Guru PAI Dituntut Kuasai Konsep 4C, Apa itu?

DEMAK (Sigi Jateng) – Guru PAI harus memahami konsep 4C di era industri 4.0. 4C yang dimaksud adalah critical thingking, creatif dan innovatif, communication, collaboration. Demikian disampaikan Kasi Pendidikan Agama Islam (PAI) Kantor Kemenag Kabupaten Demak, Azhar Wibowo saat membuka acara Workshop peningkatan kompetensi GPAI angkatan ke-4 dengan tema Lesson Plan (Lengkap) yang berlangsung di Aula SMP Negeri 3 Demak.

“GPAI Kabupaten Demak harus memahami konsep 4C di era industri 4.0. 4C adalah critical thingking, creatif dan innovatif, communication, collaboration,” ungkap Azhar.

Melatih peseta didik untuk berifikir kritis, kreatif dan inovatif, komunikatif serta kolaboratif sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran di era milenial ini. Maka guru PAI jangan sampai ketinggalan dengan muridnya, meskipun gurunya lahir di era kolonial sementara muridnya lahir di era milenial.

Pria yang sangat tegas dalam mengambil keputusan ini juga berharap agar Guru PAI dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai guru, apalagi sebagai guru PAI.

Dalam Kegiatan tersebut selain dihadiri Kasi PAI Kemenag Kab. Demak H. Azhar Wibowo, M.Si, juga hadir Pengawas PAI Kab. Demak Endah Sulistyowati, S.Ag, M.Pd.I. dan Pembina MGMP PAI SMP Kab. Demak Mushonef, S.Ag, M.Pd.I.

Sementara itu Mushonef selaku Pembina MGMP PAI SMP Kabupaten Demak memberikan wacana mengenai pendidikan berdeferensiasi.

“Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Namun demikian, pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid,” terang Muhsonef.

Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, dimana guru harus berlari ke sana kemari.

“Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau superman yang bisa ke sana kemari untuk berada di tempat yang berbeda-beda dalam satu waktu dan memecahkan semua permasalahan,” ungkap Kepala Sekolah SMPN 2 Mijen ini.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.

“Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya,” jelas Mushonef.

Kegiatan ini diisi oleh pemateri Endah Sulistiyowati selaku Pengawasi PAI SMP di Kabupaten Demak. Saat mengisi materi didahului dengan permainan menarik yang membuat guru-guru PAI semangat dan penuh canda tawa. Suasana santai dan relaks tersebut membangkitkan minat peserta workshop dalam mengikuti materi Lesson Plan.

Pengawas PAI tersebut mengupas tuntas tentang substansi RPP. Menerangkan secara detail tahap demi tahap dalam penyusunan perangkat pembelajaran, mulai dari kaldik, minggu efektif, prota, promes, KKM, silabus dan rpp k-13 sesuai permen 22/2016 dan Surat edaran no 14/2019.

Kegiatan Workshop Peningkatan Kompetensi Bagi Guru PAI SMP Kabupaten Demak angkatan ke-4 dengan tema Lesson Plan ini mengakhiri serangkaian kegiatan workshop yang dilakukan oleh Pengurus MGMP PAI SMP Kabupaten Demak di Semester 2 Tahun Pelajaran 2020/2021. Diharapkan selain sebagai bekal dalam kegiatan pembelajaran di tahun pelajaran ini, juga sebagai persiapan di tahun pelajaran 2021/2022. Harapannya seluruh Guru PAI SMP di Kabupaten Demak telah siap melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. (aris)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini