Bak Pasar Apung di Kalimantan, Warga di Pekalongan Gunakan Perahu Jajakan Sayur Mayur Terjang Genangan Banjir

Pasutri Penjual sayur di Kota Pekalongan ini berjualan dengan naik perahu di tengah genangan air banjir, Senin (22/2/2021).

Pekalongan (Sigi Jateng) – Beraktivitas mencari nafkah dengan berjualan sayur-mayur sudah menjadi kegiatan sehari-hari bagi pasangan suami istri (pasutri) warga di Pekalongan ini. Meski dalam kondisi banjir, tak menyurutkan semangat dan tidak menjadi halangan bagi mereka.

Adalah Nuryanto (34) dan istrinya Hidayah (26) yang diketahui merupakan warga Bojongsari, RT 02 RW 06, Panjang Wetan, Pekalongan Utara. Umumnya, pedagang sayur keliling jika berjualan menggunakan sepeda ontel, gerobak maupun sepeda motor roda dua yang sudah dimodifikasi.

Namun, bagi Hidayah yang sudah bertahun-tahun berjualan sayur keliling yang awalnya menggunakan sepeda ontel. Kini terpaksa harus menggunakan sampan/perahu kecil demi bisa berjualan sebab banjir yang melanda wilayah Pekalongan hingga kini belum juga surut.

“Sejak terjadi banjir yang hingga kini belum surut, saya bersama suami tetap berjualan sayur-mayur dengan menggunakan perahu kecil ini. Biasanya keluar masuk perumahan warga yang tergenang air. Keliling dari perumahan satu ke perumahan lainnya,” ujar Hidayah, Senin (22/2/2021).

Diceritakan Hidayah yang telah dikaruniai dua anak ini. Untuk bisa belanja dagangan sayur mayur. Karena menggunakan perahu, dirinya terpaksa berjalan dari rumahnya di Bojongsari, Panjang Baru ke Pasar Sorogenen.

“Jadi setiap pukul 02.00 WIB pagi dini hari saya berjalan dari rumah ke pasar. Satu jam kemudian baru tiba di pasar. Lalu membeli sayuran, sebelum saya keliling menjajakan dagangan ini ke pemukiman-pemukiman warga,” ungkapnya.

Selepas pulang dari pasar, lanjut Hidayah, biasanya suami sudah menunggu di titik genangan air dengan menggunakan perahu.

“Barang dagangan berupa sayur mayur lalu saya naikan di atas perahu, suami yang menarik perahu. Dari kampung ke kampung, keliling. Sampai jam satu siang baru bisa kembali pulang ke rumah,” bebernya sembari melayani warga yang membeli sayur mayur dagangannya.

Bagai pemandangan sebuah pasar apung seperti yang ada di Kalimantan. Penjual sayur melayani pembeli tetap diatas perahu, meski padahal hanya berada diatas permukaan genangan air akibat banjir yang menerjang Pekalongan Kota dan hingga belum juga surut.

Bagi warga yang sudah menjadi pelanggan ini, mengaku salut atas perjuangan dan usaha yang dilakoni Hidayah bersama suaminya tersebut, meski di tengah banjir tetap semangat dalam berjualan.

Khususnya warga yang tidak mengungsi, dan memilih tetap bertahan di rumah walaupun banjir merendam pemukiman. Salah satunya Mulyani (53) warga Perumahan Panjang Indah, RT 06 RW 01, Kelurahan Panjang Baru yang sudah menjadi pelanggan lama dagangan yang dijual Hidayah.

“Kalau tidak ada pedagang sayur, lalu kita mau makan dari mana, sudah jelas akses jalannya saja dipenuhi genangan air tingginya sepaha. Jelas kita tidak bisa keluar kemana-mana. Justru dengan adanya Bu Hidayah kita merasa terbantu,” tukasnya.

Menurutnya, saat banjir tinggi dan adanya penjual sayur mayur yang dengan menggunakan perahu seakan hidup di Kalimantan. “Seperti di pasar apung Kalimantan, penjual sayuran di atas kapal, ada warga yang datang juga dengan menggunakan alat seperti perahu,” imbuhnya. (dye)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini