Demak (Sigi Jateng) – B (57), salah seorang pasien terkonfirmasi positif virus Corona atau COVID-19 asal Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak meninggal usai dijemput paksa oleh keluarga dari Rumah Sakit Islam NU Demak pada Senin (7/6).
“Ya, saya posisi mengawal kejadian itu. Saat itu saya sedang piket, kebetulan saya ditelepon oleh Danramil (Gajah), bahwa ada kejadian pasien rawat inap di RSI NU Demak, dan dia (pasien) dibawa pulang paksa, setelah nyampai di rumah meninggal,” ujar Babinsa Surodadi, Kecamatan Gajah, Koptu Joko Mulyono, seperti dikutip detikcom, Rabu (9/6/2021).
Dari rilis tertulis yang disampaikan Kodim 0716/Demak, B telah menjalani perawatan hampir seminggu hingga akhirnya meminta pulang pada Selasa (7/6) sore sekitar pukul 17.30 WIB. Meski mulanya pihak rumah sakit melarang, akhirnya pasien diperbolehkan pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang ke rumah, pasien meninggal dunia sekitar pukul 18.30 WIB.
Berdasarkan data Puskesmas Gajah, pasien sempat dirawat sekitar satu minggu di RSI NU Demak sejak Selasa (1/6) dengan memiliki gejala batuk, pilek, dan panas. Hasil swab 1 dan 2 pada pasien yang memiliki komorbid tersebut menunjukkan positif COVID-19.
Dalam laporan tersebut, pasien dibawa pulang Senin (7/6) sekitar pukul 18.30 WIB. Joko menambahkan, anak pasien tersebut melaporkan kondisi ayahnya yang sudah meninggal ke bidan kecamatan. Setelah itu pihak rumah sakit dan pasukan khusus pemakaman (Paskuman) untuk dimandikan dan dimakamkan secara protokol COVID-19.
Dirinya mengaku sempat memediasi pihak keluarga yang sempat tidak menginginkan pemakaman secara standar COVID-19. Sejumlah pihak Polsek, Koramil, dan Kades juga mengawal prosesi pemakaman tersebut.
“Setelah itu kita kasih pemahaman dan mereka menerima, dengan mengabulkan beberapa permintaan keluarga. Di antaranya pemandiannya benar-benar sempurna, dari ujung kepala sampai kaki, selain itu juga diizinkan untuk melihat langsung proses pemandiannnya, dan juga saat jenazah dimasukkan ke peti sudah menghadap ke utara,” terang Joko.
“Setelah itu dini hari baru kita lakukan proses pemakaman,” imbuhnya.
Atas kejadian tersebut pihaknya berpesan kepada keluarga agar melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Pihaknya mengatakan tracing akan dilaksanakan sebagai upaya antisipasi penyebaran COVID-19. “Iya, pasti di-tracing untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan COVID-19,” terangnya. (Dye)