FISIP UIN WS dan Bawaslu Jateng Launching Komunitas Mahasiswa Sahabat Bawaslu

Launching Komunitas Mahasiswa Sahabat Bawaslu yang dilantik langsung oleh Ketua Bawaslu RI dalam gelaran webinar Pendidikan Pengawasan Partisipatif Pemilu yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang dan Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) Jawa Tengah. (foto screnshot)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar webinar Pendidikan Pengawasan Partisipatif Pemilu di Kalangan Aktifis Mahasiswa yang bekerjasama dengan Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) Jawa Tengah. Selain itu, FISIP UIN WS juga melaunching Mahasiswa Sahabat Bawaslu yang langsung dilantik oleh Ketua Bawaslu RI, Abhan SH MH.

Acara ini sendiri dihadiri oleh Dekan FISIP, Dr. Mishbah Zulfa Elizabeth, M. Hum, Wakil Rektor III UIN WS, Dr. Arief Budiman, dan M. Fajar SAKA selaku Ketua Bawaslu Jateng. Selain itu hadir juga narasumber; Anik Sholihatun MPd, komisioner Bawaslu Jateng dan Nur Syamsudin, Dosen Ilmu Politik FISIP UIN WS.

Dekan FISIP, Dr. Mishbah Zulfa Elizabeth, M. Hum menyampaikan bahwa webinar Pendidikan Pengawas Partisipatif di Kalangan Aktifis Mahasiswa ini sebagai bentuk kerja sama FISIP UIN Walisongo Semarang dengan Bawaslu Jawa Tengah.

“Kami yakin Kerjasama ini memiliki arti penting dalam rangka pengembangan masyarakat dan mahasiswa dalam rangka partisipasi yang lebih besar,” ujarnya, Jum’at (29/10/2021).

“Acara yang bertepatan dengan sumpah pemuda juga memiliki makna bahwa perjuangan pemuda, terutama mahasiswa, sangat penting dalam mengawal demokrasi. Kami harap Bawaslu memberikan ruang besar bagi mahasiswa dalam berpartisipasi pengawasan kepemiluan,” ungkap Zulfa menyampaikan orasinya di hadapan mahasiswa.

Di akhir, Zulfa bersama tamu yang hadir melakukan launching Komunitas Mahasiswa Sahabat Bawaslu yang dilantik langsung oleh Ketua Bawaslu RI.

“Pada akhirnya, untuk mewujudkan cita-cita tersebut kami juga melaunching komunitas Mahasiswa Sahabat Bawaslu sebagai pintu masuk pelibatan mahasiswa lebih jauh dalam peran yang kami cita-citakan tersebut,” tutupnya.

Wakil Rektor III UIN WS, Dr. Arief Budiman, yang datang mewakili rector mengatakan pemilu merupakan pilar demokrasi, hanya sayangnya banyak distorsi dalam penyelenggaraannya, salah satu yang paling marak adalah politik uang dan black campainge.

“Proses ini perlu dilaksanakan secara rasional, bukan transaksional. Maka dari itu butuh keterlibatan semua pihak untuk mengawasinya, terutama mahasiswa agar proses pemilu itu mampu mewujudkan kemaslahatan bagi masyarakat,” ujarnya.

“Komponen mahasiswa, terutama dari unsur aktifis, memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Ini perlu dipoles. Agar mahasiswa memiliki kepedulian sosial yang tinggi,” imbuhnya.

Kemudian Ketua Bawaslu RI, Abhan SH MH, memaklumi apa yang dikatakan Arief Budiman. Dia mengatakan memang demokrasi ini masih diwarnai berbagai pelanggaran, salah satunya modey politic.

“Kalau hanya ditangani secara hukum ya nggak akan selesai, tapi yang perlu kita lakukan adalah membangun masyarakat yang berani menolak money politic. Selain itu ada berita-berita hoax dan lain sebagainya. Mahasiswa punya peran besar dalam mencegah itu semua,” ungkapnya.

Abhan berharap mahasiswa mampu menjadi partisipan aktif yang mampu mengawasi dan memperbaiki distorsi-distorsi pemilu yang kerap terjadi.

“Karena mahasiswa ini adalah kelompok yang menjadi pemilih pemula yang masih memiliki idelisme yang tinggi, semangat yang tinggi, dan belum terkontaminasi politik praktis. Peran mahasiswa ini akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas,” jelasnya.

“Makanya mahasiswa jangan sampai apatis, harus peduli dengan politik,” tandasnya.

Dalam sesi seminar, Anik Sholihatun MPd, komisioner Bawaslu Jateng yang duduk sebagai narasumber menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan ini adalah salah satu dari proses kampanye kepengawasan dalam rangka pemilu akbar 2024 mendatang.

“Ada beberapa ruang yang bisa dimasuki oleh mahasiswa; yang pertama sebagai masyarakat pemilih yang bertanggungjawab. Kami ingin menggugah masyarakat agar menjadi masyarakat penolak politik uang dan mau mengawal secara aktif proses pelaksanaan pemilu dengan menjadi warga binaan Bawaslu,” ucapnya.

Bawaslu Jateng sendiri, kata Anik, mentargetkan menciptakan desa pengawas sebanyak 800 unit sebagai implementasi program pengawasan untuk pemilu akbar 2024 mendatang.

“Selain itu, kami juga mentargetkan desa binaan bawaslu, target kami hingga akhir tahun 2021 ini aka nada sekitar 800 desa binaan tersebut,” tuturnya.

Nur Syamsudin Dosen Ilmu Politik FISIP UIN WS mengatakan partisipasi politik itu harus memberi banyak penyelsaian problem politik dan kehidupan bermasyarakat.

“Pemilu sebagai pengejawantahan demokrasi, itu butuh partisipasi politik. Sebuah negara demokrasi memang harus ada pemilu, tapi negara yang menyelenggarakan pemilu belum tentu bisa disebut negara demokrasi. Contoh era orde baru, ad atujuh kali pemilu tapi yang terpilih itu-itu saja karena ada represi saat pemilu,” tuturnya.

Pemilu, lanjut Nur Syam, sebagai sebuah sarana pergantian kepemimpinan mejadi instrument yang sangat penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Maka partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat menjadi sangat penting. Partisipasi pemilu itu sendiri menjadi sebuah legitimasi kepemimpinan negara.

“Kita sebagai partispan pemilu juga berfungsi sebagai elemen evaluasi. Contoh, jika kita tidak puas dengan kepemimpinan yang sekarang maka kitab isa mengevaluasinya secara langsung,” tutupnya. (Mushonifin)

Berita Lainnya:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini