02 RW 02 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.

JAMBU ( sigijateng.id ) Masa tua yang terjamin segala aspek kebutuhannya seperti kesehatan, kenyamanan dan kesejahteraan adalah impian banyak lansia di negeri ini. Namun tidak semua lansia memiliki kesempatan jaminan hidup tersebut.

Salah satunya Mbah Yahmi (82) nenek renta tidak punya rumah yang menempati rumah pemberian Pemerintah Desa Jambu, yang terletak di Dusun Jambu Kidul RT02 RW 02 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.

Mbah Yahmi, nenek  kurus dan rapuh ini menempati rumah yang berada di ujung tanah desa yang terletak di lapangan desa. Sebuah rumah sederhana dan kecil. Berdinding papan, lantai tanah tanpa fasilitas memadai seperti tidak ada kamar mandi dan jamban yang layak.

Menurut Bintara Tinggi Bagian Bhakti TNI Koramil 11 Jambu Peltu Sutiyono, keberadaan Mbah Yahmi tinggal di rumah milik Pemerintah Desa Jambu itu sudah lima tahun terakhir.  Itu upaya pemerintah desa Jambu menolong Mbah Yahmi yang tidak punya rumah namun tidak bersedia tinggal di rumah anak-anaknya.

 “Memang itu telah menjadi pilihan Mbah Yahmi. Beliau tidak bersedia tinggal bersama anak-anaknya. Setiap dibawa ke rumah anaknya selalu minta kembali ke rumah ini. Meski kasihan ya bagaimana lagi,” jelas Peltu Sutiyono yang sering memantau keamanan rumah Mbah Yahmi.

Awal mula Mbah Yahmi menempati rumah tanah desa di ujung lapangan ini karena rumah pertama yang ditempati  statusnya juga tanah milik desa. Namun akhirnya tanah itu digunakan untuk mendirikan gedung sekolah.  Pihak desa lantas memberikan ganti tempat tinggal Mbah Yahmi di tanah desa lainnya, rumah di ujung lapangan itu.

Mbah Yahmi mengaku cukup nyaman tinggal di rumah pinjaman desa ini.

“Saya punya anak empat. Ada yang di Jakarta, Kendal, Pingit dan Ambarawa. Kerjanya sopir sama buruh pabrik. Tapi saya lebih senang tinggal di rumah ini, rumah sendiri,” kata Mbah Yahmi yakin.

Status tanah atas rumahnya tentu tidak mudah ia pahami. Bagi Mbah Yahmi yang ia tahu rumah itu sudah lama menjadi tempatnya berteduh, rasanya tentu sudah menjadi rumah sendiri. Nenek yang memiliki belasan cucu dan cicit ini juga merasa lebih damai dan merdeka tinggal di rumah itu.  Tidak menjadi beban bagi pihak lain adalah kemerdekaan tersendiri baginya. Kebahagiaan lain juga mampu Mbah Yahmi ciptakan dengan hal sederhana.

 “Sudah senang, tiap malam ada cucu atau buyut yang menemani saya tidur. Merebus air tiap pagi untuk mandi sama memberi uang untuk makan, beli obat dan bayar listrik,” tutur Mbah Yahmi riang.

Sementara Jumat pagi ini (30/4/2021) Koramil 11 Jambu, dipimpin Danramil Kapten Cba Sudir bersama anggota mengunjungi kediaman Mbah Yahmi sebagai bentuk dukungan moril. “Kami turut prihatin dengan kondisi Mbah Yahmi. Di usia senja tinggal sendirian di rumah bantuan desa. Tapi masih bagus perhatian cucu-cucunya yang datang, memberi makan dan memandikan tiap hari,” ungkap Kapten Cba Sudir.

Perhatian berupa kehadiran dari sang cucu mungkin sudah dirasa cukup oleh Mbah Yahmi, namun bagi lansia tidak potensial seperti Mbah Yahmi tentu akan lebih tentram jika mendapat perhatian lebih. Jaminan kesehatan, kebutuhan makan yang cukup dan bergizi,  kenyamanan tempat tinggal dan lainnya.

“Kalau kondisi rumah, itu diluar kewenangan kita semua karena itu rumah milik desa. Namun kalau ingin membantu kebutuhan lainnya, makanan, kasur, selimut  dan kebutuhan  lansia lemah seperti Mbah Yahmi ini juga baik,” ungkap Kapten Sudir.

Mbah Yahmi pertama kali ditemukan dalam perjalanan anggota Koramil 11 Jambu dan Persit saat menjadi relawan sedekah sembako dari tim  dermawan di beberapa kota di Indonesia yang digawangi Wildan Adi Nugraha. (penulis Shinta Ardhan/aris)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini