Kepala BNPB Doni Bersama Rombongan Bertolak ke NTT, Tinjau Wilayah Terdampak Banjir Bandang

Pemandangan puing-puing tertinggal di kota Adonara di Flores Timur pada 4 April 2021. (Foto : AFP)

Jakarta (Sigi Jateng) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jendral TNI Doni Monardo bertolak ke lokasi banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (5/4). Doni dan rombongannya akan melakukan peninjauan ke beberapa daerah yang terdampak banjir dan cuaca ekstrem.

Tenaga Ahli BNPB Egy Massadiah mengatakan pihaknya lebih bertolak ke Maumere dan selanjutnya melakukan perjalanan ke wilayah terdampak banjir di Kabupaten flores dan beberapa wilayah lain. Mestinya, kata dia, keberangkatan tim BNPB dilakukan pada Minggu (4/3).

“Berhubung cuaca semalam di lokasi tujuan tidak memungkinkan, perjalanan diundur menjadi pagi ini, pukul 05.00 WIB,” kata dia dalam keterangan pers.

Dalam kesempatan itu, Egy mengatakan bencana yang terjadi memang tak pernah mengenal hari libur.

“Ini bukan kejadian pertama, kami harus melakukan perjalanan maraton satu daerah ke daerah lain. Setelah kembali ke Jakarta, tak lama berselang harus bertolak lagi ke lokasi bencana yang baru. Nah, itu yang terjadi pagi ini,” kata Egy.

Bencana banjir bandang dan longsor telah menerjang beberapa wilayah di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara. Hujan lebat disertai angin kencang yang mengguyur menyebabkan wilayah tersebut diterjang banjir pada Minggu (4/4) dini hari.

Banjir bandang yang dipicu intensitas hujan tinggi itu, menerjang antara lain Desa Nelelamadike di Kecamatan Ile Boleng, Kelurahan Waiwerang dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur, Desa Oyang Barang dan Pandai di Kecamatan Wotan Ulumado serta Desa Waiwadan dan Duwanur di Kecamatan Adonara Barat.

BNPB mencatat sebanyak 54 orang ditemukan meninggal dunia setelah dilakukan pencarian, baik oleh pemerintah setempat maupun warga yang berinisiatif ikut melakukan pencarian.

Banjir bandang yang menghantam Pulau Adonara di Nusa Tenggara Timur akibat cuaca ekstrem ini tak hanya membawa lumpur dan longsoran tanah. Aliran air juga membawa batu serta kayu itu menghantam permukiman warga di beberapa desa yang ada di Pulau Adonara.

Camat Adonara Timur, Damianus Wuran di lokasi kejadian sempat mengatakan ada sejumlah keterbatasan yang mesti dihadapi pihaknya dalam upaya evakuasi korban di reruntuhan puing akibat banjir bandang dan longsor ini.

Salah satunya kata dia, keterbatasan alat berat di daerahnya yang menghambat upaya pencarian korban banjir bandang yang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Saat ini kata dia, proses pencarian korban banjir masih dilakukan secara mandiri oleh warga setempat. Pasalnya, persediaan alat berat yang ada di Pulau Adonara sudah dimobilisasi untuk mendukung penanganan bencana serupa di Kecamatan Ile Boleng. (Ant/dye)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini