Kasus Anak Driver Ojol Tewas Usai Makan Sate, Sisa Makanan Dibawa ke Laborat

Ilustrasi

JOGJA ( Sigijateng.id) – kejadian Kisah tragis dialami anak driver ojol bernama Naba Faiz Prasetya, putara Bandiman (36) Warga Sewon, Bantul Jogja menjadi perhatian banyak orang. Maklum, kematian Naba tergolong mengejutkan, yakni tewas usai makan sate yang dibawa sang ayah dari seorang wanita misterius.

Atas hal ini, jajaran kepolisian melakukan pengusutan. Selain melakukan oleh TKP, polisi meminta keterangan sejumlah saksi, sisa sate juga dibawa ke laboratorium

Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto menyatakan bahwa Polres Bantul telah melakukan olah TKP terkait tewasnya Naba Faiz, warga Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul, DIY.

“Untuk peristiwa di Sewon, tadi malam Polres Bantul sudah melaksanakan olah TKP. Kemudian sudah mengirim sisa makanan ke laboratorium,” kata Yulinato.

Yuli menyampaikan selain itu beberapa orang saksi juga sudah dilakukan pemeriksaan. Tujuannya guna mengungkap lebih jauh peristiwa tersebut.

Namun demikian, pihaknya enggan untuk menyimpulkan secara tergesa-gesa penyebab kematian bocah berusai 8 tahun tersebut. Namun yang pasti sisa makanan yang diguna menjadi salah satu pengaruh bocah itu menghembuskan napas terakhir telah dikirim ke laboratorium.

“Ini kita belum tahu motifnya apa, kemudian penyebab kematian juga apakah betul dari takjil itu atau apa kita kan belum tahu. Jadi kita belum bisa memastikan itu dari takjil,” ujarnya.

Nantinya pihak kepolisian masih akan menunggu informasi terbaru dari hasil penelitian sisa

makanan itu. Apakah memang benar mengandung zat berbahaya atau tidak.

Sementara, berdasar kronologi yang disampaikan Kapolsek Sewon, AKP Suyanto, sebelum kejadian ayah korban, Bandiman baru saja melaksanakan salat di sebuah masjid dekat area Stadion Mandala Krida pukul 15:30 WIB. Setelah salat, Bandiman didatangi oleh seorang wanita misterius yang meminta tolong untuk diantarkan paket takjil.

“Ada dua bungkus makanan, satu yang belakangan diketahui sate dan lontong. Kemudian yang satu adalah kotak berisi snack,” ujar Suyanto kepada wartawan kemarin.

Tanpa menggunakan aplikasi ojek online, Bandiman diberikan alamat pengantaran di daerah Kasihan, Bantul dan nomor telepon orang yang dituju. Kendati yang meminta tolong pada Bandiman adalah seorang wanita namun jika ditanya paket tersebut diminta disampaikan dari Hamid warga Pakualaman.

Sama sekali tidak curiga, Bandiman mengambil tawaran tersebut. Badiman juga tidak bertanya lebih lanjut terkait siapa pengirimnya dan lain sebagainya. Ia hanya sempat meminta bayaran Rp25.000 dengan jarak tempuh tersebut.

Namun, wanita yang menyewa jasanya itu memberikan uang Rp30.000. Dimana sisa kembalian uang tersebut diberikan kepada Badiman seluruhnya. Suyanto menyampaikan bahwa pembayaran berjalan dengan normal. Badiman sampai di lokasi pengantaran sekitar pukul 16:00 WIB.

Setelah ditelpon, rupanya pemilik rumah sedang berada di luar kota. Sementara yang ada di rumah adalah istrinya. Dikarenakan tidak ada pesan dan tidak mengenal Hamid, paket tersebut tidak diterima. Istri pemilik rumah mengatakan agar paket takjil tersebut diberikan kepada pengemudi ojek yang mengantarnya. “Dibawa pulang, mubadzir. Karena ini kan pas mau buka puasa,” imbuhnya.

Karena merasa sudah melaksanakan tugasnya, Bandiman lantas membawa pulang makanan tersebut agar tidak mubazir. Mengingat saat itu sudah mendekati waktu berbuka puasa. Di rumah, paket sate itu kemudian dimakan bersama Bandiman dan dua anak serta istrinya.

Bandiman dan satu orang anaknya sempat makan masing-masing dua tusuk sate tanpa bumbu dan merasa baik-baik saja. Sementara istri dan anaknya yang kedua memakan makanan itu dengan bumbu, yang lantas mengaku terasa pahit hingga merasakan tenggorokannya terbakar. Ia pun langsung pergi ke luar untuk memuntahkan isinya. Setelah muntah, anak driver ojol itu kemudian terjatuh tak sadarkan diri.

Sesampainya di rumah sakit sekitar pukul 18.50 Wib Naba dinyatakan dokter meninggal dunia akibat racun. Menurut Bandiman, dokter menyatakan bahwa racun yang terdapat pada bumbu sate itu lebih keras dibanding dengan racun hama pertanian.

“Baunya menyengat sekali memang dan waktu di dalam mobil itu seperti bau gosong terbakar,” katanya.

Sementara nyawa ibunya masih tertolong dan bisa dibawa kembali ke rumah.

“Saat itu juga kami langsung bergerak, untuk mengecek di TKP, mengecek keadaan, itu udah olah TKP,” jelas Suyanto.

Suyanto menyampaikan, dari peristiwa tersebut pihaknya langsung melakukan penyelidikan. Olah TKP juga sudah dilakukan bersama dengan tim inavis dan Polres Bantul.

Terkait kondisi korban yang meninggal setelah mengkonsumsi lontong dan bumbunya belum bisa dikatakan secara pasti sebagai keracunan makanan.

Baik dokter, rumah sakit, maupun pihaknya berhati-hati dalam mengambil spekulasi. Suyanto pun menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam menerima barang dari orang asing. Khusus kepada penyedia jasa ojek online, Suyanto meminta agar bisa melakukan cek dan kroscek jika pengirim tidak dikenal. (aris)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini