Dongkrak Nasabah, BSI Segera Garap Kampus dan Pesantren Jateng – DIY

Regional CEO Bank Syariah Indonesia (BSI) Region Office VIII Semarang Imam Hidayat Sunarto dan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) wilayah 3 Jawa Tengah dan DIY Aman Santosa memberikan keterangan wartawan.

SEMARANG ( sigijateng.id ) – Regional CEO Bank Syariah Indonesia (BSI) Region Office VIII Semarang Imam Hidayat Sunarto menyatakan mergernya tiga bank syariah yakni BSM (Bank Syariah Mandiri), BRI Syariah dan BNI Syariah menjadi Bank Syariah Mandiri (BSI) yang diresmikan Presiden Joko Widodo 1 Februari 2021 akan membuat bank ini semakin kuat. Selama ini, tiga bank syariah ini memiliki konsentrasi pangsa pasar dan jenis layanan yang berbeda dan nanti akan tetap dilanjutkan dengan saling melengkapi. Dengan merger ini, pastinya BSI juga besar karena gabungan dari tiga bank itu.

“Merger ini akan membuat BSI semakin kuat dan kami optimis akan berkembang lebih cepat lagi. Kita sudah belajar dengan bank-bank yang telah melakukan merger sebelumnya,” kata Imam Hidayat, kepada wartawan Kamis (29/4/2021).

Imam Hidayat mengatakan sejak merger 1 Februari 2021 jumlah nasabah terus mengalam penambahan. Saat ini jumlah nasabah BSI di Jawa Tengah dan DIY sebanyak 2,2 juta. Dan dengan semakin baiknya tingkat kepercayaan masyarakat akan kehadiran bank syariah, Imam optimis jumlah nasabah BSI akan meningkat dengan cepat.

“Kami akan mulai menggarap kampus, lembaga pendidikan, pesantren dan UMKM-UMKM. Saat ini beberapa kampus di besara di Jogja dan Semarang mulai menggunkan layanan BSI,” terang Imam.

Disisi lain, Imam meminta semua nasabah eks BRI Syariah dan BNI Syariah untuk bisa mensukseskan program migrasi nomor rekening atau melakukan penyatuan system layanan yang akan dilakukan mulai 3 Mei besok. Penyatuan system layanan ini meliputi migrasi rekening nasabah, kartu ATM hingga mobile dan internet banking.

“Tahapan migrasi dilakukan secara bertahap. Ini untuk mencegah kerumunan dan juga kenyamanan nasabah,” katanya.

Tahap pertama, kata Imam berlangsung mulai tanggal 3 sampai 19 Mei dan tahap kedua mulai tanggal 20 sampai 30 Mei. Nasabah yang harus melakukan migrasi pada tahap pertama sudah mendapat pemberitahuan melalui SMS.

“Nabah BSI (eks BNI Syariah dan BRI Syariah) yang mendapat pemberitahuan melakukan migrasi gelombang pertama bisa datang tanggal 3-19. Yang tidak dapat pemberitahun datang tanggal 20 sampai 30 Mei. Namun jika belum bisa datang secara langsung ke BSI selama bulan Mei, bisa datang pada bulan-bulan berikutnya. Karena meski sudah melakukan migrasi secara daring, namun nantinya nasabah tetap harus harus datang langsung untuk mengganti buku dan ATM,” bebernya sambil memastikan selama pelaksanan migrasi pihaknya akan memberikan pelayanan senyaman mungkin dengan menerapkan protocol kesehatan yang ketat guna mencegah penyebaran virus corona.

Sementara, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) wilayah 3 Jawa Tengah dan DIY Aman Santosa meminta kepada perbankan syariah, bisa memanfaatkan banyaknya pondok pesantren dan jumlah santri dalam upaya pengembangan produk dan bisnisnya. Sebab, perbankan syariah di dalam negeri masih kalah jauh kinerjanya dibanding perbankan umum.

“Saat industri perbankan syariah masih tertinggal, bila dibandingkan dengan perbankan konvensional pada umumnya. Pernyataan itu dikatakannya dalam sesi webinar edukasi keuangan syariah dengan tema “Meraih Hidup Mudah dan Berkah Bersama Syariah,” pada Kamis (29/4/2021).

Padahal, kata Aman, perbankan syariah memiliki pangsa pasar cukup besar di dalam negeri. Termasuk di wilayah Jateng. Sebab, cukup banyak pondok pesantren yang tersebar di 35 kabupaten/kota se-Jateng.

Menurut Aman, perbankan syariah harus mampu menggali potensi pasar tersebut dengan menawarkan produk syariah. Sehingga, santri maupun pengurus pondok pesantren bisa memanfaatkan produk perbankan syariah. (aris)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini